bukan cerita baru apabila iblis diusir dari surga dan mendapatkan izin untuk menggoda manusia hingga hari akhir kelak. meskipun begitu, godaan demi godaan tetap dia layangkan kepada manusia yang berpotensi menjadi pengikutnya di akhir zaman kelak. hal inilah yang melatarbelakangi terjadinya dialog antara iblis dan seorang pendeta dari busrah bernama buhaira.
dalam karya sastra ini, diceritakan sebuah awal ketika sang pendeta didatangi oleh seorang pemuda yang berasal dari komunitas marcionites. diceritakan kemudian, sang pemuda berargumen mengenai tuhan yang tidak lebih dari sesosok monster yang jahat dan tidak sempurna. ketidaksempurnaannya terlihat dari cara tuhan mengatur dunia ini dan mempersiapkan segala skenario atas dunia yang dihuni manusia. kontan pendapat ini langsung disanggah sang pendeta. meskipun begitu, perdebatan panjang ini harus berakhir dengan hinggapnya keragu2an di diri pendeta akan eksistensi tuhan.
pendek kata, akhirnya sang pendeta mengasingkan diri untuk memperdalam mengenai agama hingga dia menemukan sebuah buku yang memaparkan akan datangnya seorang rasul penutup akhir zaman.
usai menunggu beberapa tahun, akhirnya saat yang dinanti2 telah tiba. dia bertemu dengan muhammad dan dapat dengan jelas melihat tanda2 kenabian di diri sang rasul. dalam novel ini juga diceritakan kemudian bahwa sang pendeta mengeluhkan ihwal keragu2annya mengenai eksistensi keesaan tuhan selama ini. beberapa penggalan kata2 bijak menghiasi jawaban yang diberikan muhammad kepada pendeta buhaira. salah satu diantaranya, “ketahuilah, sesungguhnya keesaan tuhan itu tersembunyi dari menara logikamu. singkirkan keraguanmu. pengetahuan tentang keesaan tuhan sungguh berbahaya. dan yang mencari mudah sekali tersesat.”
tidak sampai di situ. novel ini berlanjut kemudian dengan bertemunya pendeta buhaira dan iblis di sebuah tempat yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian, yang hanya diterangi kerlip dan redupnya bintang. di sebuah mata air dan aliran sungai yang rasanya manis, perdebatan panjang antara seorang pendeta dan iblis pun akhirnya terjadi. dengan pandainya, iblis memuja tuhan yang dengan seketika pula iblis mencemooh tuhan. berbagai argumen2 iblis yang menyesatkan mengenai tuhan, dan sanggahan2 kebenaran sederhana dari sang pendeta, menghiasi setiap halaman novel yang tebalnya 324 halaman. tak hanya itu saja. berbagai cerita seru yang diangkat dari kisah2 nabi dan rasul agama samawi, turut hadir sebagai pelengkap dan penjelas akan permasalahan ketuhanan yang sedang diperdebatkan.
menjelang fajar, akhirnya perdebatan yang panjang tersebut usai. pendeta buhaira kembali ke kota dan bertemu kembali dengan muhammad. lagi2, berbagai penggalan kata2 indah tentang keesaan tuhan, menghiasi halaman2 terakhir novel ini. “tuhan bukanlah untuk dihakimi, tidak pula standar-standar manusiawi dapat diterapkan pada tuhan,” dan “kepada tuhan lah berpulang segala alasan, dan tuhan – dalam segalanya – adalah yang maha adil,” merupakan sebagian penggalan kata2 mutiara indah untuk mengingat dan untuk tidak lagi meragukan eksistensi tuhan.
adalah daud ibn ibrahim al shawni yang merupakan orang di balik novel yang cukup mengagumkan, menginspirasi, dan syarat makna ini. dialihbahasakan dan diterbitkan di indonesia oleh dastan books, novel ini benar2 mampu menempatkan sosok iblis yang egosentrisme. pandangan2 dari 3 agama samawi, dengan sangat cerdasnya dipadukan dalam buku ini. tak hanya itu saja. berbagai pertanyaan2 teologis yang kerap diragukan orang2 dalam beragama, mampu dijawab melalui gaya penuturan yang unik dan khas serta mengalir.
meskipun begitu, membaca buku ini perlu kewaspadaan yang cukup tinggi. pasalnya, bila tak hati2 membacanya, bukannya mengerti akan makna keesaan tuhan, malah bisa terjebab dalam argumentasi2 iblis yang menyesatkan dan terasa benar di logika.
pada edisi cetakan terbaru novel yang memiliki judul asli the madness of god ini, dilengkapi juga dengan penggalan kisah berjudul the men who have the elephant. berlatar kota shan’a dan mekah di awal kelahiran muhammad, kisah ini bercerita mengenai pengepungan pasukan gajah raja abrahah terhadap ka’bah pada bulan rabiul awal.
perdebatan sengit tetap menjadi madu bagi kisah dalam novel ini. dihiasi adu argumen penafsiran beberapa penggalan wahyu tuhan dalam perjanjian lama dan baru, membuat pembaca diajak untuk melihat bagaimana kisah berlatar agama samawi masih menarik untuk diikuti. belum lagi dengan dilengkapinya kisah kesetiaan siraaj, yang merupakan panglima setia sang raja yang belakangan diketahui bernama khidir. meskipun tidak setuju dengan keputusan sang raja, siraaj masih tetap ada di samping sang raja ketika sekarat. padahal, sebelumnya, sang raja menahan sang panglima karena tidak mendukung keputusannya untuk menyerang ka’bah.
kisah kedua dalam novel iblis menggugat tuhan diakhiri di ka’bah. ketika itu, baru beberapa jam berlalu semenjak pasukan abrahah luluh lantah dan aminah melahirkan muhammad yang langsung dibawanya ke ka’bah. novel ini ditutup dengan datangny siraaj yang kemudian terlibat diskusi yang cukup panjang dengan shayba, yang tak lain adalah kakek dari cucu yang baru saja lahir
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://yudhaps.org/2008/12/11/iblis-menggugat-tuhan-sebuah-cerminan-akan-ketakterbatasan-tuhan/
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit