Kopi brazil !!

in science •  7 years ago 

image

Brazil merupakan negara penghasil kopi terbesar di dunia. Hasil panen kopi yang melimpah membuat Brazil mampu mendominasi pasar ekspor sejak tahun 1830 bahkan hingga saat ini pangsa pasarnya mencapai 30% dari total perdagangan kopi global.

Wilayah pertanian kopi di Brazil yang paling besar terdapat di Sao Paulo dan Parana. Terutama di Sao Paulo, daerah ini menjadi kaya dan besar akibat dari berhasilnya industrialisasi yang dilakukan dengan keuntungan dari produksi kopi disana. Ketinggian wilayah pertanian kopi di Brazil mulai dari 550 m hingga 1.350 m sangat cocok untuk menanam kopi. Sebagian besar kopi yang diproduksi di Brazil adalah kopi arabika dengan masa panen yang cukup panjang yaitu mulai dari Mei sampai September.

Sebelum mendunia, kopi hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit saja. Hingga pada tahun 1727 pemerintah Brazil berkeinginan untuk menurunkan harga kopi dan mengutus Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta menyelinap ke Perancis untuk mendapatkan bibit kopi. Tapi usaha itu gagal karena ketatnya penjagaan di perkebunan kopi Perancis. Sehingga Palheta mencari cara lain yaitu dengan mendekati istri gubernur. Dengan cara itu, dia berhasil mendapatkan banyak biji kopi yang dihadiahkan untuknya setelah jamuan makan malam bersama istri gubernur. Nah, dari biji kopi itulah Brazil mulai membudidayakan kopi dan berhasil membuat kopi yang terjangkau oleh banyak orang.

Pada abad ke-19, Brazil dikenal sebagai negara penghasil kopi sedangkan Amerika Serikat sebagai negara yang mengkonsumsi kopi. Brazil memiliki lahan subur dan banyak impor budak Afrika sehingga mampu menurunkan harga kopi dunia karena biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan. Ekonomi Brazil yang sebelumnya digantungkan pada produksi gula di daerah Timur Laut akhirnya bergeser pada produksi kopi di daerah Selatan, masih dengan tenaga budak.

Brazil hampir menjadi pelaku monopoli pasar kopi internasional selama dekade terakhir abad ke-19 dan dekade awal abad ke-20. Pada pertengahan abad ke-19 petani kopi Brazil mulai menyadari bahwa perbudakan tidak sesuai dengan naluri kemanusiaan dan juga beberapa alasan ekonomi sehingga mereka menekan pemerintah untuk mengizinkan imigrasi untuk menjadi tenaga perkebunan kopi. Banyak imigran yang berdatangan, terutama orang Italia, Jerman, Spanyol, Jepang, Arab, dan lain-lain.
image
Ada beberapa jenis kopi yaitu :
Jenis Kopi Kelas Dunia

  1. Kopi arabika (arabica coffee)
    Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70 persen pasar kopi dunia. Kopi arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. Anda bisa menemukan kopi toraja, mandailing, kolumbia, brasilia, dan lain sebagainya. Antara kopi arabika yang satu dan yang lain punya perbedaan rasa.
    Berikut ciri-ciri kopi arabika:
    – Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. Hidup di daerah yang sejuk dan dingin.
    – Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta.
    – Memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut.
    – Rasa kopi arabika lebih mild atau halus.
    – Kopi arabika juga terkenal pahit.
    – Harganya sekitar Rp 32.000 per kg.
    Arabica sendiri masih terbagi lagi menjadi 2, yaitu commercial arabica dan specialty arabica. Commercial arabica adalah arabica ‘pasaran’ yang walaupun grade’nya lebih tinggi dari robusta, tapi tidak memiliki rasa specific yang unik. Sementara specialty arabica HANYA dihasilkan oleh Indonesia. Commercial arabica mendominasi dunia dengan 63%, yang terutama dihasilkan di Columbia dan Brazil. Sementara specialty arabica hanya mengisi 7%. Ada 7 macam kopi arabica, 6 di antaranya dihasilkan oleh Indonesia, dan hanya 1 dihasilkan oleh Jamaica yang sangat terkenal dengan nama Blue Mountain. Kopi Blue Mountain yang asli memang cukup mahal, mantap dan enak.
    Adapun 6 jenis kopi arabica Indonesia adalah: Gayo di Aceh, Mandheling di Sumatera Utara, Java di Jawa (terutama Jawa Timur), Kintamani di Bali, Toraja di Sulawesi dan jenis baru Mangkuraja dari Bengkulu. Toraja sendiri sering juga disebut dengan Kalosi Toraja, Mandheling kadang ditulis dengan Mandailing. Ada juga orang yang menggolongkan Gayo dan Mandheling menjadi satu yaitu Sumatra Coffee, seperti penggolongan yang dilakukan oleh Starbucks.
    Kita patut berbangga bahwa Indonesia merupakan penghasil the best Arabica coffee di dunia, walaupun bukan penghasil Arabica terbesar di dunia.
  2. Kopi robusta
    Menguasai 30 persen pasar dunia. Kopi ini tersebar di luar Kolumbia, seperti di Indonesia dan Filipina. Sama seperti arabika, kondisi tanah, iklim, dan proses pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap negara dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda.
    Ciri-ciri kopi robusta:
    – Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat.
    – Bau yang dihasilkan khas dan manis.
    – Warnanya bervariasi sesuai dengan cara pengolahan.
    – Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika.
    – Harganya sekitar Rp 18.000 per kg.
    Kalau kopi arabica hanya bisa tumbuh di ketinggian sekitar 800 – 1000 m dpal, sementara saudara dekatnya, robusta tumbuh di ketinggian di bawah itu. Jika arabica tumbuh lebih rendah dari 800 m dpal, dikuatirkan tanaman kopi ini tidak tahan terhadap penyakit kopi, sementara sesuai namanya jenis satu lagi memang lebih robust dari penyakit-penyakit kopi alias ndableg, sehingga dinamakan robusta. Arabica sendiri jelas merujuk tempat di mana asal-usul minuman ini berasal. Tanaman robusta di Indonesia kebanyakan merupakan peninggalan jaman penjajahan Belanda. Uniknya, kopi arabica yang tumbuh di satu daerah jika dicoba ditanam di daerah lain, akan berubah aroma, rasa dan keunikannya. Misalnya kopi Gayo dibawa ke Sulawesi, atau kopi Toraja dibawa ke Jawa, ditanam di tempat yang bukan habitat aslinya, hasil panennya tidak akan sama lagi dengan induknya. Apapun sistem penanaman itu, kopi arabica tadi akan berubah karakteristiknya sesuai dengan tempat penanaman. Robusta di Indonesia banyak ditanam di Sumatera bagian selatan, termasuk Lampung dan sekitarnya, dan juga di Jawa. Indonesia cukup banyak menghasilkan kopi ini dan salah satu pemasok penting dunia.
  3. Kopi ekselsa, racemosa, dan liberica (african coffee)
    Yang ini memang jarang sekali didengar, apalagi dilihat, merupakan jenis kopi yang berada di antara arabika dan robusta. Kopi tersebut saat ini masih dalam tahap pengembangan.
    Konon kopi liberica merupakan “best of the best” dari segala kopi di dunia ini. Sayangnya kopi liberica ini sangat kecil volume yang beredar di dunia. Ajaibnya, kopi liberica ini tanamannya termasuk tanaman hutan dan banyak terdapat di pedalaman Kalimantan sana, dan sudah berabad lamanya menjadi minuman tradisional suku Dayak di sana. Pohon liberica ini bisa mencapai ketinggian 30 m, dan biji kopi liberica merupakan biji kopi dengan ukuran terbesar di dunia. Kalau kopi excelsa, sayangnya saya tidak punya cukup referensi untuk bercerita.
  4. Kopi luwak
    Merupakan kopi yang berasal dari biji kopi arabika atau robusta yang dimakan oleh luwak. Luwak akan menelan buah kopi (berwarna merah) dan memprosesnya dengan enzim yang ada di perutnya. Biji dari buah kopi itu lalu terbuang bersama kotorannya. Biji inilah yang dinamakan kopi luwak.
    Kopi luwak dihargai sekitar Rp 350.000, bahkan lebih, tergantung jenis kopi yang dimakan luwak. Kopi luwak menjadi lebih istimewa karena luwak mencari buah kopi yang 90 persen matang. Ia tidak melihat warna, tetapi menggunakan daya penciuman yang tajam dan selalu mencari kopi pada malam hari. Dalam satu pohon kopi, hanya 1-2 butir buah yang dimakan. Dengan begitu, kopi yang diambil oleh luwak adalah kopi dengan nilai kematangan tertinggi, yang tentunya amat berpengaruh pada rasa kopi nantinya.
    Walaupun masih banyak kalangan yang sinis dan berpendapat bahwa kopi luwak ini hanyalah mitos semata, tapi pada kenyataannya kopi luwak memang satu-satunya kopi paling exotic dan langka di dunia. Penghasil kopi luwak yang paling kuat hanyalah Indonesia dan Phillipines. Di Indonesia masih kalah dengan Phillipines yang sudah mulai menekuni dan mencoba menternakkan luwak ini, dan banyak sekali para spesialis yang memiliki ilmu khusus melacak keberadaan luwak di pegunungan-pegunungan.

Selamat membaca!! Budayakan membaca

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://dahlanlatifwidiyanto.wordpress.com/2012/04/22/mari-mengenal-jenis-kopi-kelas-dunia/

Nice post.