poetry

in poetry •  7 years ago  (edited)

Causa proksima

Wajahnya kusam tak pernah di sapa
Terselimut debu oleh rintihan residu
Ketika rentetan rindu mengalir dengan derasnya
Di tepis luka yang menyiksa hingga merana
Waktu yang terus berlalu
Menerka di setiap sela hingga tak kunjung reda
Hingga dia bersih, terpampang jelas raut wajahnya
Begitu jelas hingga jiwa ikut memelas
Terkoyak hati dan pikiran hancur tak terelakkan
Benar, aku yang seharusnya di sampingmu
Namun kau lebih memilih dia yang lebih bersahaja
bersanding di fotomu.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Sad ending :(