Sampai saat ini, masih ada pemilih di Indonesia yang memilih wakil nya di parlemen atau di eksekutif berdasarkan yang sering memberi bantuan, baik uang maupun bahan pangan, kepada mereka. Hal itu diprediksi masih akan terjadi lagi di pemilihan serentak presiden dan wakil presiden dan DPR RI/DPRD/DPD RI pada tahun 2019 mendatang.
Hal ini di sebabkan kesadaran politik masyarakat kita hanya sebatas kebutuhan akan perut. Masih banyak Masyarakat kita menentukan pilihannya karena calon membagikan sembako maupun uang.
Ada trend di masyarakat kita bahwa program yang di tawarkan calon tidak begitu penting baginya, toh itu hanya janji yang tidak pernah di tepati, lebih baik kita pilih yang ada memberikan uang saja.
Politik uang, seakan tidak bisa dipisahkan pada pesta demokrasi di negeri ini. Demi meraih kekuasaan seorang calon legislatif atau eksekutif sering kali mengunakan cara kotor dengan membayar sebuah suara.
Ini terjadi karena kurangnya pendidikan politik kepada masyarakat. Salah satu fungsi partai politik adalah pendidikan politik, yang sampai hari ini masih belum optimal, ini juga di sebabkan, karena masyarakat hanya di jadikan objek dari politik itu, seharus masyarakat menjadi Subjek dari politik itu sendiri.