Saat sedang mengambil foto ini saya dikejar oleh beberapa orang yang standby di sebuah pondok di tengah-tengah lahan. Di beberapa sudut, asap masih membumbung, satu-dua pohon roboh belum disingkirkan, menjadi arang. Tak mau berurusan lebih panjang, saya memilih tancap gas. Hutan lahan ini ada di Saree, Seulawah, lokasinya di bibir jalan negara Banda Aceh-Medan, masih termasuk ke dalam hutan lindung. Beberapa tahun silam, hutan di Seulawah masih lebat, penebangan hutan yang meningkat dari tahun ke tahun, dilakukan secara massif dalam skala yang luar biasa luas pula, mengakibatkan wilayah ini menjadi kerontang.
Pada beberapa kasus, perambahan ini melibatkan para pengusaha, oknum aparat hingga para politisi, dilakukan tepat di depan hidung Gubernur Aceh; Irwandi Yusuf yang gencar mencanangkan program Aceh Green - lanjutan program periode kala pertamanya menjabat-.
Seperti biasa, jika aktor dibalik aksi maksiat perambahan hutan ini adalah tiga golongan yang di atas, maka urusannya jadi panjang. Tak berani berhadap-hadapan, Pemerintah jadi ompong, hilang taring kuasa. Acapkali, ekonomi menjadi sebuah alasan keramat dibalik membabi-butanya perambahan hutan, namun ekonomi untuk siapa, jika seorang anggota dewan mengaku sudah mengantongi ijin pakai beberapa ratus hektar hutan untuk dibuka menjadi lahan baru? Tentu saja bukan ekonomi untuk rakyat.
hutan adalah paru-paru dunia, sedangkan manusia adalah kankernya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit