PENYAIR DAN PUISINYA [XI] DUA PEREMPUAN PENYAIR BEDA NEGARA YANG SALING MENEDIPKAN MATA INSPIRASI

Salam kreatif dari Madura untuk semua steemian dunia, kali ini penyair dan puisinya sudah sampai edisi kesebelas. Saya hadirkan dua penyair perempuan berbeda negara, agar kehadirannya semakin memberi warna. Agar kehadirannya bisa menginspirasi semua. Kita sejatinya boleh berbeda suku, agama dan negara namun dalam karya kita satu suara, sama-sama ingin mewariskan jalan cinta dan cahaya.

Ana Edith, Perempuan Penyair berkebangsaan Mexico, seorang peremuan energik yang juga menyemarakkan Kongres Penyair Sedunia ke-33 di Ipoh (2013) dengan puisinya berjudul Hopes of Peace.

Ana Edith tak hanya mengjadirkan puisinya tetapi juga terlibat aktif membacakan puisinya serta mengikuti ragam kegiatan yang diberikan panitia.

Saya mengenal sosok Ana Edith dan puisinya dalam buku puisi bersama yang terbit semasa kongres penyair. Buku ini juga memuat puisi suami saya dan kebetulan suami saya juga pernah bertemu dan berkenalan dengannya serta bisa lebih dekat mengamatiaktivitasnya. Perempuan penyair yang low profile namun sangat energik ketika membacakan karyanya.

Amy Liu, perempuan penyair kelahiran Cina namun saat menuliskan puisinya dan dimuat dalam buku puisi bersama penyair lintas negara lebih suka mengenalkan diri sebagai seorang Taiwan, barangkali ini ditempuh sebagai penghormatan lantaran Taiwan merupakan tempatnya menempa diri menjadi pribadi yang lebih berkarakter.

Heavenly Scent In My Memories merupakan puisinya yang apik, yang menegaskan diri bahwa Amy Liu seorang nenek yang periang. Seorang perempuan penyair berpikiran terbuka, yang menganggapbayi sebagai tunas yang kelak dipercaya mendatangkan masa depan.

Madura, 5Mei 2018
Farrohah Ulfa||@farrohahulfa