Gambar kesunyian di jendelasteemCreated with Sketch.

in poetry •  7 years ago 

image

Di hadapan jendela, petang tiba.
Seorang perempuan duduk
Dirancang yang tak lapang
Yang hanya cukup untuk tubuh
Dan kesedihannya.
Dadanya telanjang dan lengang
Dengan mata tertutup dihirupnya cuaca
Yang berangsur-angsur dingin.

Angkasa berwarna merah jingga.
Sebuah pesawat merintas di atasnya.
Perempuan itu melambaikan tangan
Meminta pesawat itu terbang
Lebih rendah. Lebih dekat ke arahnya
Agar ia dapat melihat wajah para penumpang
Dan menemukan kekasih nya di antara mereka
Sebagai cinta yang benar.

Tetapi pesawat itu menjauhinya.

Suasana muram lalu menyentuh kulitnya.
Ia pandangi tiga anjing
Yang duduk murung di depan mesjid.
Mesjid, yang begitu setia memutar
Qasidah di sore hari.
Lagu-lagu yang melontar ngilu
Jauh ke dasar dirinya.
Tidak ada kaum Anshar
Tidak ada kekasih
Tidak ada siapa-siapa
Ia berujar hambar pada Tuhan;

Di bawah sana, orang-orang beranjak
Meninggal kan kali code yang remang.
Di pagi hari mereka merendam pantat
Dan kemaluan sembari mengulang doa.
Mereka menyiram seluruh tubuh,
Meluruhkan nasib buruk yang membeku.

Pasir-pasir dikeruk
Dimasukkan ka karung-karung putih
Lalu diangkut entah ke mana.
Atau ditumpuk seperti mimpi-mimpi
Yang takkan maujud.

Orang-orang itu mencintai ikan.
Mereka memancingnya berjam-jam
Melewati kenyataan dan ilusi.
Dan ia melihat petrus, Andreas,
Santiago, dan hermingway.

Di pucuk petang
Burung-burung kefasihan melintas
Rombongan pemalas yang fasih
Menyembunyikan kesedihan.
Mereka hinggap di besi-besi jembatan,
Di atap-atap yang sekarat menyanggah matahari
Di pohon-pohon yang tak ia sangat namanya.

Burung-burung itu tidak saling mencintai
Sebab mencintai berarti memiliki rumah
Sementara mereka ingin meyelusur
Ke mana-mana

Seketika ia ingin menjelma burung kedasih.
Di hadapan jendela, petang berakhir.
Perempuan itu mendekap dadanya
Yang telanjang

Sekali lagi ditatapnya jendela
Yang telah membentangkan
Gambar-gambar kesunyian.
Ia merasa ada yang mekar di dalam dirinya,

Seperti lampu-lampu yang mulai menyala


Yokyakarta, 2015
Penulis ; shintian febriany

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Postingan kakak @wahyunibukhari selalu bikin saya terpesona 😀

terima kasih pujiannya @nisya

Puisinya keren sekali @wahyunibhkhari

alhamdulillah ia, sesuatu @taqdirul94

This post has received a 0.08 % upvote from @drotto thanks to: @wahyunibukhari.

Bereh..

@moehargalery 😂😂😂