Tradisi Ranup Kong Haba, Sirih Pertunangan Saat Meminang Gadis Aceh

in life •  7 years ago  (edited)

Salah satu tahapan dalam meminang gadis Aceh adalah membawa ranup kong haba (sirih perunangan). Ranup kong haba ini sebagai pinangan resmi, setelah pada tahap sebelumnya seulangke jak meulakee dan orang tua si pemuda melakukan cah rot. Tentang dua tahap sebelumnya bisa dibaca di sini dan di sini

Dalam upacara ranup kong haba, pihak keluarga si gadis memberitahukan dan sekaligus mengundang orang tua kampung, yaitu keuchik selaku kepala desa, teungku sagoe (kepala dusun) beserta istrinya), serta beberapa tokoh masyarakat dan tetangga jiran.

Saat acara ranup kong haba ini di rumah orang tua si gadis, kedua belah pihak, baik pihak keluarga calon mempelai perempuan (dara baro) maupun pihak keluarga calon pengantin pria (linto baro) bermusyawarah dengan tetua kampung dan sanak saudara, menyatakan keinginan kedua belah pihak untuk melangsungkan pernikahan anak-anak mereka.
ranupseulaseh_Deskgram.jpg
Ranup seulaseh, sirih yang dirangkai berbentuk bunga, bawaan saat acara adat meminang di Aceh sumber

Setelah tahapan ranup kong haba ini, prosesi selanjutnya akan menjadi milik publik. Artinya, baik pesta maupun segala hal yang berkaitan dengan proses pernikahan akan dibantu secara bersama-sama oleh masyarakat.

Tradisi Aceh juga mengatur kapan waktu yang baik bagi keluarga calon mempelai pria untuk membawa ranup kong haba ke rumah keluarga si gadis yang akan dipinang. Biasanya dilakukan dari tanggal 6 hingga tanggal 14 menurut perhitungan bulan dalam tahun hijriah, bukan tahun masehi.

Waktu yang baik untuk membawa ranup kong haba juga ditentukan yakni saat matahari naik, antara waktu dhuha sampai menjelang dhuhur, yakni sekitar pukul 08.00 pagi sampai pukul 12.00 siang. Penentuan waktu ini diyakini sebagai upaya untuk mengambil sempena, memperoleh keberkatan dan kemudahan dalam urusan pinan meminang tersebut.

Pihak keluarga calon pengantin pria datang membawa ranup kong haba bersama tetua desa dan tokoh masyarakat kampungnya. Begitu juga pihak calon pengantin perempuan, mereka akan menunggu ranup kong haba itu bersama kepala desa dan tokoh masyarakat setempat.

Saat membawa ranup kong haba, pihak keluarga calon mempelai pria juga membawakan beberapa buah dalong (dulang) yang berisi buah-buahan, pakaian, alat rias, kembang, telur rebus yang dicelup dengan aneka warna, dan berbagai perlengkapan lainnya.
rangkaian sirih dan dalong(SteemKR).jpeg
Dalong dan ranup seulase, bawaan saat proses meminang gadis Aceh sumber

Saat musyawarah dilaksanakan, dalong itu diserahkan ke pihak keluarga calon mempelai perempuan. Sebagai wujud keinginan meminang, maka pihak keluarga calon mempelai pria akan menyerahkan beberapa mayam perhiasan emas, yang akan dipakai oleh calon mempelai perempuan selama masa pertunangan.

Mengenai perhiasan emas tersebut, diikrarkan perjanjian tertentu. Lazimnya emas itu sebagai jaminan pertunangan atau hibah. Bila pertunangan diputuskan oleh pihak keluarga perempuan, maka secara adat wajib membayar dua kali lipat dari jumlah yang diserahkan itu. Sementara jika pihak keluarga pria yang memutuskan pertunangan, maka emas itu sah menjadi milik si perempuan.

Dalam musyarahak ranup kong haba ini, kedua pihak keluarga juga merundingkan tentang jumlah jeulamee (mas kawin), waktu yang baik untuk gatib (menikah), dan waktu yang baik untuk meupleue (bersanding di pelaminan).

Seminggu setelah cara ranup kong haba tersebut, pihak keluarga calon mempelai perempuan akan melakukan kunjungan balasan ke rumah calon penantin pria. Saat kunjungan balasan ini, mereka juga membawa dalong yang berisi makanan-makanan tradisonal sesuai adat.

Bawaan ini disebut sebagai beunalah kong haba, yakni balasan dari bawaan ranup kong haba. Bawaan pihak keluarga perempuan ini akan dibagi-bagi kepada sanak saudara oleh pihak keluarga mempelai pria.

Ketika pihak keluarga perempuan akan pulan dari kunjungan itu, pihak keluarga pria yang mengembalikan dalong dan mengisinya dengan berbagai pemberian hadiah, mulai dari gula, makanan ringan dan lain sebagainya. Maka, sejak saat itu pertunangan antara si gadis dengan si pemuda sudah dinggap resmi. Tahap selanjutnya adalah mempersiapkan masa pernikahan dan pesta walimah. Ini akan kita tulis pada postingan selanjutnya.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Sayangnya dewasa ini tidak banyak yang melaksanakan adat secara lengkap begitu. Semuanya serba cepat. Tunangan hanya dilaksanakan dalam satu atau dua tahapan ringan.

Efek kebanyakan makan makanan cepat saji, jadi prosesi sakral itu tak berkesan sama sekali. sang meunan brader @lamkote

Jeulah that nyan meunan sang aduen