Malam itu kira-kira jam 01.00 wib, si Key (bukan nama sebenarnya). Sedang menangis tersedu-sedu di sudut kamar.
Dia sangat kawatir dengan suaminya yang belum pulang sudah tiga hari lamanya. Dengan suasana sunyi dan ditemani cahaya redup, membuat malam begitu suram.
Setelah beberapa saat, Key berdiri dan melihat ke luar jendela yang berada di lantai dua. Matanya mencoba terus melihat jau ke luar pagar besi. Kosong ... yang terlihat hanyalah pagar besi yang sudah berkarat.
"Suamiku, kapan kamu pulang? Sudah tiga hari aku menunggumu di rumah ini," ucapnya lirih.
"Pulang lah, sayang. Aku akan selalu menerima mu." Dengan penuh harap Key terus melihat ke luar jendela kamar.
Setelah berdiri cukup lama, tidak ada satu orang pun yang lewat di luar pagar rumah tuanya. Bahkan bayangan pun tidak nampak.
Karena malam semakin larut, Key pun sudah lelah dan udara semakin dingin menusuk tulang. Key berbaring di atas kasur lusuh yang sudah tak terawat.
"Apakah kau akan pulang, Mas," ucap Key dengan suara kecil.
Key baru satu minggu menikah, tapi bukan kebahagiaan yang didapatkannya. Melaikan kesedihan yang teramat sangat. Bagi setiap wanita, menikah dan hidup bahagia adalah sebuah impian yang didambakan.
Tapi kebahagian itu sirna, setelah beberapa hari bersama sang pujaan hati. Suaminya selingkuh dengan teman karibnya.
Hatinya sakit, terasa teriris sembilu. Suaminya yang dicinta dan sahabat yang sudah seperti saudara menghianati dirinya.
Dengan mata sembab, Key melihat langit-langit rumahnya. Pikirannya jau menerawang. Terbayang olehnya masa-masa indah bersama suaminya. Pada waktu pacaran dulu.
Tapi dia tidak menyangka, setelah menikah dan tidak berapa lama, suaminya kedapatan selingkuh dengan sahabat karibnya.
Tok! Tok! Tok!
Tok! Tok! Tok!
"Buka pintunya, Mas!"
"Cepat buka, Mas!" Key teriak di luar pintu kamar sahabatnya.
Pintupun terbuka, walaupun harus memaksa masuk. Key lansung menghampiri suaminya.
"Mas apa yang kamu lakukan dengan sahabatku?" teriak Key dengan suara keras.
"A-aku ... bisa jelaskan," jawab Suaminya tergagap.
"Kurang ajar kamu, Mas!" bentak Key sambil memukul Suaminya.
"Apa salahku, Mas. Teganya kamu menghianatiku." Key terus memukul suaminya disertai tangisan.
Suaminya terdiam, sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Lalu Key melihat ke arah sahabatnya dan lamgsung menjambak rambut sahabatnya itu dengan kasar.
"Ampun, Key ... sakit," ucap sahabanya dengan meringis kesakitan.
"Dasar kamu jalng, kubunuh kamu!" teriak Key dan terus memukul, mencakar dan menjambak rambut sahabatnya itu tanpa ampun.