Remaja. Tepatnya pemuda. Baik laki maupun perempuan. Mereka tak lain dan tak bukan menjadi harapan sebuah bangsa. Tombak sebuah peradaban manusia di masa yang akan datang. Mau tak mau, mereka nantilah yang menjadi penentu kemajuan dan pembangunan sebuah negara. Untuk menerawang gambaran masa depan seperti apa untuk negeri ini pun, kita tak perlu jauh-jauh menerka, tapi marilah kita tengok seluk beluk kehidupan dan fenomena remaja-remaja kita.
Namun apa daya. Generasi harapan kita makin menunjukkan cahaya redupnya. Terutama di negeri tercinta ini. Berbagai macam kabar berita silih berganti tiap harinya, mengungkap catatan merah remaja. Berita-berita penyayat hati dan penambah lara ibu pertiwi. Sungguh teramat menyedihkan karena mengebai remaja kita, penerus generasi kita, dan pembawa harapan cemerlang kita.
Lagi-lagi, fenomena menohok terulang kembali. Sebanyak 12 siswi SMP di satu sekolah di Lampung diketahui hamil. Temuan di salah satu daerah di Bumi Ruwa Jurai tersebut, menjadi perhatian serius Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung. Berita semacam ini telah tak lagi asing di negeri ini, dan malah makin menjadi-jadi. Apa daya dan apa kata harus berucap. Ini adalah salah satu fakta yang mampu mematahkan harapan kita kita akan kemajuan dan pembangunan negeri di masa depan.
Remaja. Pemuda. Benarkah kalian adalah penyelamat bangsa?
Remaja. Pemuda. Akankah kalian yang justru harus diselamatkan?
Beribu-ribu pertanyaan menghantui negeri ini. Fakta-fakta yang terkuak di semua layar kaca maupun media-media lainnya berucap hal yang sama; pemuda, akankah kalian bisa diharapkan? Namun, pada satu titik kita akan terfokus pada satu pertanyaan mendasar mengenai akar masalah dari semua catatan merah yang ada. Mengapa?
Mengapa semua ini bisa terjadi?
Sekali-kali jangan salahkan remaja. Jangan hakimi remaja. Meraka hanyalah korban. Korban dari sistem pemerintahan yang tak sesuai dengan fitrah. Sekularisme. Satu-satunya hal yang menjadi akar permasalahan negeri ini bagi orang-orang yang mampu menelaah lebih jauh dan bukan hanya menyalahkan fakta.
Semua catatan merah, tak hanya dari remaja, bahkan semua kabar menohok di negeri ini, bukan semata-mata hanya kebetulan. Bukan hal yang bijak juga apabila dimusnahkan satu-persatu, karena akan hal yang serupa akan terus bermunculan layaknya rerumputan apabila hanya dipangkas tangkainya. Semua catatan merah hanyalah cabang. Ribuan cabang permasalahan dari satu akar yang sama. Satu-satunya akar masalahnya adalah sistem yang mewarnai dan mengikat kehidupan kita di negeri ini.
Sistem sekularisme jelas-jelas membuang jauh aspek hubungan kita dengan pencipta. Menolak keras adanya campur tangan dari Al-Kholiq dalam mengatur manusia. Inilah yang menjadi alasan manusia bertindak sewenang-wenang membuat aturan hidupnya dengan hanya bermodalkan manfaat duniawi semata. Alhasil perselisihan, pertentangan, dan bahkan kehancuran terjadi dimana-mana diantara umat manusia. Hal ini berkaitan pula dengan catatan merah remaja kita. Sistem bermasalah ini telah menutup akal pikiran mereka dan menjejali mereka dengan kesenangan sesat dan sesaat. Sistem sekuler telah membebaskan semua paham-paham pengrusak, menjejali benak dan mencuci otak para remaja. Remaja kita pun semakin hari semakin tenggelam dalam kubangan hedonisme dan bahkan kehilangan nyawa untuk selalu menjadi harapan bangsa.
Remaja, lebih tepatnya negeri ini, membutuhkan solusi yang harus sistemik pula. Sebuah solusi yang mencabut habis akar permasalahan di negeri ini bahkan seluruh dunia. Maka kembali ke jalan Al-Kholiq adalah satu-satunya solusi. Semua kabar miris di negeri ini patutlah mengembalikan perhatian kita, meluruskan langkah kita menuju jalan yang lurus. Islam. Sebuah solusi sistemik yang telah terjamin, memberdayakan dan memajukan peradaban manusia, tak hanya dalam dunia remaja. Berbagai bukti tergambar jelas dam kertas sejarah, bahwa islam adalah penyelamat dan pelindung kita. Hanya saja, kertas sejarah sering dirobek dan sengaja ditulis ulang untuk menguntungkan para penjajah menjajakan dagangan busuknya yaitu sekularisme.
Kembali pada islam. Mengkaji islam. Menerapkan islam dalam tiap segi kehidupan. Itulah jawaban dari seluruh pertanyaan yang ada. Islam bukan hanya solusi jangka panjang, namun juga solusi jangka pendek kita, untuk menyelamatkan remaja serta mengembalikan jati diri mereka menjadi penyelamat harapan bangsa.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Congratulations @sultanmuda! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit