Tahun 1998 Bengkel Musik Batas memiliki histori tersendiri dalam musikalisasi puisi di Aceh, mereka yang terdiri dari anak-anak teater mata mendirikan Bengkel Musik ini tanpa satupun yang memiliki skil music yang mempuni, skil mereka hanya sekedar bermain music, bukan musisi apalagi memiliki pendidikan formal music. Mereka hanya pemain drama panggung yang lugu namun mencuat-cuat jiwa keseniannya.
Mereka adalah Zulfikar Kirbi (gendang drom), Iwan Setiawan (Vocal dan pembaca puisi), Alm.Eddi Syahputra (Vocal), Ruslan (Simble), Muamar Maaruf (Suling, Canang Cerekeh), Zal Supran (Backing Vocal), Alwin Absar (Led Guitar), MY. Bombang /Apa Kaoy (Genderang) dan Rahmad Sanjaya (Guitar, Harmonika dan Vocal). Kini para personil tersebut menjalani hidup di dunianya masing-masing.
Kenangan terindah yang jika di kenang, pertama kali mereka melantunkan Musikalisasi Puisi berjudul Anak Nelayan puisi: Iwan Setiawan dan lagu serta aransmennya dikerjakan Rahmad Sanjaya. Berikut puisinya.
Anak Nelayan
Anak-anak nelayan di bawah mentari
Nyanyikan kehidupan lewat tambang yang tertarik
Anak-anak nelayan terjaring kehidupan
Nyanyikan kehidupan lara duka tetap ceria
Lihat para nelayan bermain dengan hidup
Kini mentari telah turun
Di garis batas cakrawala
Sang perahu telah tiba
Nelayan pulang ke pantai
Oeaeo
Seogok duka lara
Hanyut bersama ombak
Denyut pantai dan pasir
Jadikan tema hidup
Oeaeo
Hai mentari mari berjanji
Kalau esok kita bertemu
Dengan harapan yang pasti
Oeaeo Oeaeo
Puisi: Iwan Setiawan Arr/Lagu: Rahmad Sanjaya
Musikalisasi Puisi yang bergenre Rock Balada yang di ciptakan Bengkel Musik Batas mampu membuat para audiens taman Budaya Aceh di tahun 1998-1999 semakin percaya, skil music para pemain Teater atas Musikalisasi Puisi mampu sejajar dengan para musisi pada umumnya. Mereka menciptakan komposisi yang berasal dari puisi kedalam bentuk nyanyian dan baca puisi yang belum pernah dilakoni oleh kelompok manapun di Banda Aceh.
Bengkel Musik batas terus berevolusi dengan pergantian pemain dengan skil-skil yang semakin baik, belakangan Eroel, Momon Shamka, Totok, Dama masuk dalam Format bertajuk Rajawali, sementara Zal Sufran, Alwin Absar dan Ruslan serta Muamar Maaruf mengambil masa istirahat di grop karena focus di teater dan kuliah.
Aku si penggarap aransmen coba bernostalgia lagi dengan apa yang pernah ku lewati di masih semester 2 kuliah. Latihan music saat tidak ada garapan naskah teater, tidak ada yang bayar, tidak ada sponsor dan tidak ada yang latih. Kami berlatih mulai pukul 20.00- 23.00 setiam malam rabu dan malam sabtu di bedeng Taman Budaya Aceh yang kala itu masih di pimpin Drs. Sujiman A Musa.
Penulis: Rahmad Sanjaya
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by rahmadsanjaya from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit