@tinmiswary, @cutlem dan @rismanrachman
Kemarin malam, selepas Magrib, saya menjumpai Bang @rismanrachman di Polem Kupi Lambhuk Banda Aceh. Saya sempat menghabiskan waktu hampir 20 menit hanya untuk mencari posisi kedai ini. Meskipun saya lumayan menguasai peta kota Banda Aceh, sebab sejak kuliah dulu saya memang hobi wet keuno dan wet keudeh (jalan-jalan), tapi saya kesulitan menghafal jumlah kedai kopi yang terus bertambah di kota ini. Setelah bertanya di sana sini, akhirnya saya menemukan Polem Kupi yang memang baru kali ini saya kunjungi.
Sampai di Polem, saya mencoba melacak keberadaan Bang @rismanrachman melalui kacamata minus yang baru empat minggu lalu saya ganti, sebab kacamata lama telah remuk dan hancur berderai setelah saya “gagal mendarat” pasca menabrak seseorang di jalan raya. Hanya dalam hitungan detik, posisi Bang @rismanrachman pun terdeteksi. Beliau sedang larut dalam perbincangan dengan beberapa pemuda dan pemudi yang belum saya kenal.
@tinmiswary dan @rismanrachman
Bang @rismanrachman kemudian memperkenalkan mereka satu persatu. Mereka adalah para steemian senior. Sejenak saya pun mengambil posisi sebagai pendengar yang budiman. Pengetahuan saya tentang steemit belum mencapai angka 20% dan baru bergabung sekitar 40 hari. Dalam kondisi ini, menjadi pendengar adalah pilihan utama guna menyerap pengetahuan dari mereka.
Setelah beberapa steemians yang tadinya berdiskusi dengan Bang @rismanrachman “balik kanan” (pulang), sahabat kami, anggota group Republik Steemians Sosialis, Bung Arief Maulana (@cutlem) pun tiba di Polem Kupi. Sehari-sehari Arief Maulana bekerja sebagai Redaktur Pelaksana di Tabloid Pikiran Merdeka, salah satu media yang cukup banyak menampung tulisan-tulisan saya dalam beberapa tahun terakhir.
Saya dan Arief sama-sama steemians pemula yang masih lumayan awam tentang steemit. Saya sendiri mengenal steemit dari beberapa teman di Bireuen, tempat saya menetap, tapi seperti pernah saya sebut dalam perkenalan diri empat puluh hari lalu, saya mulai memahami dan tertarik kepada steemit setelah saya “didakwahi” oleh Bang @rismanrachman.
Setelah mendaftar dan mendapat persetujuan dari steemit saya pun mulai mengarungi steemit yang seperti samudera luas itu seorang diri. Pada saat usia akun saya sudah mencapai tiga minggu, angka reputasi saya di steemit terlihat masih “membatu” dan tidak bergerak. Angka (25) yang tidak pernah bertambah itu hampir saja “memaksa” saya “bercerai” dengan steemit.
Pada saat itulah saya teringat pesan Bang @rismanrachman di Solong Uleekareng ketika beliau menjelaskan steemit kepada saya, bahwa kita tidak bisa berjalan sendiri di steemit yang lebatnya seperti rimba raya itu. Kita butuh komunitas guna saling bekerjasama, saling berbagi dan saling membantu. Mengingat pesan ini, saya dan beberapa rekan pun mencoba menginisiasi lahirnya sebuah group kecil melalui WhatsApp. Group kecil ini saya namai Republik Steemians Sosialis, tempat berkumpulnya beberapa “steemians proletariat.”
Dalam group kecil itu saya mencoba mengumpulkan beberapa rekan steemians yang masih berstatus pemula dengan reputasi yang sebelumnya tidak bergerak. Dalam group ini kami bisa saling vote satu sama lain. Kami tidak mempersoalkan angka yang muncul ketika tombol vote ditekan, tapi ini hanyalah sebuah siasat agar postingan-postingan kami di steemit tidak meu adee dan meulalat seperti ikan asin di jemuran tanpa ada satu vote pun yang bertandang. Akhirnya dengan menggunakan siasat ini, postingan kami pun terlihat sedikit “garang” dengan hadirnya vote dari teman-teman di group.
Tentu ada kebahagiaan tersendiri ketika mengecek postingan, kami menemukan tulisan “12 vote” atau 10 vote, meskipun angka reward yang keluar hanya $0,001. Dan sejak saat itu, reputasi kami pun terus bergerak perlahan, tentunya dengan tambahan vote dari beberapa senior seperti Bang @rismanrachman dan juga kunjungan (vote) tak terduga dari curator @levycore.
Dalam pertemuan dengan Bang @rismanrachman kemarin malam, beliau kembali menegaskan tentang pentingnya menjalin pertemanan dalam steemit. Bang @rismanrachman sendiri, menurut pengakuannya, lebih melihat steemit sebagai ruang baru untuk menjalin silaturrahim antar sesama, sebab silaturrahim dan saling membantu itu lebih bernilai harganya dari sekedar mengejar reward belaka. Bolehlah kita namai konsep dari Bang @rismanrachman ini sebagai “Ukhuwah Steemiyah.” Artinya, melalui steemit kita bisa saling mengenal, saling berbagi dan saling membantu.
Malam itu, Bang @rismanrachman juga menjelaskan banyak hal tentang steemit yang sebelumnya tidak kami pahami. Saya dan Arief pun mengajukan banyak pertanyaan kepada Bang @rismanrachman yang kemudian dijawab dengan ulasan yang memikat. Dari pertemuan ini saya mencatat satu kesimpulan penting bahwa kita tidak bisa berjalan seorang diri di steemit tanpa saling bekerjasama.
Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali…
Kisah yg menarik dibaca, tetap semangat berada di Planet Steemit dengan membuat Postingan setiap hari. Kesuksesan hanya menunggu waktu. Salam sukses.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima Kasih guree @bahagia-arbi, kamo manteng awam that. teungoh belajar
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
No WA lon pu ka neusampoh?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Panena lon sampoh, 😁. Lon preh info dari gata hana lom na haba😃
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ketika kita masuk ke dalam lautan luas steemit, mari kita tanggalkan baju kita.. berikan karya terus ya bg..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya Pak dokter. Terima kasih atas kunjungannya😁. Masih belajar juga, hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Pilihan kata yang tepat, Ukhuwah Steemiyah ala Bang Risman. Lon hek ku mita judul yang tepat, tapi bak droneuh bang, sep meukeuneng laju judul. 😁
90 menit semalam sama dengan 3 SKS belajar di bangku kuliah. 😂
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Untuk peuget judul kadang peurle perenungan, 😁. Tapi inti tulisan tanyo sama, karab han teupu tuleh le sebab ka awai dron tuleh😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Lanjutkan tuan presiden, kami rakyat selalu bersamamu 😁😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Dalam Republik Steemians Sosialis semua presiden dan semua rakyat, haha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Luarbiasa.Saya sangat salut dengan Kawan-kawan steemit yang terus berkreasi tampa mengenal waktu.Sukses buat steeminial Aceh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih @lovelyworld, kami terus belajar😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kiban cara man bg bah dipeurouh lam keumun nyan?! Bah bagah bacut proses.! Maklum newbie.. Menyoe umpeun lam paloeng ken bagah teuh sit rayeuk bg..hihihihihi
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haha, lon newbi sit, tagrak ku bacut2😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit