Sipnopsis :
Orang bilang perkataan adalah doa, hal itu yang terjadi pada Inggita Almira Arundati. Karena tidak menjaga perkataannya yang suka ceplas ceplos, Inggit harus mengalami kehidupan barunya bersama Sadewa Bentara Arya, dosen kaku nan galak di kampusnya yang sudah dinobatkan dengan simbol kanebo kering dan sudah ia sumpahi hidupnya akan selalu susah.
Menjalani kehidupan perjodohan bersama dosen tergalak di belakang sahabat-sahabatnya memiliki banyak rintangan.
Mampukah Inggit dan Arya menutupi perjodohan mereka?
Bagaimana dengan Karatama Reinha, kekasih Inggit?
----+++-----
Oke...karena ini post pertamaku review buku mungkin agak mengecewakan. Kenapa?
Buku ini aku beli karena di salah satu grup pencinta novel, merekomendasikan buku terbitan RDM Publisher ini, hanya saja aku dengan jujur berkata, aku tidak sanggup baca.
Mungkin karena aku memang pemilih dalam bentuk segi bacaan, karena jika penjabaran satu kisah kurang bisa memuaskan otakku, biasanya aku langsung nyerah.
Dan untuk buku ini, sangat disayangkan menggunakan kata gaul "Gue", "Lo" hampir disemua kalimat.
Mungkin dikarenakan terbiasa membaca buku terjemahan, kata "aku", "kamu", "saya","kau" lebih terkesan diterima oleh otakku. Karena itu ketika memulai membaca ini butuh usaha keras untuk membaca 1 part penuh. Dan aku menyerah.
Meskipun begitu, aku suka karakter Arya, yg romantis tapi dengan caranya. Walau tak sukses membuatku selesai melahap buku ini, tapi sukses membuat buku ini nangkring di rak buku kamarku.
Kira-kira buku apa lagi yang akan menjadi buruanku minggu depan.
Karena mimpi kecilku adalah memiliki perpustakaan sendiri, dengan cara mencicil buku dari sekarang.