Ada Apa Dengan Sang Pembuka Jalan?

in sangpembukajalan •  7 years ago 

Lagi-lagi kehebohan terjadi gara-gara sebuah tag. Hebohnya merambat ke sebuah grup Whatsapp, lalu merambat lagi ke grup Whatsapp yang lain. Saya yang sedang rariweuh alias teungoh gabuk aka ribet karena kedatangan tim audit di kantor, tak sempat membaca postingan yang menjadi asal muasal kehebohan. Setelah tim audit berangkat ke lapangan, barulah saya dapat menuntaskan rasa yang dulu pernah ada penasaran saya.

Ternyata penyebab kehebohan berasal dari sebuah tulisan seorang tokoh terkenal di Komunitas Steemit Indonesia, Pak @rismanrachman yang berjudul Mengungkap Jejak @levycore di Steemit, Terima Kasih Kepada Steemian Pembuka Jalan.

Banyak sekali hal menarik yang saya temui dari tulisan tersebut. Mulai dari isi tulisan, komentar yang ditulis para pembaca, dan efek yang terjadi akibat penulisan tersebut. Berikut adalah beberapa hal yang menarik perhatian sekaligus beberapa kritik dan saran saya pada tulisan yang sedang heboh itu.

Check 'em out!

Mengungkap Jejak @levycore di Steemit, Terima Kasih Kepada Steemian Pembuka Jalan.

Sebuah judul yang cukup panjang untuk sebuah judul tulisan blog. Judul di atas terdiri dari 11 kata dan 81 karakter. Seorang teman yang bekerja sebagai content writer pernah mengajarkan saya aturan sebuah judul tulisan blog itu tidak boleh lebih dari 60 karakter. Selain supaya tak kepanjangan, pembaca juga tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memahami sebuah judul.

Memahami sebuah judul.

Pemberian judul untuk sebuah tulisan memang sangat berpengaruh pada mood calon pembaca. Saya biasanya memutuskan untuk membaca isi tulisan jika judulnya singkat, padat, jelas, serta dapat memancing rasa penasaran. Tidak bertele-tele apalagi balete-lete. Pada judul tadi, sangat mungkin sekali bagi pembaca untuk salah paham pada makna yang terkandung dan pada beberapa tipe pembaca mungkin saja memutuskan untuk segera berkomentar tanpa membaca isi tulisan terlebih dulu.

Mari sejenak saya jelaskan sedikit tentang tipe-tipe pembaca.

Di dunia ini ada beberapa tipe pembaca, di antaranya adalah pembaca sejati, fast reader, pembaca yang baca judul saja lalu komen, dan silent reader.
Pembaca sejati adalah orang yang membaca benar-benar dari judul hingga isi tulisan sampai habis. Fast Reader adalah pembaca yang membaca dengan kecepatan kilat (biasanya hanya membaca paragraf pertama dan terakhir. Itu pun hanya beberapa kalimat). Lalu yang terakhir: Silent Reader. Ini orangnya cuma membaca saja, tapi tidak bereaksi apa-apa.

Tipe-tipe pembaca di atas memiliki pemahaman yang berbeda jika membaca sebuah tulisan yang sama. Karena tidak semuanya membaca isi tulisan dengan lengkap apalagi memahami maksud dari isi tulisan.

Judul tulisan Pak Risman tadi jika dinilai sesuai kaidah penulisan blog adalah terlalu panjang. Saya memikirkan jika judul tersebut diperpendek menjadi Mengungkap Jejak Sang Pembuka Jalan di Steemit mungkin akan membuat pembaca semua tipe akan memahami judul tersebut seperti saya memahaminya. Selain lebih pendek, judul pilihan saya ini bisa saja memancing rasa penasaran orang lain untuk membaca isi tulisan.

Menuliskan hal positif tentang seseorang adalah salah satu bentuk pujian dan penghormatan yang besar. Jadi ucapan pada kalimat kedua dalam judul "..., Terima Kasih Kepada Steemian Pembuka Jalan" menurut saya mubazir.

Isi Tulisan

My oh my!
Isi tulisan dari judul Mengungkap Jejak @levycore di Steemit, Terima Kasih Kepada Steemian Pembuka Jalan ini hanya mendapat porsi di pembuka dan akhir tulisan. Porsi paling besar justru berisikan cerita perjalanan penulis mulai dari menemukan "hidayah" dalam Steemit hingga menjalankan "amal ibadah" setelah masuk Steemit. Saya heran kenapa judulnya begitu tapi isinya begini?! Hahaha...

Baiklah. Saya pikir ulang lagi. Sebaiknya judul tulisan itu adalah 190 Hari Bersama Steemit. Atau Pembuka Jalan Saya Pada Steemit. Atau... emm...apa ya. Ah, tak tahu lagi lah saya.

Saya bingung membuatkan judul karena isi tulisan itu tidak fokus pada satu topik. Awalnya mengungkap jejak seorang kurator, lalu perjalanan mengenal dan menggunakan Steemit, lalu disambungkan ke perekonomian yang dicampur dengan seiris masalah politik, kemudian pada Penutup (kayak makalah ya ada penutupnya) ada ucapan terima kasih lagi.


"Hayati leulah membaca ucapan terima kasih kepada bla bla bla ini, Zainuddin!"

Setelah membaca isi tulisannya, saya kemudian scroll down lagi untuk membaca komentar-komentar heboh itu. Satu per satu saya baca, balasan-balasannya juga.

Rata-rata semua komentar bernada sama: meminta penulis untuk mengoreksi fakta dalam tulisan yang berbeda dengan versi kebanyakan para komentator. Karena saya tak paham sejarah berdirinya kedua komunitas besar ini, maka saya tak bisa beropini apa-apa. Namun, jika memang fakta di dalam tulisan itu keliru, tentu si pemilik tulisan harus mengklarifikasi.

Jika memang sudah benar seperti yang tertulis, ya sudah. Just let it go.

Tapi lagi-lagi tapi. Keterpanaan saya pada komentar-komentar pada tulisan itu adalah pada bagaimana Steemian mengungkapkan perasaan dengan kata-kata yang menurut saya kurang sopan disampikan di postingan yang dapat dibaca oleh umum begini. Apalagi kepada seseorang yang lebih tua darinya. Terlepas dari benar atau tidak dan siapa yang salah dan benar, masih ada kata-kata yang lebih baik dan sopan dipakai untuk mengingatkan seseorang. Saya tadinya yakin semua pengguna Steemit cukup terpelajar dan mampu mengolah kata-kata dengan baik.

Tapi timbul pula sebuah pemikiran: tak ada asap kalau tak ada api. Pasti segala komentar sambalado ini tak keluar begitu saja.

Entah apa yang terjadi pada masa lalu para senior Steemit ini sehingga timbul kontroversi pada tag Aceh dan Indonesia. Perkara ini membuat saya penasaran pada sejarah yang sebenarnya. Saya berharap para Sang Pembuka Jalan Steemit dari kedua belah pihak bisa menuliskan klarifikasi secara rinci apa yang sebenarnya telah terjadi. Sehingga kami mendapatkan fakta dari kedua sisi. Dan supaya kami yang udeung sabee ini tak cekang mati penasaran.

Kami berhak tahu, wahai Sang Pembuka Jalan. :D

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Saya hanya nyimak saja.

Silakan, Bang. (Gelar tikar dan suguhkan kopi) :D

Bagus tulisannya. Santai tapi ngena.
Hidup blogger, yang penting tetap nulis.

Hidup bloggeeeeeerrrrr....

Aku takut qe kena flag cit haha

jangan kasih takot aku lah baaang... aku mau tekan tombol Post aja butuh waktu 2 jam mikirin efek dari tulisan ini ke depan. Hahahahaha

Diflaq oleh kedua kubu hahah

Ka habeh lah saya diflag semua rakyat steemit.

Hahahhaha
Memang kalo seorang blogger sejati nulis, pasti bisa bikin suasana jadi lebih santai dan nyaman.
Bahasanya sederhana, asyik dan tidak berlete-lete :D

Mantap bang @citrarahman 👍👍

#udahkuvotewoooyyy 😂

Haha... Makasih pujiannya, Bang. :D

Judulnya sangat bagus sehingga saya penasaran dengan isinya. Berarti anda sudah sukses😄. Salam kenal. Jangan lupa kunjungi juga postingan saya yang sangat minim upvote maklum pendatang baru.

Hahaha... thank you. I take it as a compliment.

wkkwkwkwkw. . .
epic. . 😂😂😂

Saya pribadi kurang respek dengan artikel "kontroversi" tersebut. Karena pembuka jalan bukan hanya nama-nama yang tertera di sana.

Ada banyak nama yang harus disebut, kecuali jika ingin menulis tentang satu orang saja. Saya juga sangat terkesan dengan Mas @happyphoenix. Kalo saya ga salah, beliaulah Steemian pertama yang saya tau menulis postingan dalam bahasa Indonesia. Mohon maaf kalo ingatan saya salah. Tapi beliau juga layak menjadi pembuka jalan. Hehe.

Baiklah, Bang. Karena bukan saksi mata dari kisah sebenarnya, saya mau move on dan terus berkarya saja. saja. Lebih berfaedah. Haha

Sepakat! Bagi saya pribadi, tak ada istilah senior-junior. Sama aja. Kita sama-sama di sini. Satu komunitas, komunitas Steemit. Mengenai komunitas-komunitas yang dibentuk, itu hak masing-masing. Tapi jangan saling menjelekkan.

Aku pokoknya sesuai hastag qe aja.. voooooteeeee

Jangan lupa bayar royalti pakek tag itu ya. 0.1 SBD.

Muahal cyiiiiinnn

Hahahaa, unsur tersirat dan tersurat dari sebuah tulisan itu yang kadang orang susah memahaminya..kita santai aja.

Tersirat, tersurat, termaktub, atau apalah terserah. Yang penting vote! Hahahahaha...

Aneh bagi saya, jikalau sebuah tag dijadikan permasalahan yang besar.
Aceh dan indonesia
mungkin dikarenakan saya pendatang baru di steemit, makanya kurang tahu menahu soal ini.
akan tetapi kalau dipikirkan secara logika, hak untuk memasang tag itu kan terserah orang yang punya postingan, dan kerelevananya dengan artikel tersebut. kalo artikelnya tentang indonesia ya tag indonesia kalau ada menyangkut aceh ya tag aceh, kan memang itu fungsinya tag
lagian indonesia dan aceh itu kan satu, kalaupun kedua tag tersebut ditempatkan dalam postingan yang sama, menurut saya tidak akan menjadi sebuah masalah, bakal lebih bagus malah...
Ditambah lagi STEEMIT ini bukan milik PERORANGAN atau yang hanya memiliki NAMA BESAR, tapi STEEMIT ini milik kita bersama...

BTW mantap untuk postingan abang yang satu ini, walaupun masih udeung sabe tapi berani bersuara hehehehe :D

Hahaha... Saya yang udeung sabee sudah berani berkomentar ya siap-siap saja di-flag. Hahahaha... :D

Luwarr byasaa...
Aku ga mau terlibat intrik di steemit. Biasa aja main layaknya FB or IG, ga mau menspesialkannya mentang2 terkait dokat.
Kalau kita urut2 kan terimakasih ga abis2.
Buat postingan positif, syukur bisa bdampak positif :)

ikut om. . jangan tinggalin daku. . .😂😂😂😂

Mau ikut ke sebelah mana, Bang?

ha..ha..

Oye..oye...setuju, yang penting bikin postingan Dan pilih siapa yang Kita vote, masalah intrik ntar pikir belakangan. Cari teman di steemit

Siaaaap...tetap menulis ya bang. Tapi.... jangan lupa #tolongvotelahwoooooy di postingan saya ke depannya ya bang. hahahahaha... #tetepngemisvote :p

ho..oh...siip ha..ha..:)

BU enak karena tahu sejarahnya. Aku yang ga tau apa-apa ini yang penasaran setengah pingsan. Hahaha

Saya juga ga mau ikut-ikutan. Menulis adalah terapi jiwa, maka saya sih inginnya menulis saja, perkara divote syukur, ga divote ya ga papa juga, yang penting bisa berbagi hal-hal positive, begitu ya Bang @kakilasak?

Nah, tulisan ini pun terapi jiwa, kak. Biar bisa tidur nyenyak malam. Tinggal tunggu jawaban aja dari kedua belah pihak. Hahahaa...

Iyess kak alai haha

Sekubu sama Kak Al. 😍 tapi udahan lah kayaknya ya, Kak. Kita balik nulis lagi aja...

Yooook nulis lagi...

cukup untuk membuat kontroversial

Cukup sampai di sana kontroversinya ya. Haha

Sangat sangat sangat suka tulisan ini. Selamat berjuang bro hahaha

Ucapan selamatnya ambigu ni. hahaha

Sudah di upvote...😎

Makasih kakakku

Artikelnya menggunakan bahasa yang sangat bersahaja dan menyentuh bang. Jangan lupa follow saya ya. Salam kenal

Makasih kakak. Salam kenal juga ya. Jangan lupa follow saya juga, Kak.

hahahahahahah.....

Hahahahahaha...

Hayati lelah dengan semua drama ini. Kapan ini berakhirnya Bang Zainuddin?

Entahlah, Dek Hayati. Biarkan saja mereka dengan dramanya. Mari kita bangun drama kita sendiri. Sampai di mana tadi?

Luar biasa blogger yang satu ini. Tulisan ini membuktikan blogger yang hijrah ke steemit memang penulis sejati dan penulis sejati dia pasti pembaca senjati, bahkan komentarnya pun dibaca ya kan bg Ocit? Hingga dari situ menimbulkan ide untuk membuat sebuah postingan. hahaha

Salut aku bang.

Kira-kira..enaknya komen apa ya 😁😂😂