Sumber
Perjalanan menjadi seorang guru semenjak dulu memang banyak orang menginginkan, karena guru memang sebagai pembuka mata banyak orang bisa membaca, menulis dan sampai menjadi Guru Besar. Guru dengan ketulusan dan keikhlasan mengajar bagi generasi selanjutanya sebagai manusia yang berpendidikan untuk menjadi orang yang baik, berbudi dan punya karakter.
Guru yang di gelar dengan "Pahlawan tanpa tanda Jasa" kenapa, jawabannya adalah karena guru mengajar itu tampa pamrih dengan segala daya dan upaya mengajar anak didiknya, kadangkala dalam keadaan hujan, angin dan badai menyeberangi lautan untuk menempuh sebuah tempat pendidikan. Guru rela dengan ikhlas dan seneng hati dapat membagikan ilmu lengetahuan kepada siswanya , dengan senyum manis dan hati ikhlas mengajarnya, ia bangga anak didiknya hebat dan sukses, ia senang dan puas bila siswanya menjadi orang sukses, ia ikhlas bila didikannya jadi seorang pilot, jadi insinyur dan advokat.
Hari ini, banyak generasi sekarang tidak mengiginkan menjadi seorang guru, mungkin tidak benafit, guru tidak punya finasial yang banyak dan guru tidak punya relasi yang hebat. Tetapi sedikit sekali orang yang punya cita-cita menjadi seorang guru walaupun tanpa sertifikasi dan tunjangan kinerja yang banyak. Menjadi guru sebenarnya adalah bukan hanya ingin sebagai sebuah profesi, Hanya beberapa orang saja yang tetap mengajar tanpa membahas sertifikasi dan tunjangan kinerja.
Dalam realita kehidupan seorang guru juga sebagai manusia biasa punya salah dan lupa bukan seorang yang punya segalanya. Menjadi guru adalah pekerjaan ibadah yang luar biasa karena bisa mengajarkan anak didiknya bisa membuka mata untuk membaca dan menulis serta ilmunya bisa seseorang untuk mengabdikan diri kepada Sang Khaliq.
Sumber
Dalam kehidupan seorang guru dalam segala sikap dan tingkah lakunya menjadj panutan bagi muridnya. Bahkan, tidak hanya oleh muridnya saja, sikap dan prilakunya bisa digugu dan ditiru oleh semua orang dalam lingkungan ia hidup. Sejatinya, setiap guru itu adalah teladan bagi yang lainnya, Meskipun demikian guru adalah keteladanannya sebagai "yang digugu dan ditiru" Namun guru harus tetap menjadi yang terbaik karena pekerjaanya adalah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT bagi kehidupan yang sangat besar . Tidak semua orang bisa menjadi seorang guru, hanya yang Allah SWT titipkan amanah yang bisa menjadi guru dan penghargannya sangat besar. Setiap ucapan, perbuatan, dan pendapat yang guru ucapkan dan sampaikan akan ditiru oleh murid-muridnya. Bijaksanalah dalam memilih semua sikap dan perbuatan dalam kondisi sekarang , guru harus mawas diri dan kehati-hatian dalam segala pengaruh informasi dan tehnologi yang canggih.
Hari ini semua media massa yang mempublikasikan tentang seorang guru, sungguh menyayatkan hati kita kejadian ini terhadap seorang guru SMAN 1 Torjun Sampang Jawa Timur, peristiwa yang terjadi di sekolahnya masalah keributan dan kesalahpahaman antar guru dengan siswa didiknya sampai guru bernama "Ahmad Budi Cahyono" disiksa dan dipukuli oleh siswanya sendiri. Kondisi ini mengejutkan kita semua karena datang tiba-tiba dari keluarga guru Budi bahwa sampai di rumahnya guru Budi tidak sadarkan diri. Lalu guru Budi dibawa ke rumah sakit di Sampang oleh keluarganya. Karena kondisinya semakin kritis, kemudian guru Budi langsung dirujuk ke Surabaya untuk diperiksa lebih instensif, Namun guru Budi tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia di rumah sakit kota Surabaya .
Sumber: Sosok Guru Budi
Seorang guru honor Ahmad Budi Cahyono bukanlah sosok sembarangan. Ia seorang guru yang yang multitalenta, Guru Budi seorang aktivis yang dikenal, ia seorang kader HMI cabang Malang bahkan pernah menjabat sebagai Ketua Umum HMI Komisaris Universitas Malang. Guru Budi sebagai guru honor mengajar di SMA Negeri 1 Torjun Sampang Provinsi Jawa Timur. Dan sekarang guru Buti itu telah tiada Jenazahnya di makamkan di lokasi pemakaman umum Sampang. Guru Budi yang meninggal akibat penganiayaan siswanya, meninggalkan seorang isteri dan cabang bayi masih dalam kandungan yang sedang dikandung oleh istrinya. Namun belum sempat melihat buah hatinya tersebut, sang guru Budi itu sudah meninggalkan istri dan calon anaknya itu untuk selama lamanya. Begitulah kepiluan hati kita dengan kejadian tersebut, dan menjadi cacatan merah bagi dunia pendidikan kita hari ini.
Memang Perpres nomor 87 tahun 2017 telah dikeluarkan oleh Presiden RI tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian pembinaan Pendidikan Karakter bagi anak didik kita, namun masih banyak juga kehidupan yang hitam bagi pendidikan kita, ini dimana kesalahannya.
Pakar Hukum dan HAM juga Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai tragedi meninggalnya guru dianiaya siswa karena runtuhnya moral terhadap dunia pendidikan. Karena itu, Mahfud mendorong penguatan pendidikan akhlak dan budi pekerti. "Orientasi pendidikan kita supaya dikawal betul kearah pendidikan sebagaimana telah tertuang dalam Pasal 31 UUD 1945 bahwa membangun sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara," kata Mahfud MD kepada Wartawan Republika Ahad (4/02/2018).
Menurut Mahfuh MD perlunya penguatan akhlak dan budi pekerti untuk membentengi anak-anak generasi muda. Peran orang tua, tokoh masyarakat, dan pondok pesantren, sangat dibutuhkan dalam membangun mentalitas pendidikan sejak dini. "Banyak anak didik sekarang kurang menghormati kepada orang tua dan guru, ini tantangan bagi kita kedepan, apalagi tergerusnya era globalisasi yang tergelincir dari akar budaya bangsanya, sekarang ini perang proaksi saling merusak mental generasi bangsa," ujarnya Mahfud MD.
Beliu yang pernah menjabat Ketua Makamah Kontitusi , mengaku sangat memilukan hati kita tragedi dengan pembunuhan guru di Sampang yang dilakukan muridnya sendiri. Sebab, selama ini Madura dikenal Daerah yang mempunyai kultur pendidikan Agamis. "Saya dulu waktu sekolah dimarahi guru justru orang tua senang, malah ketika pulang orang tua mengantarkan lagi ke guru suruh memarahin lagi, tetapi sekarang tidak, malah siswa memukuli guru," tutur pria kelahiran Sampang itu masyaallah luar biasa fenomena dismoralitas anak-anak zaman now,.
Sumber: Antara |
Dalam teori dunia pendidikan ada yang di namakan dengan sebuah konsep "Tri Pusat Pendidikan" yang bisa dan mampu menjaga serta membangun pendidikan yang bermoral, beradab dan berkarakter, Tri Pusat pendidikan itu adalah pertama, Lingkungan Rumah Tangga, kedua Lingkungan Sekolah dan ketiga adalah Lingkungan Masyarakat, bila konsep ini dilaksanaka dengan saling komunikasi dan koordinasi , maka masalah pendidikan akan lebih baik dan maju penuh dengan peradaban dan moral serta norma kehidupan ini.
Dari fenomena diatas yang penulis sampaikan, mari kita semua juga termasuk steemians disini saling mendorong para generasi sekarang mereka punya moral, peradaban dan karakter, walaupun kita sebagian bukan seorang guru, dan kita bermohon kepada Allah Yang Maha Pengampun musibah itu tidak terjadi seperti Guru Budi, Nauuzubillah dijauhkan musibah seperti itu, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita, amin.
"Saya seorang harus mendidik anak didik saya yang bermoral, berkarakter serta berakhlaqul karimah"
Sumber
Baca juga: Media online lainnya dari: antara.com, kompas. com, tribun. com. dll.
Meulaboh 05 Februari 2018