kamu, aku, dan dia

in prosa •  7 years ago 

Sejenak, ku berpikir tentang sebuah jalinan apa yang sedang terjalin saat ini.
Dulu kerap sekali, isu tentang kalian membumikan negeri kita.
Mungkin diri ini adalah saksi tentang permulaan jalinan itu.
Entah sampai kapan dan berapa lama, kamu terlalu diam dan membungkus kabar itu dengan sebaik mungkin di hadapanku.
Apakah ini hanya firasatku saja?
Sejak saat ini, diri ini semakin bertanya pada alam.
Mungkinkah kamu ingin membisukan semua tentang cerita jalinan itu?
Mungkinkah ada hal lain yang kamu pikirkan?
Mungkinkah kamu mencoba memahami isu baru tentang diri ini?
Jika memang benar, "TIDAK, itu hanya celotehan orang lain yang tak tahu menahu tentang apapun yang telah diri ini simpan utuh".
Hiraukan isu baru itu, diri ini hanya tak ingin kehilangan kepercayaan saja.
Entah kamu berpikir apapun tentang isu itu, tapi tetaplah kamu bersikap dingin seperti biasanya.
Karena diri ini sedang belajar dari kamu yang selalu dingin dalam menanggapi sesuatu.
Jika kamu seolah hilang dan pergi, ataupun hanya ingin membuat diri ini tak memikirkan berlebihan.
Itu salah !!!
Sebaliknya, diri ini akan terus berpikir hal yang tak harus dipikirkan.
Kembalilah, seperti dulu. Agar rasa yang berlebihan di hati tidak terlihat oleh raga manapun.
Tahukah kamu?
Diri ini memang sedang mencoba menyimpan rapi hal itu, seperti yang pernah kamu ceritakan dulu.
Diri ini tak ingin berlebihan, ini hanyalah lumrahnya sebagai seorang manusia.
Tak menginginkan, tak meminta dan pun tak mengharapkan.
Hanya saja sulit untuk menjalaninya.
Terlalu lama pun takut ada yang tersakiti.
Ketika diri ini tahu, ada aktor lain dibalik isu pertama.
Hingga saat ini pun diri ini tak tahu apa yang sebenarnya hatimu rasakan.
***

Maafkan kakak, Dik !
Kakak tidak ingin menoreh kekecewaan padamu, Dik.
Meski kakak sebenarnya tahu apa yang kamu rasakan, apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu harapkan.
Kakak paham !
Kakak akan memberimu jalan untuk keinginanmu itu.
Toh selama ini kakak juga memberikanmu kesempatan kan ?
Kakak tak ingin saja melihatmu dan membuatmu terluka, Dik.
Hatimu rapuh, hatimu lembut, hatimu butuh cinta dan kasih.
Kakak tak ingin menjadi pedang ataupun membuat goresan di hatimu.
Kakak tahu, Dik.
Jika itu terjadi maka akan lebih dari sakit rasanya.
Kakak juga tak ingin mengotori hubungan kekeluagaan yang terjalin diantara kita saat ini.
Kakak takut, ketika hal ini terjadi maka salah satu antara kita pasti akan hilang.
Kakak juga tak ingin ada kisah seperti itu lagi, Dik.
Mungkin kamu tak tahu, Dik.
Tapi sudahlah, biar kakak saja yang harus mengalah.
Kakak memang sering pergi ataupun berpaling hadapannya, ketika itu adalah kebahagian yang kamu inginkan.
Kakak sedang menempatkan benda ini pada tempat yang sebenarnya.
Kakak memang sedang mencari, untuk sosok yang pantas agar bisa menitipkan barang ini.
Menitipkan bukan hanya sementara, tapi untuk selamanya.

Kakak, Kamu, Adik dan Diri ini !

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations @hidaunayaa! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

Click here to view your Board

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Thanks