Tubuhmu terbujur di helaian kertas.
Sementara penaku tak henti mengguratkan rindu.
Aksaraku,
sebatas kekanak manja yang gemar bercerita tentang cita, tentang kita,
tentang angan-angan kala kita menua bersama
Pabila jenuh mengeluh,
maka lelah tak kan mengalah.
kugantungkan asa setinggi-tingginya agar rasa tetap perkasa.
Ingatkah kau pada binar mata yang menanti denting senja?
Ia kini telah lelah bersama resah yang tak kunjung reda
setelah cahaya asa kian meredup
bertahan pada tulus janji sucinya.
Kasih....
Abadilah engkau dalam ingatanku,
Seabadi engkau dihatiku,
karena engkau adalah doa dari ayat-ayat puisiku,
yang kupanjatkan setiap waktu.
Meskipun kini kau bukan milikku.....