SOSIALISME INDONESIA; IDIOLOGI POLITIK, EKONOMI DAN PEMBAGUNAN PANGAN

in sosialisme •  7 years ago 

FB_IMG_15204992687013115.jpg

Indonesia adalah negara kepulauan dengan idiologi pancasila. Secara kesilaan, kelima aitem sila tersebut mengandung nilai- nilai sosialisme, dimana konsep kegotong royongan dan kebersamaan diatur secara kolektif melalui konsep pemerataan. Pemerataan dalam sila Pancasila tidak hanya mencakup ekonomi, politik bahkan mencakup nilai nilai agama secara universal, dimana sila pertama menyebutkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Karenanya setiap pemeluk agama diakui pemerintah berdasarkan eksistensi ras, suku bangsa dan golongannya masing masing, baik golongan agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, Katolik dan Protestan.

Untuk agama Islam misalnya, kita memiliki kenyakinan keagaman dalam menjalankan rukun Islam sesuai dengan perintah syariat. Demikian juga dengan kelompok- kelompok agama minoritas lainya di Indonesia.

Keragaman keagamaan di Indonesia berbeda jauh dengan perkembangan keagamaan dunia pada abad pertengahan di eropa.

Gereja sebagai pemegang otoritas kuat tidak mengakui pemeluk agama selain Kristen Katolik. Gereja pada abad pertengahan sebagai salah satu simbol kekuasaan menakutkan bagi masyarakat karena statusnya berubah menjadi pelayan sosial, ekonomi dan politik.

Maka dalam prakteknya, gereja diterjemahkan sebagai tangan tuhan di dunia, setiap warga negara tidak boleh melawan perintah gereja karena bisa dihukum mati seperti Marthin Luther.

Gereja punya otoritas kuat dalam menetapkan seseorang berdausa, maka untuk menghapuskan dosa tersebut, dia harus mendatangi pendeta untuk meminta surat Indulgensia. Surat tersebut baru bisa dikeluarkan apabila seseorang sudah membayar dalam jumlah uang.

Sila kedua, adalah kemanusiaan yang adil dan beradab, dimana warga negara harus diperlakukan sama dihadapan hukum, hukum tidak boleh pilih kasih, hukum tidak boleh tunduk dibawah kekuasaan, hukum sebagai alat dalam memenuhi rasa keadilan. Nilai- nilai keadilan dan keadaban tersebut adalah nilai nilai ke-Islaman.

Sila ketiga adalah Persatuan Indonesia, dimana Indonesia sebagai negara berdaulat dan merdeka dari sabang sampai Merouke dengan satu bahasa resmi yaitu bahasa Indonesia. Indonesia adalah negara dengan keragamaan ras, agama, suku, bahasa dan bangsa dalam bingkai persatuan Indonesia.

Sila keempat adalah Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, dimana Indonesia menggunakan azas musyawarah dan mufakat dalam memutuskan suatu putusan. Konsep tersebut sudah dijalankan sebelum Indonesia merdeka, dimana kedudukan musyawarah dan mufakat sangat dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, baik pada masa pergerakan nasional, atau masa masa sebelumnya. Konsep mufakat ini kemudian melahirkan konsensus. Nilai- nilai musyarawarah dan mufakat adalah cerminan dari nilai- nilai islam, dimana ketika Rasulullah hijrah dari Madinah ke Mekkah bersama rombongannya untuk melaksanakan umrah, tiba- tiba dihadang kaum musyrikin di tengah jalan sehingga terjadi mufakat/ negosiasi. Mufakat ini kemudian dikenal dengan perjanjian Hudaibiah.

Sila kelima adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dimana keadilan menjadi tanggungjawab pemerintah dalam mewujudkan pemerataan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pemerataan bukan hanya mencakup bidang politik, ekonomi dan sosial budaya, pemerataan harus bisa menjangkau pembagunan infatruktur didaerah- daerah tertinggal, pemerintah membagun daerah dalam konteks pembagunan naaional seperti pembagunan jalan tol, perbaikan irigasi dan infatruktur lainya.

Maka konsep kepemimpinan sosialisme sangatlah tepat dalam mewujudkan rencana ini.

Sosialisme mengajarkan nilai- nilai ke-Islaman, berbeda dengan konsep kapitalisme dimana pasar adalah penentu harga, kapitalisme mengajarkan modal sedikit dengan membawa keuntungan sebanyak- banyaknya. Kapitalisme membuat jurang pemisah antara orang kaya dengan orang miskin, kapitalisme membentuk kasta, kasta dapat melahirkan status.

Karenanya dalam membagun Indonesia, perlu kesamaan sikap dalam pembangunan nasional melalui revolusi agraria dalam sektor pertanian dan perkebunan.

Kenapa pertanian?

Karena masalahnya adalah Indonesia negara beriklimkan tropis. Profesor Aryos sendiri, fisikawan dan ahli nukril dari Perancis menyebutkan Indonesia sebagai benua atlantis dengan kesuburan alamnya. Indonesia adalah tanah surga, dari bulan Oktober hingga Maret, Indonesia memasuki musim hujan, Maret sampai Juni Indonesia memasuki musim semi, dari Juni hingga September Indonesia dihadapkan dengan musim kemarau. Pembagian musim ini sebagai peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan produksi pangan dalam skala besar seperti yang pernah terjadi pada tahun 1980-an, dimana produksi pangan nasional mencapai 25, 8 juta ton dari sebelumnya 12, 2 juta ton pertahun.

Produksi tersebut naik satu kali lipat dari produksi produksi sebelumnya.

Akibat kenaikan ini, Pemerintaj Indonesia kemudian memdapatkan julukan Macan Asia dari PBB. Lembaga FAO, pangan dunia memberikan penghargaan kepada pemerintah karena keberhasilanya dalam membagun ekonomi nasional lewat swasembada pangan tingkat dunia, PDB Indonesia waktu itu tumbuh diatas 7 -8 %, setingkat dengan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.

Swasembada pangan kala itu bisa berhasil karena pemerintah menempatkan petani dalam kontek pembagunan nasional melalui REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Melalui konsep hijau ini, pemerintah kemudian melakukan pembinaan terhadap petani lewat aktifitas peyuluhan, pembinaan program, pembiayaan hingga tahap penelitian. Tidak hanya disitu, untuk meningkatkan produksi pangan petani, pemerintah kemudian menyediakan pupuk sekaligus bibit padi untuk setiap kelompok tani. Bahkan lebih jauh dari itu, pemerintah kemudian menampung hasil gabah melalui koperasi unit desa. Hasil dari ini, pemerintah kemudian berhasil membagun stabilitas ekonomi nasional melalui tangan- tangan petani.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!