Tolong komentarnya. Salah kah saya?
Jokowi adalah president yang cukup menguntungkan bagi programmer di Indo. Mengapa?
- Saya merasa korupsi, kolusi, nepotisme, dan inefficiency merugikan programmer. Masak kita bikin software super canggih tapi orang yang mark up duit rakyat dapat duit lebih banya? Ini melecehkan okupasi programmer, engineer, dan lain lain. Jujur, saya sebetulnya kasihan dengan koruptor koruptor di indo jaman Jokowi Ahok. Tapi ya gimana. Mereka maling. Gw nggak kebagian. Untungnya gw belain mereka apa? Turunnya korupsi dan susahnya korupsi di jaman Jokowi menunjukkan kalau kita akan jadi negara maju. https://www.vice.com/en_id/article/59wp7b/is-indonesia-really-winning-the-war-on-corruption Sebagai programmer saya merasa saya tidak butuh korupsi untuk kaya. Jadi saya suka dengan kebijakan Jokowi Ahok yang bikin mark up biaya project negara jadi susah.
- Jokowi mempermudah perijinan semua UMKM. Pajak turun bisa sampai .5 persent. Artinya anda bisa mereguk omset 4.8 milyar per tahun dan hanya bayar pajak 24 juta. Terakhir saya check, norma untuk penghasilan itu sekitar 50% untuk industri seperti internet marketing. Jadi kalau bisnis online, dianggap 50%nya laba. Itu artinya anda bayar pajak 1% untuk penghasilan 4.8 milyar pertama. Jokowi sendiri tadinya pengusaha kecil. Dia tau rasanya jadi pengusaha kecil seperti majoritas kita.
- BPJS. Banyak asuransi swasta dijual dengan cara menyesatkan di Indonesia. Majoritas uang premi yang anda bayar habis untuk bayar agent dan bukan untuk biaya asuransinya. Pasien asuransi kesehatan swasta punya perverse insentif untuk memahalkan biaya rumah sakit. BPJS Pak Dhe jauh lebih efficient dari asuransi swasta. Saya sudah hitung baik baik.
- Jokowi melegalkan Uber dan Gojek. Saya tidak tahu apa yang akan dilakukan Wowo kalau ada uber dan gojek. Tetapi sebagai programmer yang malas belajar nyetir, ini amat menolong saya kemana mana.
- Jokowi selalu bilang kalau persaingan tidak bisa dihindarkan. Kalau push come to shove dan globalisasi makin nyata, tebak okupasi apa yang paling mampu bersaing? Industri IT. Majoritas agenda politik lain cenderung melindungi peternak, petani, dan lain lain. Itu membuat biaya hidup dan makan jadi bertambah banyak. Tentu tidak menguntungkan programmer.
- Jokowi mengutamakan industry innovative. Industri IT. Industri kita. Programmer.
- Programmer lebih dihargai oleh rezim Pak Dhe di banding Wowo. Satu pionnya Wowo, si Anies konon bilang kalau kita harus menghargai orang lain, terutama ulama. Kok ulama? Kenapa bukan programmer? Negara yang menghargai ulamanya di bomb ama negara yang menghargai engineernya https://www.theguardian.com/world/2017/apr/15/us-mother-of-all-bombs-moab-afghanistan-donald-trump-death-toll . Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai engineernya. Terutama software engineer. Orang bilang programmer bohong boleh. Orang bilang scientist bohong boleh. Kok orang dituduh bilang ulama bohong, padahal nggak, bisa masuk penjara? Memang scientist dan programmer lebih tidak jujur dari ulama, pendeta, biksu, dan anggota DPR? Memang mentang mentang kita pengaruh politiknya lebih kecil lalu kita bohong terus? Memang orang kecil tidak bisa dipercaya? Sebagai rakyat kecil, saya merasa tersinggung okupasi saya tidak di sakralkan. Saya percaya science, kok tidak ada hukum anti penistaan ilmu pengetahuan di indo?
- Majoritas programmer punya daya berpikir analisa yang tinggi. Itu sering kali berbanding terbalik dengan empathy. https://www.sciencedaily.com/releases/2012/10/121030161416.htm Jadi ada baiknya kita menghindari Wowo yang mencoba merangkul golongan agama. Agama juga sering punya konflik kepentingan dengan technology. https://www.technologyreview.com/s/526111/how-the-internet-is-taking-away-americas-religion/ Access ke internet, misalnya, mengurangi iman. Banyak sensor politik di Indo terjadi karena desakan pemimpin pemimpin agama. Jadi ada baiknya kita menghindari capres yang merangkul pemimpin agama.
- Prabowo berterima kasih kepada FPI. https://news.detik.com/berita/3479064/ucapan-terima-kasih-prabowo-kepada-habib-rizieq-dan-ulama . FPI simpati kepada ISIS. https://www.ayonews.com/2016/10/31/habib-rizieq-isis-saudara-fpi-tidak-berbahaya-bagi-indonesia/ . Apakah ISIS bersikap baik kepada programmer di wilayah mereka? Apakah wifi lebih tersedia? Internet marketing jadi gampang? Apakah di wilayah ISIS programmer buat uang lebih banyak dari di Singapore? Simpatisan ISIS tidak menguntungkan programmer. Serius. Kalau FPI mendukung Qatar yang kaya, atau sebangsanya, meskipun, islami, saya tidak anti. ISIS? What the fuck bro? Kita mau negara kita jadi indonistan?
- Saya tidak suka orang rasis. Base supporter prabowo sering rasis dan saya tidak melihat prabowo menegur mereka. Prabowo malah merangkul mereka. Ini contohnya https://arrahmahnews.com/2017/05/13/reuters-agenda-terselubung-bachtiar-nasir-sikat-etnis-cina/ Racisme mungkin menguntungkan mereka yang berbakat pengacara, politikus, atau agama. Racisme tidak akan buat negara kita maju, tetapi hanya akan menguntungkan ras tertentu at the expense dari ras lain. Akhirnya kita bukan bikin uber 2.0 malah ribut ras mana yang harus di diskriminasi. Kan tolol? Memangnya pemilik modal segeblek itu terima saja diperlakukan tidak adil? Pak Dhe betul. Persaingan tidak bisa dihindarkan. Dengan mudahnya mereka tinggal memindahkan uang mereka ke negara lain. Bagaimana nantinya kalau orang paling rajin dan produktive di indonesia pada keluar negeri? Ini tidak menguntungkan kita. Memang saingan kita berkurang. Tapi kita tetap harus bersaing dengan programmer di luar negeri. Racisme merugikan programmer, pengusaha kecil, pengusaha IT. Buat apa saya belajar rajin di sekolah dan kerja keras sesudahnya kalau di indo orang diperlakukan lebih baik karena ras atau agama? Saya tidak suka siapapun yang terlalu membawa bawa issue agama atau ras dalam politik. Ya Pak Dhe jauh lebih sekular dan meritokrasi. Ya sekarang ini saya prefer Pak Dhe.
Apakah Pak Dhe ideal?
Tidak.
Saya merasa dia kurang kapitalis, kurang sekuler, kurang liberal. Tapi yah ini pilihan yang ada.
Akan lebih baik lagi kalau Pak Dhe membuka lebar lebar keran import dan export. Tetapi saya sadar, saya bukan satu satunya warga negara di negara ini. Tentu Pak Dhe juga butuh vote dari petani, yang mungkin masih lebih ingin proteksi.
Saya menulis kalau saya anti korupsi karena saya tidak kebagian. Ini kedengarannya terlalu selfish. Orang normal akan bilang kalau korupsi itu "salah". Saya sendiri tidak terlalu tahu tentang benar dan salah. Pola dari kita semua adalah sesuatu menrugikan kita lalu kita berbuat seolah olah sesuatu itu merugikan semua orang. Saya kira itu agak munafik.
Jokowi dan Ahok adalah pengusaha sebelum mereka menjadi penguasa. Mereka tidak butuh korupsi untuk kaya. Saya pun tidak. Itu mengapa mereka relative lebih bersih dari politikus lain.
Wowo? Okay. Dia tentara. Lalu dia kaya. Kok bisa? Ngapain?