KISAH INSPIRASI "AKU HIDUP DENGAN SATU PARU - PARU"

in partiko •  6 years ago 

Salam bahagia teman-teman steemean. Semoga dalam keadaan sehat dan senantiasa menjadi hamba yang bersyukur. Aamiin.

Seseorang yang sudah saya anggap seperti anak sendiri, diusia mudanya harus melewati perjuangan untuk hidup. Dalam sejarah kedokteran di rumah sakit Pusat DR. Sardjito Yogyakarta, baru pertama di laksanakan operasi ini.

Dialah, mbak Norma. Perempuan bermata sendu ini melakukan operasi besar, operasi angkat paru-paru. Saya merinding dan menangis mendengar bibirnya bercerita. Tentang vonis dokter senior penyakit paru-paru bahwa paru-paru sebelah kiri tidak berfungsi lagi.

Mengapa harus operasi angkat paru-paru?

Bermula dari penyakit TBC yang diderita sewaktu duduk di kelas 2 SMP di tahun 2005. Pengobatan sudah tuntas dan dinyatakan sembuh dari TB. Aktivitaspun normal sampai lulus SMA dan mencari keberutungan di kota Solo dan ke Yogyakarta.

Tahun 2012 ada yang tidak beres dengan batuk yang sering datang dan pergi. Berobat ke dokter umum tidak sembuh-sembuh batuknya. Pengecekan darah di BP4 (Balai paru-paru) dilakukan sampai dua kali dan hasilnya membuat mbak Ma, begitu panggilannya merasa lemas.

Positif terkena TBC lagi.
Air mata berderai mengingat sakitnya bukan sakit main-main. Pembunuh ke2 setelah penyakit jantung di Indonesia. Pengobatan pamungkas, begitu istilahnya. Obat TBC dengan dosis yang tinggi. Diinjeksi setiap hari selama dua bulan, suntikan ini melalui ( maaf. pantat kanan dan kiri ), dan minum obat selama delapan bulan.

Saya cukup bangga dengan ketegaran anak muda ini. Rasa ikhlas menerima sakit membuatnya tetap berkarya meski dengan keterbatasan geraknya. Karena tidak boleh kecapean dan napas ngos-ngosan.

Tiga bulan pengobatan ada pengecekan dahak, Hasilnya virus TB berkurang tetapi masih positif. Penambahan obat beberapa bulan dilakukan dan hasilnya sama. Virus TB aktif. Inilah awal dari rentetan operasi. Dr Yus Rizal, dokter spesial paru dari rumah sakit Dr. Sardjito memberi kejelasan tentang virus TB yang aktif.

Obat yang diminum tidak memberi efek sembuh karena sebagian jaringan paru-paru sebelah kiri sudah rusak. Berarti obat yang diminum tidak sampai pada tujuan karena jaringan atau jalan penghubung yang sudah rusak. Demikian kira-kira gambaran mudahnya.

Dengan hati mantap mbak Ma menyetujui operasi angkat paru-parunya. Karena kemungkinan terburuk bila tidak diangkat akan menyebar ke paru-paru yang kanan. Resiko operasi hanya ada dua berhasil dan tidak. Dokter Yus Rizal dengan bijak memberi arahan tentang operasi. Bahwa maut akan menjeput jika operasi gagal. Sekali lagi mbak Ma memberi bahasa yang menguatkan dirinya.

“Dokter, hidup dan mati sudah ada garisnya sendiri. Jika jatah saya mati di meja operasi ya saya terima, yang penting saya sudah berusaha yang terbaik.”

Sungguh sikap pasrah yang luar biasa.
Dokter memberi semangat akan kemauan sehat mbak Ma. Persiapan operasi dilakukan. Mulai dari cek darah dan dahak berulang-ulang, kantong darah 5 buah, kamar dan biaya.

Sebelum operasi selama tiga minggu di rawat hanya untuk makan dan tidur, agar saat operasi kondisinya maksimal.

Operasi pertama kali ini menuai prestasi untuk tim dokter yang menanggani. Alhamdulillah sukses. Baik dari wakti maupun kondisi pasien. Darah hanya dipakai 1 kantong. Bahkan perkembangan pasian pasca operasi lebih cepat pemulihannya. Ini sangat membahagiakan bagi tim dokter dan mbak Norma beserta keluarga.

Pada saat sadar pernapasan memakai ventilator lewat mulut. Saking sakitnya pasca operasi untuk menggelengkan kepala saja sakitnya masya Allah. Ini adalah masa terberat, bukan hanya menggeleng, badan terasa sakit, perih, panas, nyeri di dada menyerang. Badan menggigil.

Keesokan harinya ventilator dilepas diganti selang kecil dimasukkan lewat hidung. Sepersekian detik mbak Ma tidak bisa bernapas.

Tiga hari di ICU kemudian di pindah ke ruang isolasi, untuk perawatan luka dan terapi setiap pagi. Berupa selang seukuran jari di masukkan ke paru-paru dengan sebuah alat untuk mendeteksi fungsi paru-paru yang masih menempel di dada kiri. Jangan ditanya, sakit sekali untuk bergerak.

Lima hari di ruang isolasi, alat terapi tadi dilepas, lega rasanya. Tahap selanjunya latihan gerakan ringan agar badan tidak lemas. Ada terapi lanjutan untuk merangsang dan melatih otot paru-paru yaitu dengan meniup balon setiap pagi.

Latihan turun dari tempat tidur juga dilakukan. Masya Allah, lagi-lagi rasanya sakit dan seperti tidak bertulang. Keringat mengucur disertai napas yang ngos-ngosan.

Alhamdulillah, Allah memberikan rahmad dan kunia-Nya. Setelah dipindah di bangsal selama satu pekan dan pengecekan dahak hasilnya dinyatakan negatif. Mbak Norma diizinkan pulang.

Berita yang membuat saya takjub adalah ketika mbak Ma menikah dan dikarunia putri, dia bisa merawat dengan baik bahkan masih bisa membuat donat untuk dijual. Melahirkan yang pertama dengan operasi caesar.

Amanah yang kedua atas izin Allah lahir dengan normal. Seorang bayi laki-laki yang sehat. Subhanallah, Mbak Norma mendapat kemurahan dan rezeki dari Allah. Kini dia menjalani hidup normal seperti orang lain.

Perjalanan hidup yang mengharukan dan membuat bulu kuduk bergidig. Ketika keikhlasan menjadi pedoman di dalam setiap langkah maka kenikmatan setelahnya akan diraih. Jikalau tidak seperti yang di harapkan berarti itu yang terbaik dan yakin jika suatu saat Allah akan menggantinya di lain waktu dngan yang lebih baik. Amiin.

Kalasan 3 Oktober
2018

Mbak Norma dengan ke2 buah hatinya

https://s3.us-east-2.amazonaws.com/partiko.io/img/wahyulestari08-kisah-inspirasi-aku-hidup-dengan-satu-paru--paru-axmcsjma-1538538785259.png

Posted using Partiko Android

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Berdesir pas baca kalimat Mbak Norma yang ini: "Dokter, hidup dan mati sudah ada garisnya sendiri. Jika jatah saya mati di meja operasi ya saya terima, yang penting saya sudah berusaha yang terbaik.”

Mengingatkan kembali bahwa bukan sakit, kecelakaan, bencana alam atau hal-hal lainnya yang menyebabkan kematian melainkan karena jatah hidup di alam fana memang sudah selesai dan saatnya berlanjut di kehidupan selanjutnya.

Benar mbak. Kematian tidak pandang bulu. Siapa dan kapan. Terima kasih sudah mampir.😊

Posted using Partiko Android

Ma syaa Allah