Memperingati Hari Baden-Powell 22 Februari ini, ingatan kita melayang pada sosok Robert Stephenson Smyth Baden-Powell yang lebih dikenal dengan nama Baden-Powell (B-P) dan karena gagasannya mendirikan gerakan kepanduan melalui perkemahan pada 1907 dan penulisan buku “Scouting for Boys” pada 1908, membuatnya diberi gelar Bapak Pandu Sedunia.
Dilahirkan di Inggris pada 22 Februari 1857, tanggal lahir B-P itu kemudian diperingati sebagai Hari B-P atau ada juga yang menyebutnya Founder’s Day dan Thinking Day. Peringatan yang dirayakan di 170 negara dan teritori di seluruh dunia, di mana gerakan kepanduan berkembang, seperti di Indonesia yang saat ini tergabung dalam wadah Gerakan Pramuka.
Sayangnya, masih saja ada yang mengkritisi B-P. Sampai ada yang menyebutnya B-P sebenarnya tidak cinta damai, dia adalah pencinta perang. Hal itu dilandasi alasan buku karyanya “Aids to Scouting” yang menjadi dasar lahirnya buku “Scouting for Boys”.
Buku “Aids to Scouting” itu sebenarnya ditulis B-P untuk menjadi panduan bagi para calon prajurit di angkatan bersenjata Kerajaan Inggris, di mana B-P mengabdi selama puluhan tahun. Ternyata buku itu juga digemari oleh kaum muda di Inggris. B-P yang sedang mencari cara untuk memberikan kegiatan positif bagi anak-anak dan remaja di London yang dilihatnya sering berkeliaran di jalanan karena tak adanya kegiatan positif bagi mereka, memanfaatkan buku “Aids to Scouting” itu. Dia mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea pada 1 Agustus 1907 dengan mengambil sebagian materi dari buku itu.
Hasil perkemahan itu kemudian ditulisnya dalam enam serial yang kelak dibukukan dalam “Scouting for Boys” pada 1908. Inilah awal mula lahirnya gerakan kepanduan yang berkembang besar sampai lebih dari 40 juta anggota di seluruh dunia sekarang.
Persoalannya yang dikritisi sebagian orang, “Scouting for Boys” mengadopsi sebagian dari buku “Aids to Scouting”, padahal buku yang disebut belakangan baru saja ini adalah buku untuk calon prajurit yang akan ditempa sebelum berperang. Isinya antara lain mengintai, mencari jejak, bertahan hidup di alam terbuka, menemukan musuh, bersembunyi dari kejaran musuh, dan sejenisnya. Pengkritisi juga menyebut bahkan B-P sendiri menyebut “berburu musuh” atau man-hunting adalah sesuatu kegiatan yang menggembirakan.
Berdasarkan hal-hal itulah, mereka menganggap B-P sebenarnya bukan pencinta damai, melainkan pencinta perang. Benarkah?
Sebenarnya banyak jawaban yang bisa membantah kritik tersebut. Paling mudah dilihat bagaimana B-P dengan contoh nyata selalu menekankan pada persaudaraan universal seluas dunia di antara para Pandu, tidak peduli perbedaan latar belakang agama, ras, sukubangsa, maupun golongan lainnya. Hal itu bisa dilihat misalnya di jambore-jambore internasional yang pesertanya dari berbagai negara. Walaupun mungkin secara negara, ada satu dua negara yang berbeda pandangan politiknya, tetap saja persahabatan terjalin di arena jambore.
Hal lain yang perlu diingat, pada masa B-P hidup memang sedang zaman perang, baik perang kolonialisme, Perang Dunia I, dan hampir terjadinya Perang Dunia II. Contoh-contoh mengintai, mencari jejak, menemukan musuh, bersembunyi dari kejaran musuh, adalah contoh yang paling mudah dipahami anak-anak dan remaja saat itu. Namun B-P tidak memaksudkan agar anak-anak dan remaja menjadi pandai berperang.
B-P justru membungkus aktivitas itu sebagai sarana pendidikan. Misalnya, bagaimana mengintai yang melatih kepekaan panca indera dan berguna untuk kehidupan sehari-hari. Bagaimana mencari jejak, membantu kalau kesulitan dalam perjalanan untuk menemukan tempat tujuan. Menemukan musuh bukan berarti untuk berperang, tapi seorang Pandu harus mampu menemukan musuh – misalnya para pelaku kriminalitas – dan menghindari bergabung dengan mereka. Kalau perlu dilaporkan kepada pihak berwajib hasil pengintaian mereka.
Sesungguhnya, sewaktu masih aktif di militer, karena kewajiban B-P memang harus berperang. Tetapi setelah pensiun dari tugas ketentaraan dan mengembangkan gerakan kepanduan, B-P semakin menyadari pentingnya suasana damai dan persaudaraan seluas dunia, yang selalu menjadi aktivitas utama para Pandu di mana pun berada.
Salam pramuka......
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Salam
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit