foto di kediamana tetangga
Permulaan akhir tahun 2019 silam menjadi sejarah yang tidak dapat di lupakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Bagaimana tidak, kita di hebohkan dengan suatu wabah penyakit Virus Corono dimana pergerakannya menyerang organ - organ penting dalam tubuh manusia. Dari awal sampai dengan sekarang, telah banyak korban yang berjatuhan dari tiap wilayah di seluruh dunia (kamis, 27/05/2021). Penyebarannya sangat beragam, mulai dari bersentuhan langsung dengan orang yang terpapar virus, menyentuh peralatan umum (bila orang terpapar virus menyentuh lebih dulu) dan bahkan sampai ke tahap udara ( bila orang terpapar virus bersin).
Sudah banyak pencegahan yang dilakukan untuk memutuskan rantai penyebaran virus ini, tapi belum ada hasil yang memuaskan bagi kita semua. Social distensing, lockdown, dan bahkan sampai penyuntikan vaksin.
Hal ini menjadi menarik jika di telusuri lebih dalam, mengapa virus belum juga menghilang?
Berkaitan dengan masyarakat sosial yang bernuansa publik yang berada di perkotaan, saya yakin mereka sering beraktifitas diluar. Kegiatan - kegiatan yang dilakukan tidak jauh dari halayak ramai. Tapi apakah mungkin perubahan perilaku dan kegiatan seperti social distensing diberlakuakan dapat dengan instan berjalan di tengah masyarakat?
Menarik perhatian saya bila sebuah perilaku di desa yang jauh dengan kata keramaian dapat menimalisir virus corona ini. Masyarakat desa banyak yang tidak percaya dengan paparan virus ini, lantas apa penyebabnya mereka tidak percaya? Mereka yang aktifitasnya berkebun di pedalaman, akses orang luar yang jarang dan pasokan makanan sehat selalu ada dengan hasil alamnya dapat merampung kesehatan yang menjanjikan. Tapi anggapan saya bisa saja salah karena aktifitas pasar sekarang terlalu sering di pusat kota. Kadang kala masyarakat membawa komuditi pertanian ke wilayah kota dan kadang kala masyarakat kota mencari komoditi yang di butuhkan di wilayah desa. Kita sama sama memahami, aktifitas ini jarang bisa berubah dengan cepat, banyak pergeseran yang akan terjadi untuk kedepannya.
Lantas apa yang kita buat? Saya menyarankan hidup sehat, seperti ajaran tatanan perilaku yang diajarkan orang tua. Cuci kaki dan tangan, hidup lah bersih dan jaga lingkungan sekitar. Kesehatan harus di jaga untuk memenuhi kekebalan tubuh, mulailah mengkonsumsi ramuan rempah seperti jahe, serai, kayu manis dan lainnya untuk kestabilan tubuh, gunakan masker untuk penghalang paparan virus dari udara. Mari kita mulai dari diri kita masing masing. Hidup bersih dan sehat sangat baik bukan?
Tulisan ini merupakan buah etik dari penulis sendiri, jika ada kesalahan kata kata dan logika mohon di maafkan. Jika berkenan, mohon berikan masukan dan komentar. Saya percaya setiap orang punya pikiran yang berbeda, dan menarik jika dapat di tuangkan.
Salam saya: FAIZUL AULIA