Ini kesaksian Zuhairi Misrawi, intelektual muda NU dan sahabat Jamaah Ahmadiyah Indonesia setelah beberapa kali berkunjung ke para Ahmadi di Mataram Lombok yang sudah belasan tahun ini tinggal di pengungsian tanpa kejelasan nasib dan status akibat aksi-aksi persekusi dan kebencian oleh warga setempat yang menganggap Ahmadiyah menodai Islam.
"Di Mataram, tempat warga Ahmadiyah belasan tahun hidup di pengungsian, saya mendengarkan langsung kedua anak Ahmadiyah membacakan syair yang ditulis oleh Mirza Ghulam Ahmad tentang pentingnya shalawat Nabi.
Begini bunyi syair itu:
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad
Rasulun karimun raufun rohimun sirajun munirun Muhammad
Awwalul 'abidin khatamun nabiyyin rahmatan lil 'alamin Muhammad
Rasulun mubinun rasulun aminun thoo khah Ahmadun Muhammad
Memang, begitu banyak hoax dan fitnah terhadap Ahmadiyah disebarluaskan tidak hanya oleh orang biasa, tetapi oleh mereka yang bergelar doktor sekalipun. Mereka umumnya tidak mengenal dan tidak melihat langsung Ahmadiyah. Mereka terlebih dahulu memvonis sesat tanpa klarifikasi (tabayyun).
Dari sekian kali perjumpaan, penglihatan, pengenalan langsung terhadap Ahmadiyah saya bersaksi mereka sangat cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan, Mirza Ghulam Ahmad menyatakan, "Aku dengan Nabi Muhammad ibarat debu di terompah Nabi". Ia sosok yang sangat cinta dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Ia yakin shalat dan doa adalah senjata ampuh umat Islam. Ia adalah Imam Mahdi atau biasa dikenal al-Masih al-Mau'ud.
Saya selalu merinding melihat dan merasakan kekhusyu'an Ahmadiyah ini melaksanakan ibadah di tengah fitnah yang tidak pernah berhenti, termasuk saat mendengar anak-anak Ahmadiyah melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW."
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://twitter.com/khuddamid/status/990515832684855296
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit