A Green Leaf of the Leuser | Sehelai Daud Hijau Leuser |

in poetry •  6 years ago  (edited)


Source


That afternoon Leuser smothered the sunburned
wind brings black dust in April
questioned, troubled, mixed with a little hope
attached to the dried leaves
the stairs are as fragile as honesty
at the mouth of election season politicians

For the first time, I saw a fresh green leaf
fell on my eyelashes with a smile at the first night
fall out because the leaves come from a vague past
then brown-green in the lashes
into the sun in the Leuser jungle walkway

Green leaves are not entrenched
out of eyelashes before dark desert
unravel with the past
become the root for the future

The painting hanging on cyberspace
us, them, the aroma of coffee
and a burning past of hope
people enjoy with notes
painting a word in one shoot
either from the heart or the pleasantries

But for us the painting becomes the root
thrives with lush leaves
doused with sweat and tears
then the seeds of love
unfold in the pulse of the body
when climbing to the top

Koetaradja, At An Afternoon in April


Source



Source


Sehelai Daun Hijau Leuser

Sore itu Leuser meranggas dibakar matahari
angin membawa debu hitam di bulan April
penuh tanya, risau, bercampur sedikit harapan
melekat pada daun-daun kering
tangkainya serapuh kejujuran
di mulut politisi musim pemilu

Untuk pertama kali aku melihat sehelai daun hijau segar
jatuh di bulu mataku dengan senyuman malam pertama
rontoklah hati karena daun datang dari masa lalu yang samar
lalu merekah hijau di bulu mata
menjadi matahari dalam jalan setapak rimba Leuser

Daun hijau tak sampai mengakar
lepas dari bulu mata sebelum gelap gurun
bersurai dengan masa lalu
menjadi akar bagi masa depan

Lukisan tergantung di dinding maya
kita, mereka, aroma kopi
dan masa lalu yang terbakar harapan
orang menikmati dengan catatan
melukis kata dalam satu hela
entah dari hati atau basa-basi

Tapi bagi kita lukisan itu menjadi akar
tumbuh subur dengan daun rimbun
disiram keringat dan air mata
lalu benih-benih cinta
terburai di denyut raga
tatkala pendakian sampai pada puncaknya

Koetaradja, Pada Sebuah Sore di bulan April


Green_02.jpg


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Cukop meunarek dan inspiratif

Sama-sama.

Hehehehehe, makasih @mulawarman.

Seperti sedang mengenang masa lalu untuk menggapai masa depan.

Jadikan masa lalu sebagai cermin untuk meraih masa depan yang sesuai harapan @furqanzedel.

Sungguh mengalun nan syahdu. Dasar pemahat kata-kata..haha

Terima kasih @munawar87. Saleum.

Saban-saban geunaseh aduen