Phobia, sudah tidak asing lagi ketika kita mendengar kata tersebut. Ya, phobia adalah ketakutan berlebihan kepada sesuatu. Tapi di postingan kali ini saya tidak akan membahan apa itu phobia, namun lebih kepada akibat yang di timbulkan oleh phobia.
Banyak jenis phobia yang orang alami di seluruh dunia, dan itu beragam umumnya orang phobia ketinggian, dan lain sebagainya. Namun yang saya alami cukuplah unik, yang bahkan dulu saya mengira phobia yang saya alami sangat jarang, tapi ternyata setelah saya memberanika diri menulis tentang phobia saya tersebut, akun facebook saya di penuhi pertanyaan-pertanyaan seputar phobia yang saya alami karena sebagian dari yang bertanya mengidap phobia yang sama atau bahkan keluarga terdekat mereka. Phobia Nasi , cukup aneh bukan? ya, banyak orang yang baru mengenal tidak akan percaya dengan cerita tentang Phobia Nasi tersebut dan menganggapnya hanya bualan semata.
Di bulan Ramadan seperti ini banyak sekali undangan untuk buka puasa bersama, mulai dari teman-teman SD dulu, SMP, SMK, Kuliah, Rekan Kerja, Organisasi, yang bahkan nyaris semuanya saya tolak untuk hadir, seperti yang teman-teman baca pada judul 'Phobia Nasi membuat Aku Antisosial' , sebenarnya aku tidak antisosial namun hanya pada kegiatan tertentu aku jadi malas berkumpul, bukan karena phobia nasi namun lebih kepada pertanyaan-pertanyaan aneh yang akan di lontarkan ketika aku sendiri yang makan-makanan yang beda, pertanyaan yang menurut aku banyak yang memojokkan itulah penyebab kenapa aku menjadi Antisosial pada keadaan tertentu, pertanyaan aneh tersebut bahkan lebih dominan di lontarkan oleh teman terdekat yang sudah bertahun-tahun mengenal seperti tidak bosan menanyakan hal yang sama untuk setiap tahun yang berbeda.
Sebelum ini saya sudah pernah menceritakan phobia nasi ini pada blog versi mobile saya yang judulnya "Aku Phobia Nasi" , sehabis menuis postingan tersebutlah saya tahu bahwa saya tidak sendiri, ternyata banyak orang yang mengalami phobia seperti yang saya alami, mulai dari diri mereka sendiri, anak, kakak, adik, dan keluarga terdekat. Postingan tersebut juga mendapat banyak sekali respons berupa komentar dan pesan pada akun facebook saya.
Mungkin di antara pembaca ada yang senasib dengan saya, tidak perlu malu teman, biarkan teman-teman melontarkan pertanyaan anehnya, biasakan telinga untuk mendengar tanpa perlu memikirkan mendalam. sampai semua menjadi biasa saja. Kita bukan Antisosial,namun pada posisi tertentu kita menjadi malas berbaur di karenakan orang lebih dominan makan Nasi yang membuat kita jadi pembeda. Silaturahmi harus tetap di jalankan. Agar tetap bisa berbaur pada bulan puasa ada satu tip dari saya yaitu jadi ketua panitia pelaksana, agar tempat bisa kita sesuaikan dengan makanan kita juga :D hehe . Wassalam