Alkisah, jaman dahulu kala ada seorang panglima dari sebuah kerajaan. Suatu hari, Panglima menghadap Raja dan meminta kepada Raja agar mengizinkannya menikahi seorang anak Raja. Apabila Raja setuju, Panglima akan memberikan sekantung emas milik Panglima tsb.
Dan Raja pun menyetujuinya dengan sebuah syarat, bahwa apapun yang terjadi, Raja tidak boleh meminta kembali anaknya, dan Panglima pun tak boleh meminta kembali emasnya.
Dalam masa bertunangan, suatu ketika Panglima dan pengawal tertidur pulas didalam kamar istana. Hingga tak mengetahui musuh masuk hingga sang Raja hampir mati ditangan musuh.
Kemudian sang Raja memberi perintah kepada bendahara istana untuk memecat Panglima.
Panglima pun marah dan meminta kembali emas yang pernah diberikannya. Rajapun memberikan emas itu.
Tak lama kemudian, Panglima menikahi anak Raja. Malam pertama bersama Panglima, anak Raja muntah-muntah sampai hijau. Ternyata penyebabnya adalah bau busuk Panglima. Bau busuk itu berasal dari siku Panglima yang luka. Awalnya luka itu kecil lama-lama semakin besar dan bernanah.
Akhirnya anak Raja itu pun meminta cerai, dan ia kembali ke istana.
Begitulah kisah awal mula istilah 'puree seungkee' atau 'buruk siku' dalam khasanah bahasa Melayu, yang memiliki makna meminta kembali barang yang sudah diberikan pada orang lain.
Cerita ini terinspirasi dari Datok @zublizainordin #zublizainordin, yang sedang mengajak para steemians baru untuk bergabung di #programsekayuhsteemian di @steemit #steemit dengan cara @steemitway #steemitway
Salam
@nurulsalwa #nurulsalwa