Namanya Dian. Umurnya diatas 40 tahun. Hobinya tidak mainstream. Langka dan mahal.saat boming batu cincin dulu. Dia juga ikut bermain. Masuk dan keluar hutan mencari batu.
Tapi batu yang dicari Dian berbeda. Batu yang terbentuk secara alami menyerupai kursi atau meja.
Satu batu berbentuk kursi ini beratnya bisa mencapai ratusan kilo hingga ton. Tapi bagi Dian, itu bukan soal. Asalkan batu - batu alam yang disukai Dian ini bisa sampai ke rumahnya di Paya Tumpi Satu.
Satu persatu, batu - batu besar tersebut dikumpulkan hingga berjumlah puluhan. Oleh Dian, batu tersebut ditempatkan di halaman depan dan teras rumah kayunya.
Saat saya tanya, berapa ongkos memobilisasi batu tersebut dari dalam hutan kerumahnya yang bisa mencapai puluhan kilometer menggunakan dump truck sebagai alat angkut, bahkan terkadang alat berat untuk naikkan batu . Dian tak pernah mau menyebut angka rupiah. "Adalah", ujarnya tersenyum.
Selain mengoleksi batu besar, Dian juga suka mengoleksi suiseki, bonsai dan kayu grupel.