Tahyul, Entah iya Betul..

in membantu •  7 years ago 

Ini cerita bertahun lalu,
Saat itu, pagi sekira pukul 6.30 saya sedang terburu-buru membonceng mamak dalam sebuah perjalanan. Di tengah jalan mendadak motor mati, saya turun dan periksa ternyata bensinnya habis. Masih beruntung lokasi motor berhenti berdekatan dengan kios BBM yang sudah beroperasi pagi sekali.

Setelah mamak turun, motor saya pinggirkan dari bahu jalan. Karena berniat beli bensin, saya pun merogoh kantong. Ya Salaam, gak ada apa-apa. (Pelupa Akut Mode On). Ahirnya, berencana lah saya pasang jurus naga bayang, rayuan maut ngutang sama ibu-ibu penjaga kios.

"Assalamu'alaykum, bu, bolehkah saya minta tolong?"
"Wa'alaykumussalam, Oh, ada apa ya?"
Si ibu menjawab sambil merapihkan barang dagangan.
"Bu, saya dalam perjalan ke Godang dari Panteraya, saya bonceng mamak saya. Tapi bensin saya habis, dan saya gak bawa uang sedikitpun. Boleh saya pakai dulu bensin ibu,satu liter aja, sebentar lagi saya balik lagi ke panteraya, lewat sini dan akan segera saya bayar, kalau ibu ragu, biar saya tinggalkan hp saya sebagai jaminan".
Panjang lebar saya menjelaskan dengan harapan si ibu merasa empati dan mau membantu memberi pinjaman..

Tapi wajah si ibu tampak bingung, kalau boleh saya menebak, dari raut muka ia kelihatan ingin sekali membantu, tapi....

"Maaf gak bisa dek. Ini masih pagi, belum ada orang yang beli satu pun.. Kecuali adik mau nunggu ada yang beli dulu, baru kemungkinan saya bisa kasih?
Uwat? Saya kebingungan gak habis fikir dalam hati, apa hubungannya saya minta tolong sama orang belum beli, what the connection gitu loh.

Saya coba rayu lagi
" maaf bu, tapi saya butuh sekali. Saya bonceng mamak saya, dn mamak saya gak bisa berdiri terlalu lama, tolonglah bu, setengah liter pun jadi, nanti saya janji bayar dua kali lipat.."

"Gak bisa...ini masih pagi, belum bisa ngutang"
"Bu, ini sebenarnya bukan dalam tujuan ngutang bu, saya benar benar minta tolong..."
"Keq mana ya.." si ibu nampak galau menimbang nimbang sesuatu..
"Kayaknya Gak bisa dk..pagi lah masi ini belum ada lagi yang beli"
"Bu, InsyaAllah saya gak bohong bu.. Saya janji byar sebentar lagi.."
"Iya,.. Iyalah dk, tapi masih pagi ini, maaf ya..."

Ya Allah ya Rahmaan yang maha pemurah, ini ibu ibu kenapa bisa pelit begini. Ah bukan, bukan pelit, dari jawabannya saya tau si ibu ini sebenarnya ingin membantu, hanya terkendala "masih pagi' dan " belum ada yang beli" maka dengan terpaksa ia menolak untuk memberi pinjaman bensin.
Ah, saya pun nyerah, setelah ucap salam saya pun berjalan meninggalkan kios dengan tatapan mata laser ala exmen. Gimana enggak. Sebgai manusia biasa, saya kesel mak. Kzl!!

Saya pun segera menelpon ponakan, minta bantuan.
Rupa rupanya, salah seorang tetangga telah lama memperhatikan, saya pun di panggilnya, lalu setelah basa basi sedikit ia pun menyodorkan selembar uang 10 ribu..
"Ini pakai aja dik, sayang mamak tu capek nunggu.. "
"Oh, terimaksih kak, tapi gak papa, ponakan saya sedang jalan kemari... "
"Gak papa lo dek, pakai aja, gk usah di kembalikan... Memang gitu orng jualan.. Kalau pagi gak bisa kita minta ngutang. Nanti rezekinya bisa seret seharian."

"Hah?" saya bengong.
"Anuu aa Tapi kan saya minta tolong loh kak, minta bantuan. Saya uda mau tinggalkan hp juga sebagai jaminan. InsyaAllah dalam 20 menit kedepan saya lewat sini lagi dan akan bayar..kan gak niat ngutang,"

"Ya tapi tetap saja ngutang, dan gak boleh itu. Itu pantang. Bukan takut gak dikembalikan, tapi takut nanti kalau ngasih utang pagi, bisa bisa sepi atau rugi ibu tu seharian ni,"

"Ah, masak iya?"
"Yaah... Gak percaya adik ni...kami pun lah jualan bensin, tapi sekarang sedang kosong barang. Ni pake aja uang ini dek.."

Saya masih melongo. Setelah menolak tawarannya, saya pun pamit dan bergegas pergi.

Singkat cerita, setelah dapat bensin berkat bantuan ponakan, di perjalanan pulang sambil berkendara saya sibuk mereka reka, (karna si ibu pedagang memakai jilbab dan berbicara dengan logat gayo maka saya yakin 100% dia adalah muslim), sebagai seorang muslim, bagaimana mungkin kita menolak membantu orang lain yang sedang membutuhkan bantuan karena takut akan kehilangan rezeki? Bukankah ini amat bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya ISLAM ajarkan?
Darimana sebenarnya doktrin semacam itu datang? Dari mana kah pantangan serupa muncul dan tertanam kuat dalam fikiran dan tindakan orang-orang yang berdagang?

Lalu pertanyaan yang paling mendasar sebenarnya, setelah 'rukuk sujud' lima kali dalam sehari, siapa yang sebenarnya kita yakini sebagai pengatur dan pemberi rizki?
Apa ini menjadi satu tanda bahwa 'ketauhidan' kita perlu dibenahi?

Dalam hati, saya benar-benar sedih. Bukan karena saya gak dapat pinjaman bensin, tapi lebih kepada merasa kasihan, kasihan pada orang orang yang menggantungkan hidupnya pada pantangan yang enggak masuk akal. Pantangan yang membatasi tindakan kita untuk berbuat baik di waktu yang tak di duga-duga hanya karna "katanya" yang dipercaya keniscayaan nya.

Saya yakin tidak semua. Banyak pencari rupiah dengan cara jual beli yang menyerahkan aturan rizkinya pada Allah yang maha kaya. Yang tidak takut rezekinya hilang karna membantu orang dengan memberi pinjaman di pagi hari.

Akhirnya, setelah mamak sampai saya pun bergegas pulang melewati jalan yang sama. Sengaja saya pelankan laju kendaraan saat berada di jalan dimana kios itu berada, saya pastikan si ibu itu melihat saya, lalu kira-kira apa yang terjadi? Ya gak ada, saya lewat aja... Memangnya mau ngapain... Hahah.

Demikianlah sekelumit cerita, untuk menutupnya, saya mau pakai Sabda idola kita tercinta yang 100% kerupawanan wajah dan hatinya jauh levelnya diatas oppa-oppa korea
" Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebtu menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)

;-)

Selamat hari rabu, and have a nice Ibadah 😂

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!