Saya termasuk orang yang suka belajar menulis apapun; puisi cerpen bahkan artikel ilmiah. Alhamdulillah berkat kegigihan itu, saya meraih juara dalam lomba menulis cerpen. Ya meskipun masih di level provinsi.
Meskipun begitu, saya sudah bangga. Paling tidak, usaha dan semangat menulis makin bertambah.
Nah, dalam memulai semua itu, saya akhirnya membuat sebuah blog belajar menulis Cerpen dan Puisi dan ikut forum dan organisasi kepenulisan. Di sana saya mendapatkan banyak teman dan motivasi menulis.
Berikut ini salah satu contoh puisi yang saya buat di akhir tahun.
Puisi sederhana.
Kita berpisah di ujung waktu
Akhir tahun penuh lamunan
Menyepi meratapi langit
Hening terkapar di ujuang mata
Saat langit bertabur warna
Kita berpisah di ujung waktu
Saat Jalanan mulai sepi
Pun kilatan warna telah menepi
Lenyap
Kau berdiri di ujung jalan
Diam memeluk bisu
Memungut serpihan rindu
Bahwa besok kita tak akan bertemu
Mungkin selamanya
Kita berpisah di ujung waktu
Kilau matamu meredup
Hilang asa
Tersisa hati yang lembab
Kukecup keningmu yang terakhir
Kita berpisah di ujung waktu
Dan memulai hal baru
Meski di payung mentari yang sama
Di esok harinya
Kuakui
Keping kenangan telah menguap
Tersebab janji saling melupakan
Kita berpisah di ujuang waktu
Saat hujan jatuh bak anak jarum
Ramai dan membentur aspal
Katamu, ” Selamat Jalan”
Besok kita mulai memilih
Cinta yang baru
Kenangan yang baru
Dan harapan yang baru
Sambil melambai tangan
Pada bayangan yang hilang
Selamat jalan masa lalu
Untuk selamanya
Idrus Gorontalo, 2020
Dalam Dekapan Rindu
Tahun ini
Mega cahaya terlukis di langit
Jendela itu masih dibelai angin
Tanpa tuan muda yang biasa menyelimuti
Tanpa tuan muda yang biasa meneguhkan
Tahun lalu
Tuan muda masih menitip senyum
Sambil melukis cinta di jendela buram
Senyum tuan masih segar
Seperti taman yang rindu rinai hujan