MENARIK membaca Serambi Indonesia tanggal 07 September 2017 tentang disharmonisasi antara eksekutif dan legislative. Akar persoalannya pun tidak tanggung-tanggung, ada sekian ribu lahan yang menjadi taruhannya. Peristiwa ini terjadi disalah-satu Kabupaten yang ada di Propinsi Aceh. Bila dilihat dari segi umur, Kabupaten ini masih tergolong muda. Di tahun 2017 ini usianya baru mau beranjak ke-18 tahun, itu merupakan usia yang masih sangat belia untuk seorang manusia. Biasanya diusia itu seorang mudia belia masih sangat labil. Dia tidak segan-segan untuk memutuskan pacarnya hanya karena persoalan yang sangat spele.
Disisi lain, seusia itu seseorang sudah mulai dibolehkan untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak boleh dilakukan. Katakanlah seperti diperbolehkan membawa kereta sendiri ke sekolah, tidak mesti lagi antar jemput oleh orang tuanya. Begitu juga misalnya dengan penggunaan handphon, pada usia 18 tahun biasanya orang tua sudah mulai mengizinkan anaknya untuk memiliki handphon sendiri. Masih banyak hal-hal lain yang sebelumnya tidak boleh dilakukan, namun seusia itu sudah mulai sedikit ada kelonggaran.
Apakah itu juga berlaku untuk sebuah Kabupaten?, sehingga kondisi itu bisa ditolerir sekalipun ribuan lahan menjadi taruhannya. Seharusnya disharmonisasi yang terjadi antara eksekutif dan legislative tidak boleh terjadi dalam negara yang menganut system trias politka. Ironisnya lagi hal tersebut terjadi sesame lembaga eksekutif, yaitu; Bupati dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup ditambah satu lagi lembaga eksekutif yaitu DPRK. Kalau boleh diiulustrasikan layaknya cinta segi tiga yang sudah mulai tercium aroma-aroma perselingkuhannya.
Kabupaten tersebut lahir dari cikal-bakal Kabupaten Aceh Selatan yang diresmikan pada tanggal 20 April tahun 1999. Bagi teman-teman steemian yang merasa penasaran dengan Kabupaten tersebut boleh dicari nama kabupatennya. Atau bagi teman-teman yang sudah tahu nama kabupaten tersebut boleh langsung postingkan nama pada kolom kementarnya. Setidaknya dengan ada komentar teman-teman dapat menghilangkan rasa penasaran bagi teman-teman steemian lainya. Dan mungkin itu juga merupakan bagian ibadah lho . . .
Oa, masalahnya, sebenarnya tentang masalah pemberian izin sawet seluas 2.576 hektar. Untuk lebih jelas bisa dibaca di link ini
Sawit sangat bahaya bagi lingkungan hidup.. dampak nyata dan terdekat adalah terkurasnya debit air di lingkungan masyarakat..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Lon ikut dan sepakat lage aduen peugah, untuk nama kabupaten kiban teuma Bg ?
Hehehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
This post has received a 15.15 % upvote from @buildawhale thanks to: @munawir91. Send 0.100 or more SBD to @buildawhale with a post link in the memo field to bid on the next vote.
To support our curation initiative, please vote on my owner, @themarkymark, as a Steem Witness
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit