Ketika itu ada pesta di kampung ku dimana biasanya pemuda-pemudi yang masih tinggal di kampung mereka rame-rame meranjak ke rumah pesta itu. Disana mereka saling membantu, ada yang berdiri di meja hindangan, ada yang mengambil piring bekas sisa makanan para tamu undangan yang kemudian di bawa ke tempat cuci piring yang disana sudah di tunggu oleh para pemuda dan orang tua.
Menurut aku, tempat yang paling aku senang misalkan pergi ke tempat pesta perkawinam di desa ku tidak lain yaitu tempat cuci piring. Disana banyak kali kelucuan dan candaan sesama. Apalagi service dari pemilik rumah ngak tanggung-tanggung.
Ada rokok, ada kopi bahkan ada kue yang dibawa pengantin ke pengatin saty lagi kemudian disisakan untuk penjaga piring kotor yang siap mereka bersihkan.
Disini terlihat kekompakan pemuda, namun ada juga hal yang sangat membosankan karena saat melakukan cuci piring, kita tidak dapat menikmati sebatang rokok lantaran tangan basah di karena air.