Anak Penjual Rokok di Jakarta, 1947

in photography •  7 years ago  (edited)

Anak Penjual Rokok di Jakarta, 1947. Hugo Wilmar-Spaarnestad..jpg

Foto diatas memperlihatkan anak-anak penjual rokok di pinggiran jalan Jakarta pada tahun 1947. Terlihat pula seorang pria Eropa sedang membeli satu pack rokok merek Camel, sebuah merek rokok legendaris asal Amerika Serikat yang didirikan tahun 1913.

Pada tahun 1947 Belanda melancarkan Agresi Militer I dan melanggar kesepakatan Linggarjati. Karena itu tidak mengherankan masih banyak orang Belanda berkeliaran di Jakarta.

Foto ini diambil oleh Hugo Wilmar, seorang fotografer Belanda yang bekerja untuk Spaarnestad dan bertugas di Indonesia meliput periode perang kemerdekaan Indonesia. Ia menampilkan human interest dalam foto ini. Terlihat bahwa urusan perang dan politik tidak mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat bawah. Seorang anak bangsa Indonesia tetap menjual rokok kepada pria Eropa.

Periode 1945-1950 merupakan masa-masa yang sulit bagi rakyat kecil, perang yang berlangsung membuat barang-barang kebutuhan pokok menjadi langka dan mahal. Ditambah lagi antar kekuatan yang bertikai saling berebut pengaruh dan menerbitkan mata uang masing-masing. Pemerintah Indonesia mengeluarkan ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) dan Belanda mengeluarkan mata uang NICA. Hal ini makin menambah kebingungan dan ketidakpastian di masyarakat.

Kata orang a picture speaks a thousand words. Dan foto ini menarik karena berbicara banyak tentang realitas ekonomi, sosial, dan politik pada masa itu.

Foto: Hugo Wilmar/Spaarnestad

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

gambar ini mungkinkan juga bahwa kita masih pecandu rokok di jaman sulitpun masih bisa berjualan rokok yang artinya pasti ada yang beli rokok ketimbang nasi pada saat itu, mungkin sampai sekarang kali ya. hehehe

Benar sekali. Banyak sekali yang bisa dikatakan selembar foto ya :)

Pingin nulis-nulis sejarah, tapi terkendala bahan.

Sekedar menyalurkan hobi terkait sejarah, saya coba menulis yang singkat-singkat saja setiap hari. Sekaligus mencoba blogging platform bernama Steemit ini. Tapi saya kurang bisa sabar meniti jalan Steemian meaning seperti Bang Risman, saya ambil jalan mining saja lah ya. Haha...

Hahhaha
Setiap kita punya pilihan, tentu saja itu berdasarkan pertimbangan. Tidak mengapa kita berbeda, asal kita bisa bertemu di satu meja, sambil meneguk kopi dan bertukar cerita, termasuk cerita babak-babak sejarah. Barangkali saya yang meaning bs menarik makna, dari apa yang sudah menjadi sejarah.

Ikan-ikan kecil seperti kita ini kan tidak bisa mengubah realita upvote buying di dunia Steemit. Yang terbaik mungkin memang tidak terlibat sama sekali, tapi selemah-lemahnya iman setidaknya membeli upvote hanya untuk konten yang baik. Hahaha...

Senang sekali kalau bisa satu meja, sayang saya agak jauh di Jakarta.

Dunia makin kecil, barangkali lebih kecil dari ukuran meja hahaha. Moga saja bisa bersua, siapa tahu saya dapat ilmu cara menggunakan bahan-bahan sejarah yang ada untuk jadi konten menarik.

Kalau bahan sejarah saya ada banyak sekali, baik foto maupun video. Sebagiannya saya share di Instagram https://www.instagram.com/videosejarah/. Tapi sekarang agak vakum karena lebih asyik di Steemit, ada duitnya. Haha..

Enaknya banyak bahan. Bisa sehari tiga kali post hahahaha

waw sangat bagus bg...
ilmu yang bermanfaat

Hey,@fotosedjarah, great post! I enjoyed your content. Keep up the good work! It's always nice to see good content here on Steemit!
please follow & upvote me

Haha. Buset.

  ·  7 years ago Reveal Comment

Memang kita harus belajar dari sejarah,sebagai pengalaman untuk kedepan nya.

Mantap gan