Inilah kitab Al-Qur'an yang tiada keraguan padanya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, begitu lah makna yang tertulis pada surah Al-Baqarah ayat 2 saat kita membaca terjemahannya. Ramadhan menjadi bulan istimewa salah satu disebabkan oleh diturunkannya Al-Qur'an pada bulan tersebut sebagai petunjuk dan pembeda antara yang benar dengan yang salah.
Dari dua hal yang tersebut di atas dapat kita lihat betapa besar tujuan dari diturunkannya Al-Qur'an. Al-Qur'an bisa dikatakan sebagai rambu-rambunya kehidupan bagi manusia dalam menjalani kehidupan, terutama bagi yang beragama Islam.
Rambu-rambu kehidupan yang termaktub dalam Al-Qur'an bertujuan terciptanya kedamaian atau rahmat bagi sekalian alam terutama bagi manusia. Di antara banyak pembahasan dalam Al-Qur'an, akhlak menjadi salah satu hal penting yang sangat banyak dibicarakan. Al-Qur'an menjelaskan bagaimana akhlak seorang anak dengan kedua orang tua (birru walidain), istri dengan suami (sakinah, mawaddah wa rahmah) bahkan dengan kerabat atau sosial masyarakat sekalipun yang berbeda keyakinan.
Fungsi Al-Qur'an bagi Anak-anak
Seorang anak wajib berbakti kepada kedua orang tua, hal itu sudah sangat jelas diterangkan di dalam Al-Qur'an, "jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau berkata “ah” pada keduanya dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al Israa: 23).
Di zaman now ini tidak sedikit kasus kriminal yang terjadi antara anak dan orang tua seperti kasus seorang anak membacok ibu dikarenakan enggan memberikan uang atas permintaan anaknya. Jika kita merujuk kepada Al-Qur'an seharusnya hal ini tidak boleh terjadi, karena sudah menjadi aturan di dalamnya. Mengatakan 'ah' saja sangat dilarang di dalam Al-Qur'an, apalagi membentak hingga memukul orang tua.
Seorang anak paham dengan maksud Al-Qur'an tersebut, akan tetapi ketika kasus itu terjadi dapat kita nilai anak yang berlaku demikian melanggar dari aturan yang seharusnya diikuti selaku orang beriman kepada Allah dan firman-Nya. Masalah yang sebenarnya bukan pada pemahaman anak terhadap Al-Qur'an, akan tetapi bagaimana fungsi Firman Allah tersebut benar-benar terserap ke dalam jiwa seorang anak. Hal ini lah yang sering dilewatkan atau diabaikan oleh orang tua ketika mendidik anak-anaknya. Pendidikan hanya sebatas mereka bisa baca, hafal dan paham Al-Qur'an saja, akan tetapi bagaimana aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sering kecolongan untuk diperhatikan.
Peran orang tua dalam hal mengontrol pengamalan anak terhadap Al-Qur'an merupakan tanggung jawab utamanya guna melihat kondisi perkembangan kualitas diri seorang anak dalam sehari-hari. Hal tersebut sangatlah penting dan wajib dilakukan untuk memastikan seorang anak sudah mencukupi syarat sebagai orang yang menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk dalam hidupnya.
Al-Qur'an Bagi Kehidupan Rumah Tangga
Selain fungsinya bagi anak-anak, Al-Qur'an juga menjadi fungsi bagi kehidupan rumah tangga agar terciptanya keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah, “dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (QS: Ar-Rum 21).
Tidak jarang di zaman ini kita menyaksikan melalui media sosial, televisi dan media cetak bagaimana kehidupan rumah tangga yang dikabarkan rusak baik diakibatkan karena perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga maupun lain sebagainya. Hal ini juga bisa kita kategorikan sebagai contoh ketika Al-Qur'an hanya dipahami, akan tetapi tidak diamalkan.
Seharusnya jika seseorang yang telah memahami dan mau mengamalkan isi dari Al-Qur'an tentang bagaimana seharusnya dalam berumah tangga, maka dirinya tidak akan menyakiti satu sama lain bahkan atau berlaku tidak adil terhadap pasangannya. Ketika Al-Qur'an hanya dipahami tapi tidak diamalkan, maka hal seperti ini lah yang terjadi. Ibaratnya rambu-rambu lalu lintas yang jelas semua orang paham bahwa tidak boleh diterobos, akan tetapi karena ketidakpatuhan atau enggan untuk mengamalkannya maka pelanggaran lah yang terjadi.
Oleh karena itu, pentingnya Al-Qur'an tidak hanya untuk dipahami, akan tetapi perlu untuk diamalkan sehingga makna takwa yaitu berusaha melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan larangan nya itu bisa didapatkan oleh setiap orang. Ketika sudah demikian, baru lah sah dikatakan Al-Qur'an itu telah kita terima dengan baik sesuai dengan tujuan diturunkannya tersebut.
Muliadi, S.Ud, Guru Tahfidz MIT Al-Jannah Kota Banda Aceh, Pengurus DPP ISKADA Aceh dan Ketua Umum Yayasan Gebrakan Sahabat Peduli (YGSP). Email: [email protected]
Congratulations @muliadipan! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit