Seorang Muslim terkadang tidak peka terhadap Ibadah yang Allah wajibkan kepadanya, baik itu seperti Shalat lima waktu yang sarat akan manfa’at duniawi dan ukhrawi, ataupun puasa di Bulan Ramadhan yang memberikan efek positif terhadap kesehatan badan dan jiwa orang yang melaksanakannya. Disamping setiap ibadah yang kita lakukan demi mengharapkan Ridha Allah dan Balasan dari-Nya di akhirat kelak. Oleh karena itu setiap ibadah yang diwajibkan memiliki berbagai efek positif (al-Manfa’ah ad-dunyawiah) yang langsung dirasakan oleh orang yang mengerjakannya.
Shalat berjama’ah lima waktu di Masjid, Terkadang dirasakan dan dilihat hanya dari sisi kulitnya saja, tidak isinya. Padahal terdapat nilai sosial, pendidikan dan kesehatan yang tidak pernah kita kupas sampai keisinya, sehingga kita tidak terpanggil untuk melaksanakan ibadah secara berjam’ah dengan penuh kekhusyukan.
Diantara nilai-nilai pendidikan yang terkandung didalam shalat berjama’ah adalah sebagai berikut:
- Mendidik orang yang belum mengetahui
Ulama hadis menyebutkan bahwasanya Mu’awiah bin al-hakam as-sulmiy adalah seorang sahabat R.A yang tinggal di Hijaz dan Beliau sangat jarang pergi ke Madinah, pada suatu hari Beliau datang ke Madinah dan duduk didalam majlis Rasulullah SAW, lalu Beliau mendengarkan hadis “Mendo’akan orang Bersin” kemudian Beliau menghafalnya, dan ketika beliau datang ke madinah pada kesempatan yang lain dan ketika melaksanakan shalat bersama-sama dengan Rasulullah, salah seorang dari Jama’ah bersin, secara spontan Mu’awiah mengangkat suaranya “Yarhamukallah/Allah merahmatimu” dan semua mata pun langsung tersorot kepada Mu’awiah, lalu Beliau berkata “apa yang membuat kalian memandangku seperti itu” dan merekapun memukul tangan mereka ke atas paha mereka sendiri, mereka hanya diam atas perbuatan tersebut, lalu baliaupun diam, sedang Rasulullah melanjutkan shalatnya, kemudian Muawiah mengatakan “Demi Allah yang jiwa bapakku dan ibuku ada ditangan-Nya aku tidak pernah melihat seorang Pendidik sebelum dan sesudah ini yang lebih baik pengajarannya dari pada Rasulullah SAW, demi Allah Beliau tidak sama sekali membenciku, memukulku dan menghinaku, Beliau hanya Bersabda : “Sesungguhnya Shalat ini tidak boleh ada didalamnya Perkataan manusia, hanya tasbih, takbir dan membaca al-qur’an yang diperbolehkan didalamnya”.(HR. Muslim, no. 33/Subulussalam 3/195).
Kemudia Beliau Bersabda :” Tidaklah seseorang dari kalian pergi ke Masjid, lalu belajar dan membaca dua ayat al-Qur’an lebih baik baginya daripada dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, dan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta dan lebih baik dari sejumlah ekor unta”.(HR. Muslim, 1/251/Imam Ahmad 2/341).
- Mendidik semangat kedisiplinan dan persatuan ummat
Sebelum melaksanakan ibadah shalat berjama’ah sudah selayaknya seorang Imam yang memimpin para makmum untuk menghadap para Jama’ah dibelakangnya, untuk meluruskan shaf para jama’ah. Ini adalah ajaran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, sungguh makna yang terkandung didalam meluruskan dan merapatkan shaf didalam shalat berjama’ah adalah sangat penting bagi persatuan dan meningkatkan semangat kedisiplinan masyarakat didalam kehidupan social mereka.
Inilah pendidikan Rasulullah, SAW Kepada Sahabat RA. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud RA. “Bahwasanya Rasulullah, SAW meluruskan shaf kami didalam shalat”. Dan diriwayatkan dari anas bin malik RA. “Sesungguhnya Rasulullah SAW meluruskan shaf kami seumpama orang yang marah, sampai Beliau melihat kami sudah melaksanakannya, sampai pada suatu hari Baliau keluar (melaksanakan Shalat) berdiri dan hampir Melakukan takbiratul ihram lalu Melihat seorang Arab Badui lebih maju daripada shaf yang lain, Kemudian Beliau bersabda “Wahai Hamba Allah luruskan shaf kalian atau Allah akan memecah belah diatara kalian”.(Musnad Ahmad, no. 37/125).
Anas RA juga menyampaikan bahwasanya Rasulullah SAW meluruskan shaf kami didalam Shalat sebagaimana Beliau meluruskan tameng pertahanan didalam peperangan, sedemikian lurusnya shaf.(nailul awthar, 2/194,195). Rasulullah SAW didalam mengajarkan Ummat bagaimana menjaga lurus dan sejajarnya shaf didalam Shalat, Beliau ingin mengajarkan pentingnya kedisiplinan terhadap sebuah peraturan dan semangat didalam mewujudkan persamaan. Namun terkadang kita melihat beberapa orang jama’ah menyepelekannya didalam shalat berjama’ah, padahal itu merupakan ajaran utama Rasulullah SAW yang tersirat hikmah yang sangat besar didalam mewujudkan kedisiplinan dan persatuan ummat Islam.
- Mendidik seorang muslim untuk tidak saling menyakiti
Islam adalah agama yang sangat universal yang mengatur setiap lini kehidupan manusia, ibadah yang Allah perintahkan juga memilki hikmah pengajaran untuk memperoleh ketenteraman didalam kehidupan bermasyarakat bahkan untuk tidak menyakiti orang lain karena bau mulut dan badan jama’ah yang melaksanakan Shalat.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda:” Barang siapa yang memakan bawang putih atau bawang merah maka menjauhlah dari masjid kami dan duduk dirumahnya sendiri”. (HR. al-Bukhari, 1/216). Diriwayatkan juga dari Jabir bin Abdullah RA, bahwasanya Rasulullah SAW melarang kami memakan bawang merah sebelum melaksanakan Shalat, kamipun memakannya karena kebiasaan, kemudian Nabi SAW Bersabda, “Barang siapa yang memakan sesuatu dari batang ini, menjauhlah dari Masjid kami, karena Malaikat akan tersakiti dengan apa saja yang menyakiti manusia”.(HR. Muslim, no. 559, Ibnu Majah, no.3650).
Hadis tersebut adalah peringatan dari Nabi Muhammad SAW bagi orang yang memakan bawang putih dan bawang merah ataupun segala jenis makanan yang menyebabkan bau mulut atau bau badan yang menyengat, seperti jengkol, pete, bahkan merokok didalam masjid, karena akan mengganggu dan menyakiti jama’ah lainnya di masjid untuk melaksanakan ibadah dengan tenang dan penuh kekhusyukan, oleh karena itu Islam mengajarkan untuk menjaga kebersihan mulut dan badan sebelum pergi ke Masjid bahkan disunnahkan memakai wangi-wangian bagi kaum laki-laki.
Mendidik seorang muslim untuk menghargai dan menjaga waktu.
Penghargaan Islam terhadap waktu adalah hal yang sangat besar, sampai Rasulullah memberikan jawaban kepada seorang sahabat yang bertanya tentang pekerjaan yang paling baik, lalu Beliau menjawab “Shalat Tepat pada waktunya”. Jawaban ini merupakan pelajaran yang tersirat hikmah dari perintah melaksanakan Ibadah Shalat tepat pada waktunya secara berjama’ah, karena shalat merupakan ibadah yang terkait dengan waktu. Sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya “Sesungguhnya (Allah) perintah Shalat kepada orang-orang mukmin pada waktu yang sudah ditentukan”.Mendidik seorang Muslim untuk bersikap tenang didalam beribadah dan bekerja.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Bahwasanya Nabi Muhammad SAW Bersabda : “Apabila kalian mendengarkan iqamah, maka pergilah untuk melaksanakan Shalat dengan penuh ketenangan dan wiqar, jangan terburu-buru, apa yang kalian dapatkan (dari gerakan Imam) Shalatlah (Ikutilah) dan apa yang kalian tinggalkah (jumlah raka’at Shalat) maka sempurnakanlah”. (HR. al-Bukhari, no. 663).
Qadhi ‘iyadh menjelaskan “bahwasanya al-wiqar dan as-sakinah didalam hadis terbut mempunyai makna yang sama, Rasulullah menyampaikan kedua kata tersebut sebagai penegasan”.(Nailul awthar, Syaukani, 2/172). Dianjurkan ketika pergi untuk melaksanakan shalat agar tidak banyak bercanda, dan berbicara yang tidak baik, dan melihat yang tidak baik dan menjauhi larangan tersebut semampunya. Apabila seseorang sampai ke Masjid, kemudian masuk kemasjid dan shalat sunah tahiyatul masjid dua raka’at, kemudian beri’tikaf dan berzikir sambil menunggu masuknya waktu Shalat maka dia sudah menjauhi hal yang disampaikan diatas.
Adab dan tata-cara tersebut merupakan sebuah pelajaran yang sangat berharga yang di ajarkan oleh Islam melalui Shalat berjama’ah, dan akan menjadi perlajaran bagi orang lain yang melihat dan merasakan kemuliaan adab tersebut.
Mendidik seorang Muslim untuk berprilaku lemah lembut kepada orang lain dan menjaga kemaslahatan mereka.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah Bersabda,: “suatu ketika aku sedang melaksanakan ibadah Shalat dan ingin memanjangkan Shalat tersebut, lalu aku mendengar tangisan seorang bayi maka akupun meringankan shalat, karena aku mengetahui betapa beratnya ibu bayi tersebut karena tangisannya”. Imam as-syaukani menjelaskan bahwasanya kalimat “fa-atajawwazu fihi” dalil untuk meringankan shalat terhadap seorang Imam dan bagi orang yang mengikutinya, dengan menjaga kemaslahatan mereka agar mereka tidak terbeban dengan lamanya bacaan Imam pada waktu dan kondisi yang tidak tepat. Hal ini tidak dapat dirasakan kecuali melalu Shalat berjama’ah, dan merasakannya sendiri baik itu sebagai imam ataupun makmum.Mendidik seseorang agar bisa menghormati dan menempatkan seseorang sesuai dengan posisinya.
Dari Ibnu mas’ud RA, berkata, Rasulullah SAW Bersabda, : “Agar diikuti dibelakangku ulul ahlami wannuha, dan kemudian orang yang dibelakang mereka, dan seterusnya(Beliau mengucapkannya tiga kali)”.(HR. Muslim, no. 432). Imam an-nawawi menjelaskan, bahwasanya “ulul ahlami wannuha” adalah orang-orang yang mempunyai banyak ilmu “ulama” dan didalam hadis ini merupakan pendidikan untuk menghormati dan memuliakan seseorang pada tempatnya didalam Imamah Shalat, karena mereka lebih berhak untuk dimuliakan, terkadang imam memerlukan mereka untuk menggantikannya ketika berhadas, dan mereka lebih memahami bagaimana menegur imam jikalau terdapat kesalahan dan kesilapan didalam Shalat, maka menempatkan mereka pada shaf pertama merupakan sebuah kemuliaan bagi mereka. Bahkan Rasulullah Bersabda: “ Bukan bagian dari kami, orang yang tidak memuliakan orang yang paling berilmu”.(Syarah an-Nawawi, 4/432).
Begitu banyaknya nilai-nilai pendidikan yang diperoleh dari Shalat berjama’ah, disamping fahala yang dilipat gandakan 27 derajat dan nilai-nilai sosial dan kesehatan lainnya, kita juga dapat memperoleh pengajaran yang tidak kita dapatkan dengan shalat sendirian. Mari kita menjaga dan istiqamah didalam melaksanakan ibadah Shalat berjama’ah di Masjid.
Kami upvote ya..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
ok thank's salam kenal
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @momtazalfasy! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit