Catatan kusam Pengembara Langit
Oleh : Teuku Abie Yoes
Bulan Desember sudah dipelupuk mata, artinya sebulan lagi bagiku untuk menyelesaikan semua target tahun ini, tapi semua berantakan, masih begitu banyak target yang belum tercapai, pencapaian kali hanyalah mimpi dan harapan yang diambang raib dalam keputus asaan.
Aku bahkan terlalu cemburu pada sahabatku Saiful Maulana, sahabat sekampung, sahabat sekelas sahabat sekamar, sahabat yang menjadi tolak ukur keberhasilanku oleh keluargaku dan orang-orang kampung.
Lebih tujuh tahun sudah ku tinggalkan Matangkuli, sebuah kota kecil yang hampir punah ketika malam harinya. Betapa tidak, jika kita berputar mengelilingi Matangkuli sekitar jam 00:00, maka yang terlihat hanya hamparan pertokoan yang sudah sepi dan senyap, tak pernah terbayang kota kecil yang di sesaki manusia di siang hari, menjadi tempat begitu angker di malam hari.
Dulu aku begitu bangga dengan Matangkuli, sebab tidak ku temukan di tempat lain sepanjang perjalananku mengelilingi Aceh kecuali kampung halamanku yang mengubah hampir seluruh kaki lima pertokoan menjadi balai pengajian di malam hari. Ah!!!, bukan itu tujuanku menulis tentang Matangkuli, aku sedang berbicara tentang Sahabatku, Saiful Maulana.
Tanggal 10 Juli 2009, Hari Minggu.
Pagi itu Sahabat-Sahabat sekelas saat belajar dibangku SMA bertolak menuju Samalanga, Kota yang mahsyhur dengan julukan kota santri.
Sebuah mobil Pick Up L300 menjadi saksi awal perjalanan mereka menuju taman surga yang diantar se truk keluarga dengan bekal tek makatok, Mahadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya atau biasa di singkat dengan nama MUDI MESRA.
Ya, Ku akui sebagai lelaki tamatan SMA, aku adalah satu dari sepuluh pelajar putra dan tiga puluh pelajar putri dalam satu kelas, Aku sempat berpikir kalau aku satu satunya di kelas yang memilih mondok setelah tamat SMA, Entah kenapa mereka berencana ke MUDI tanpa sepengetahuanku. Ya mungkin karena aku saja yang tak terlalu akrab dengan sahabat perempuan di kelas hingga tak tahu menahu, tapi setelah hari itu mereka juga menjadi bagian dari lembaran kehidupanku sebagai santri.
Sementara Aku dan Saiful Maulana berangkat menggunakan angkutan umum, hanya kami berdua dengan nekatnya dan tekad yang besar, hanya berbekal tas punggung dan tikar tembikar bergulung bantal.
Hampir saja mobil Minibus itu berjalan, Fakhrurrazi menghubungiku dan memintaku untuk menunggunya karena ada hal yang sangat penting.
Dalam pertemuan itu tak ada yang berarti dan terlihat penting kecuali hanya sebuah bingkisan dari seorang perempuan, ia bingkisan tanpa nama pengirim dan Fakrurrazi tetap saja merahasiakan sampai aku kembali ke Kampung bila masa libur di Pondok tiba. Sebuah bingkisan yang menjadi tanda tanya besar.
Sebuah bingkisan kecil terbungkus kertas kado berwarna merah, aku merasa sangat sulit menebak siapa pengirimnya, sebab tak ada satupun perempuan yang dekat denganku.
Bukan tanpa alasan, sikapku yang sedikit acuh tak acuh terhadap perempuan membuatku kesulitan menebak hanya beberapa orang terdekat saja yang terlintas dan itu sangat mustahil kalau kado itu dari mereka.
Barangkali ku temukan nama pengirimnya dalam bingkisan ini, tanganku sedikit berburu merobek rasa penasaran apa isinya dan siapa pengirimnya.
Subhanallah..!!!, Bagaimana mungkin dia memberikanku ini?, Ah! Tidak mungkin.
Aku masih meraba raba siapa orangnya, menerka siapa sebenarnya perempuan itu
Sebuah kertas biru tergulung di sudut kotak itu, terikat pita biru dengan sampul kertas plastik bening.
Ku buka lembaran kertas itu dan membaca kalimat kalimat bersahaja yang tersusun indah dan sangat menyentuh, tapi tak kutemukan nama pengirimnya, tapi siapa yang mengirimnya, mungkinkah dia? Atau dia? Atau....?
Ahggggrrrttt....!!!
Siapa sebenarnyan dia? Seorang perempuan misterius yang membuatku bertanya tanya untuk beberapa bulan setelahnya.
Bersambung.
17 Februari 2018 | Samalanga Aceh
Congratulations @teukuabieyoes! You have received a personal award!
1 Year on Steemit
Click on the badge to view your Board of Honor.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @teukuabieyoes! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit