Yok kita ke Sumatra Barat, Padang sebentar, lalu langsung menuju ke Bukittinggi.
Intro dulu ya..
Bukittinggi selain terkenal dengan jam Gadangnya, juga menyimpan banyak tempat bersejarah dan tempat wisata.
Banyak pula tokoh-tokoh politik serta cendikiawan Nasional yang berasal dari kota ini. Sebut saja Bung Hatta, M. Yamin, Buya Hamka, dan masih banyak lagi.
Masih intro..
Bukittinggi juga menjadi salah satu titik perjuangan kemerdekaan di daerah Barat Indonesia. Benteng Fort de Cock, Lobang Jepang, Istana Bung Hatta dan Jam Gadang adalah segelintir dari bukti perjuangan kemerdekaan di kota ini. Selain itu, kota Bukittinggi juga merupakan kota yang relative kuat karena keempat arah mata angin di kota ini dikelilingi oleh benteng alam yang tak mudah untuk dipatahkan.
Intro terakhir ni..
Kota Bukittinggi adalah kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat. Kota ini pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota Perjuangan, dan pada tanggal 19 Desember 1948, kota ini ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara Indonesia. Info lebih lanjut tanya sama dek Google.
Intro selesai...
Disana juga ada pemandangan uang 2000 rupiah, Ngarai Cianok.
Gambarnya ada di sebelah kiri uang ini. Mungkin karena uangnya sudah lusuh jadi kurang terlihat jelas. Jujur, saya sudah keliling kedai kopi untuk mencari uang 2000 ini, tapi tidak ada yang baru. Semuanya sudah lusuh dan compang-camping. Maklumlah uang 2000. Padahal uang baru ini baru dikeluarkan oleh Bank Indonesia beberapa bulan yang lalu, tapi sudah lusuh begini. Kenapa?? Sudahlah jangan kepo.
Ngarai Sianok merupakan sebuah lembah sempit yang dikelilingi oleh bukit-bukit bertebing curam yang dihiasi dengan aliran sungai kecil yang jernih di tengahnya. Kontur lembah Ngarai Sianok terbentuk karena proses turunnya sebagian lempengan bumi, sehingga menimbulkan patahan berwujud jurang yang curam.
Sangkin exotisnya tempat ini menjadi primadona bagi para wisatawan. Airnya yang cukup jernih ini bermuara di Samudera Hindia. Terkadang aliran sungainya sering digunakan untuk beraktivitas olah raga air seperti, arung jeram, kayak, dan kano.
Tapi sayang, saya tidak sempat mendekatinya. Itu karena kami menghabiskan waktu untuk berkeliling di dalam Lubang Jepang. Dari atas Lubang jepang kita bisa melihat Ngarai Sianok dari jarak jauh. Sama persis seperti kita melihat dari uang 2000 rupiah. Fotografer itu mengambil gambarnya dari sini.
Reff :
Jarak dari kota Padang menuju ke Bukittinggi sekitar 3 jam perjalanan menggunakan travel darat. Disepanjang perjalanan kita akan disungguhkan pemandangan Pegunungan yang berlomba-lomba menunjukkan kegagahannya. Seakan memanggil para pecintanya untuk datang dan bercumbu dengannya.
Diujung sana ada gunung Singgalang, di sudut sini ada gunung Merapi, didepan sana ada gunung Talang dan beberapa gunung lainya yang supir travelnya tidak tau.
Selain pemandangan Pegunungan, ada juga pemandangan yang menarik di mata saya. Yaitu Rumah Makan. Sumatra Barat khususnya Padang, memang tidak asing lagi dengan masakannya yang luar biasa. Mereka memang dianugerahi kelebihan pintar masak.
Sepanjang perjalanan kita dapat melihat Rumah-rumah makan Padang yang tidak pernah sepi pengunjungnya. Ada rumah makan Sederhana. Padahal bangunannya mewah banget. Rumah makan Pariaman, Takana Juo, Simpang Raya, Minang Saiyo, Salero, dan banyak lagi nama Khas Rumah Makan Padang. Semuanya memakai bahasa daerah.
Dan lebih anehnya lagi tidak ada yang bertuliskan Rumah Makan Padang yang biasa kita jumpai diluar Kota Padang. Mungkin sudah diwakili dengan alamat yang tertera dipamplet dan terpajang di pinggir jalan ya..
3 jam sudah saya menulis tulisan ini, artinya kita sudah sampai di Bukittinggi.
Kalau naik mobil travel, sebaiknya parkirkan mobil kalian di tempat parkir yang sudah disediakan, sekitar 1km dari jam Gadang. Itupun kalau supirnya gk mau kena tilang sama Polisi. Kalau supirnya mau, ya terserah aja..
Hanya mobil pribadi, bus pariwisata, dan angkutan Kota Bukittinggi yg boleh keliling kota.
Dari tempat parkir berjalan kaki saja mengelilingi Kota. Biar serasa bulek gitu. hehe...
Sekalian bisa merasakan dinginnya kota dan melihat keindahan uni-uni Bukittinggi.
Disini sebenarnya saya bukan mau menulis tentang keindahan Alam Bukittinggi, atau sejarah Bukittinggi, atau juga tentang Ibu Kota Indonesia.
Tapi tentang si Nanda si Pemandu Lubang Jepang.
Kasian dia belum punya akun @steemit. Jadi tidak bisa saya #tag. Padahal lumayankan bisa untuk tambahan uang jajan selain jadi pemandu wisata.
Untuk berkeliling dan menjelajahi Lubang Jepang, sebaiknya kita pakai jasa pemandu. Selain membantu mereka, kita juga terbantu dengan cerita sejarah yang mereka ceritakan. Harga sewa pemandu hanya 70.000 rupiah. Boleh bayar lebih kalau merasa puas dengan pelayanan mereka. Sementara tiket masuk untuk anak-anak 10.000/orang, dewasa 15.000/orang, turis luar 20.000/person.
Ada sekitar 38 orang yang menjadi pemandu wisata di Lubang Jepang ini. Mereka semua berasal dari Kota Padang dan Bukittinggi. Mereka bekerja secara freelance, tidak ada terikat kontrak apalagi BPJS.
Umurnya masih terbilang muda, tapi ilmu yang dikuasinya patut diapresiasi. Semua pertanyaan yang kami sampaikan dijawabnya dengan jelas dan diiringin dengan lelucon. Sempurna!!! kalau dibilang sama Romi Rafael.
Pemandu disini bukan hanya memandu setiap tamu yang datang, tapi lebih dari itu. Mereka juga ikut mengkritiki Pemerintah Daerah apabila mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak masuk akal.
Seperti : Didalam lubang Jepang oleh pemda akan dibuat Cafe-cafe dan WC umum. Menurut si Nanda dan para pemandu lubang jepang itu tidak masuk akal. Karena oksigen didalamnya sangat tipis, sehingga apabila dibuat cafe dan wc umum pasti mengganggu pernapasan para pengunjung. Dan apabila tidak ada pengunjung, pasti penjaga cafe akan dihantui oleh hantu-hantu yang menghuni Lubang Jepang. Begitu kata Si Nanda.
Dan sebaliknya, mereka akan mendukung penuh Pemerintah Daerah kalau kebijakan-kebijakannya itu masuk akal.
Seperti : didalam lubang Jepang akan dimasukkan kembali senjata-senjata peninggalan Letjen Moritake Tanabe Panglima Divisi ke 25 Angkatan Darat Balatentara Jepang. Namun ini dibutuhkan pengamanan, agar tidak ada orang-orang jahil yang mau mengambilnya.
Itu rencana sudah 5 tahun yang lalu, tapi belum juga terealisasi sampai sekarang. Hehe
Jangan sesekali melupakan sejarah, itu kata Bung Karno. Kalau kata saya, jangan lupa menggandeng pemandu agar kau tau sejarahnya, tanpa repot-repot menggoogling.
Akhir cerita, pelajarilah sejarah maka kau akan tau siapa dirimu sebenarnya. Atau buat lah sejarah baru, agar dunia mencari tau siapa dirimu.
Selamat, selamat.
Koreksi wak... freelance bukan freeland
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Maacii.. maklum masi pemula..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @only.home! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You got your First payout
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit