Image Source
Perempuan Buruh Petik Harian Di Perkebunan Teh
angin pegunungan rakus menggelut tubuhnya yang dulu langsing
aroma perjalanan wajah separuh luka di bawah caping pandan
jari-jarinya yang tak lagi lentik memetik pucuk teh,
daun demi daun sebagai menjentik biji-biji tasbih biar nanti pulang
bisa menjinjing kantung berisikan sekedar senyum
mungkin tak perlu ada doa diucapkan, karena asam keringat
tubuhnya telah selalu jadi banyak pinta. ia bahkan tak tahu lagi jika
wajahnya masih cantik. tak pernah juga ia temukan matanya
dalam cermin, hanya pada matahari setiap pagi ia sempatkan
melihat bayang tubuhnya.
tapi pagi ini gerimis, tak ada matahari. dia juga lupa membawa
jas hujan, karena yang paling diingatnya adalah menyeduh teh untuk
anak-anak sebelum mereka berangkat sekolah, sebelum bergegas menaiki
truk yang akan membawanya memenuhi panggilan karung-karung yang
harus ditimbang siang nanti.
tangannya yang berbilur tengadah, menampung tetes-tetes air, lalu dikucupnya
dengan sepi. jauh di relung hatinya, ia percaya
jika hidup tak akan begitu menderanya
ia percaya, sangat ingin percaya, walau ia merasa begitu sunyi
Emong Soewandi || @emong.soewandi
Perempuan perkasa...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Perempuan luar biasa.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit