Kebanyakan orang berpandangan, bahwa hasil lebih penting dibandingkan proses. Sehingga demi meraih sebuah hasil, tak jarang mengesampingkan sebuah proses.
Kenyataan ini sering kita dapati dilingkungan sekitar kita. Sebagai contoh, misal, seseorang yang ingin mendapat sebuah gelar akademik (tingkatan sarjana), diwajibkan untuk duduk dibangku perguruan tinggi selama lebih kurang empat tahun, atau maksimalnya adalah delapan tahun. Setelah melewati proses itu, baru dibolehkan memakai gelar akademiknya.
Karena waktu empat tahun itu bukan sebentar, dan proses perkuliahanpun begitu rumit, cukup menguraskan otak dan tenaga, maka muncullah manusia-manusia picik yang mengambil jalan pintas. Istilah lain main serong.
Sehingga manusia-manusia picik tersebut menyogok oknum yang ada di perguruan tinggi untuk mengeluarkan selembar kertas (ijazah-red) sebagai pengakuan bahwa si oknum tersebut sudah menjalani proses perkuliahan. Sehingga, sah (menurut dia) untuk menggunakan gelar akademik tersebut.
Bahkan ada kasus lain, yang masih saya ingat sampai sekarang, ketika saya masih berseragam SD, namun dalam konteks berbeda. Saya mendapati seorang kawan dimana orang tuanya menuntut dia untuk mendapat nilai latihan Matematika nya 100.
Si kawan ini, saban hari berusaha untuk mendapatkan nilai 100 saat latihan. Namun sayangnya, nilai 70 lebih sering didapatkan nya dibandingkan nilai 100. Akhirnya, karena tekanan orang tuanya yang bersifat represif, si kawan ini, saya pergoki selalu merobek setiap lembaran latihan yang berisi nilai 70. Maka, yang sisakannya hanyalah lembaran-lembaran buku yang latihannya ada nilai angka 100.
Kedua kasus tersebut menurut saya, sudah menunjukkan bahwa cara pikir manusia-manusia picik dalam meraih gelar akademiknya dengan menyogok oknum di perguruan tinggi dan orang tua si kawan saya, yang menekankan nilai 100 untuk latihan anaknya merupakan gambaran orang-orang yang hanya terpaku pada hasil, tapi menyampingkan proses.
Padahal yang lebih penting bukanlah sebuah hasil, melainkan sebuah proses. Meskipun terkadang, tak terpungkiri ada hasil yang tak sesuai dengan proses yang telah dilakukan.
Karena dalam kenyataannya, sebuah hasil selalu berbanding lurus dengan proses yang dijalankan. Dalam istilah lain, sebuah proses tak pernah mengkhiati hasil. Hanya saja, yang dibutuhkan adalah sabar dan konsisten dalam menjalani sebuah proses.
Untuk itu, sudah saatnya bagi kita, saya dan sahabat-sahabat steemian semua, agar selalu berpegang teguh pada paradigma bahwa proses lebih penting dibandingkan hasil. Nah!
sepi sekali mas. wkwkwkwk. #ramaikanakunsinyak
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Maklum, masih newbi. Disini bukan urusan sepi atau tidaknya bro. Terpenting adalah kontribusi, berbagi ilmu dan pengetahuan.
Nyan meunan nyak😎
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
hahahha. fighting nyak. nyuuaahhh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @emsyawall! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Award for the number of comments
Award for the number of upvotes received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit