Setelah dengan bangganya aku menapakkan kaki di pusat kebijakan dunia di buat, New York. Malamnya aku disambut panitia penyelenggara acara dengan makan malam. Menariknya makan malam pertamaku di kota yang seakan tidak pernah tidur ini adalah di Restoran Turki, Aba Istanbul Turkish Restaurant.
Panitia sangat bijak mengajakku makan malam di sini dengan alasan aku seorang muslim sehingga mereka ingin menjamuku dengan makanan halal.
Penuh percaya diri aku memesan kebab setelah membaca sekian banyak nama makanan di buku menu dengan bahasa inggris dan turki. Sambil menunggu pesanan kami disajikan, kami bertiga mulai membahas rencana presentasiku dan agenda lainnya selama dua pekan aku mengikuti CSW61 di UN Headquarter.
UN Headquarter huh! Bangga plus plus tentunya bisa berdiri di gedung yang di depannya tergantung bendera berbagai negara di dunia. Bukan hanya jadi peserta tapi salah satu pembicara, wow, boleh dong sesekali sombong, hehe. Ini nanti ada versi khusus ya 😍😍😍
Turki ya Turki, aku ingin menceritakan tentang Turki di New York dan perjumpaanku dengan Turki paket komplit disini.
Ternyata setelah pesanan kami tersaji diatas meja aku langsung melongo dan tatapanku yang seperti orang bego sedunia mengundang tanya kedua rekanku. “Anything wrong?”, tanya Prabha sambil melihatku dan makanan yang aku pesan bolak-balik. Aku tau dia ingin kesanku pertama kali dan dalam jamuan sambutan ini jadi berkesan.
Aku sangat ingin menjawab no karena akan menyenangkan tuan rumah tapi rasa penasaranku lebih menang. Aku menjelaskan sambil bertanya “I think this is not Kebab ...”. Belum selesai aku menjawab Prabha langsung memanggil pelayan yang sedang lewat di depan meja kami.
Dia meminta penjelasan kenapa pesanan kami salah saat penyajian. Ternyata setelah pramusajinya menjelaskan bahwa ini adalah aslinya kebab bukan yang seperti yang aku makan di Aceh. Akhirnya salah paham selesai dan kami makan dengan lahap. Maafkan aku yang norak dan selalu protes jika tidak ada yang berkenan ya guys 😬😬😬
Ternyata kebab aslinya versi daging seperti di gambar sedangkan versi yang bisa di makan di Aceh seperti gambar berikut itu namanya ...... Jadi tepat kata pepatah malu bertanya jalan-jalan, maksudnya pikirannya yang jalan-jalan sendiri karena bingung, hehe. So guys jangan malu bertanya jika ragu ya.
Kebab versi asli ini luar biasa hingga membuat aku ingin tambah untuk dibawa pulang, hehe. Porsi yang kami pesan lumayan besar untuk aku habiskan sendiri apalagi aku makannya pakai nasi. Norak ya, hehe. Peduli amat, yang penting aku ga tumbang karena besok pagi-pagi harus antri di samping kantor UN untuk ambil ID.
Bagian minumannya juga tak kalah menarik karena disajikan dalam gelas unik ala Turki, bentuk dalamnya porselen berwarna putih dan luarnya perak berukir. Keren abiz sampai aku berniat dalam hati untuk beli. Tapi dimana ya? Secara aku kan ga tahu tempat dan acara pun padat merayap, rugi juga mangkir dari acara konferensi keren dunia begini hanya untuk berburu souvenir.
Baklava, ya namanya baklava, kudapan manis made in Turki yang akan selalu ngangenin lidah. Rasanya yang manis mengingatkanku pada asoe kaya, penganan khas Aceh yang juga manis itu. Namun rasa gurih dari kulit pastry yang berlapis-lapis dan sejenis kacang didalamnya membuat rasa manisnya tidak terlalu neg. Rasa manis tersebut ternyata berasal dari toping air gula ataupun madu. So udah tau kan gimana gurih dan manisnya 😋😋😋
Menurut cerita temanku yang menikah dengan orang Turki, Baklava ini selain disajikan sebagai hidangan penutup juga sebagai sajian pada saat hari raya seperti Idul Fitri. Saking jatuh cintanya sama dessert satu ini langsung saja diburu sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke nanggroe. Kok pulang dari New York oleh-olehnya kudapan Turki? Hehe, emang gue pikirin, yang penting enak guys and tahan beberapa hari karena masih awet walaupun harus terbang 23 jam dari John F. Kenedy airport ke Sultan Iskandar Muda Airport.
Setelah hampir sepekan hanya makan ubi manis plus sayuran dan kawan-kawannya sebagai makanan utama yang terletak di lantai empat dan tujuh UN Headquarter, akhirnya aku dapat juga makan nasi. Namun bukan nasi yang berasal dari beras yang biasanya ada di Aceh dan Indonesia. Nasi ini berasal dari beras Turki yang bentuknya lebih kecil dan panjang bulirnya.
Pilavlar atau nasi dalam bahasa Turki dimasak dengan minyak zaitun dan bawang, hampir mirip rasanya seperti bu minyeuk yang biasanya disajikan saat maulid di Aceh.
Dan pertemuanku dengan budaya Turki selanjutnya adalah dengan menghadiri pesta ulangtahun kerabat suami temanku, Febri yang telah menetap di Broklyn sejak lima tahun lalu sehari sebelum keberangkatanku untuk pulang ke Aceh. Mereka sangat ramah dan terbuka dengan orang asing. Mereka tetap berbicara dengan Bahasa Inggris untuk menghormati tamu meskipun untuk hal-hal tertentu memakai Bahasa Turki. Aku kembali disuguhi penganan Turki seperti nasi dan sejenis kari juga ada berbagai kacang yang disajikan sebagai kudapan bersama kismis. Meskipun aku hadir sebagai tamu dadakan namun sikap mereka sangat akrab, kami berbicara banyak hal tentang budaya, makanan dan berakhir pada pipa rokok yang kemudian menjadi oleh-oleh Cemal, tuan rumah untuk suamiku. Ternyata orang Turki itu suka memberi hadiah.
Semoga suatu hari bisa langsung mendatangi tanah Turki meskipun sudah ada Perkampungan Turki di Kemukiman Lampuuk, tetangga Kemukiman Lamlhom tempat asalku.
Thank you so much for sharing this amazing post with us!
Have you heard about Partiko? It’s a really convenient mobile app for Steem! With Partiko, you can easily see what’s going on in the Steem community, make posts and comments (no beneficiary cut forever!), and always stayed connected with your followers via push notification!
Partiko also rewards you with Partiko Points (3000 Partiko Point bonus when you first use it!), and Partiko Points can be converted into Steem tokens. You can earn Partiko Points easily by making posts and comments using Partiko.
We also noticed that your Steem Power is low. We will be very happy to delegate 15 Steem Power to you once you have made a post using Partiko! With more Steem Power, you can make more posts and comments, and earn more rewards!
If that all sounds interesting, you can:
Thank you so much for reading this message!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you so much, I would love to join it
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Awesome! Look forward to your first Partiko post!
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @reygin! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit