Keseimbangan Emosional

in steem •  4 years ago 

Sering kita menuturi teman kita, "kamu jangan emosian kawan", Faktanya emosi itu bukanlah selalu marah, seperti yang ada dalam paradigma masyarakat. Emosi merupakan wujud halus yang menggerakkan perilaku manusia dalam menyikapi atau merespon suatu hal yang ada di dalam di dirinya sendiri. Emosi kadang berbentuk ketabahan, berbentuk amarah, sedih dan bahagia. Dalam implementasinya emosi tidak selalunya direspon selaras oleh orang di luar diri kita. Belum tentu marah direspon amarah oleh orang lain dan bisa jadi direspon sebagai nasehat oleh orang di luar kita. Begitu juga wujud emosional lainnya. Maka dari itu tepatlah menampakkan atau meletakkan situasi dan waktu untuk menampilkan wujud emosional tersebut.

Situasi dan kondisi kehidupan pada peradaban saat ini sangatlah kompleks. Satuan ukur dan pola-pola yang ada sangat mudah menggiring emosional kepada sesuatu yang tidak sesuai substansi. Banyak orang-orang mengira dirinya bahagia padahal secara rasional dan di kaji secara logika, tidak ditemukan premis-premis bahwa mereka bahagia. Begitu juga dengan kesedihan. Banyak orang-orang terlalut dalam emosi kesedihan, padahal kalau di telusuri lagi, sejatinya kesedihan itu adalah bahagia.

Sebagai contoh. bagaimana orang-orang pada saat ini berlomba-lomba untuk menjadi sosok yang membanggakan dan orang kaya raya. Namun kalau kita jujur melakukan intropeksi diri. Ternyata emosional kita bukanlah menginginkan kebanggaan atau kekayaan itu secara substansi namun masih berada di ranah rasa ingin dikenal sebagai orang yang membanggakan tanpa harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan kosmis.

Ada mekanisme polarisasi yang harus seimbang ketika emosional di tautkan kepada tujuan. Polarisasi tersebut harus didasarkan dari pikiran dan ide yang adil. Apabila substansi dari sebuah tujuan itu dicurangi ditandai dari ketidaktepatan seseorang dalam memancarkan emosionalnya. Contohnya seorang yang ingin merasa dikenal sebagai orang yang pemberani namun faktanya dia tidak mampu berjalan menjalankan setiap syarat-syarat untuk mencapai keberanian biasanya ditandai dengan sikap tidak kuat ketika berhadapan langsung dengan ketakutan yang ada di sekitarnya, entah itu mengeluh ataupun mengumbar cerita yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Emosional selalu mengiringi, tekad kesungguhan seseorang ketika berjuang. Disini emosional dikendalikan oleh jiwa dan pikiran kita. Semakin luas wawasan pengetahuan yang tersimpan di bank pikiran semakin tanggap pikiran untuk menjinakkan jiwa yang cenderung kepada rasa keputusasaan. Untuk itu diperlukan ilmu dalam hidup. Karena ilmu merupakan bahan dasar seseorang dalam menentukan pikiran dan jiwanya.

Sesungguhnya setiap dinamika yang ada di kehidupan ini tergantung kepada bagaimana kita merespon dan menyikapinya. Respon yang dihasilkan tentunya tergantung kepada cara kita mengolah dinamika tersebut, Maka dari itu dalam mengolah setiap fenomena yang ada diperlukan wawasan dan ilmu untuk menjawab setiap permasalahan yang menghampiri kehidupan kita.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!