Aku harus bergegas, Setengah jam lagi waktunya pesawat berangkat. Bisa-bisanya aku bangun telat. Mungkin karena aku terlalu memikirkan permasalahan yang menimpaku, yang begitu menggemparkan nuraniku.
"Kenapa sampai hati ibu dan ayah menjodohkan aku dengan seorang pembuat komik, kenapa sampai begitu tega ? "Gumamku dalam hati
Padahal aku sangat ingin menikah dengan seorang Imam, yang hafal Al-Qur’an yang bisa menuntun aku, dan mengajarkan Al-Quran padaku, bisa shalat berjama’ah bareng, Oh Stop Sarah berhenti menghayal. Mungkin kau tidak layak mendapatkan yang kriteria seperti itu.
Aku harus sadar, aku bukan seorang ustadzah, jadi mungkin aku tidak layak mendapatkan suami seorang ustadz. Tapi jika Jodohku seorang pembuat komik, maka aku akan menolak dengan tegas.
Sarah, Iya nama lengkapku Sarah Amanda. Aku adalah seseorang penulis dan jurnalis. Lulusan sastra Indonesia,Universitas Indonesia. Aku tinggal di Aceh. Kota yang memberikan kenyamanan bagi orang yang memasukinya. Umurku saat ini adalah 30 tahun.
Mungkin aku terlalu sibuk menulis sehingga aku lupa bahwa wanita seumurku seharusnya sudah menikah dan punya anak. Dan inilah yang paling menjadi beban ibu dan ayah.
Setelah mandi dan berpakaian seadanya, tanpa make up dan natural, aku menuju bandara.
Brukkk... tubuhku menabrak sesuatu yang kokoh, kokoh seperti tembok
“Maaf.. saya tidak melihat kamu, saya buru-buru maaf” Kataku tanpa melihat ke arah lelaki itu. Tapi entah karna angin apa, aku melihat sejenak ke wajahnya. Subhanallah, putih bersih, ada keteduhan disana.
“Iya tidak apa-apa” Jawabnya pelan
“Kalau begitu saya pergi dulu ya” akupun bergegas lagi karna hampir telat.
Dalam perjalanan ini pikiranku di penuhi oleh lelaki itu. Lelaki yang aku tabrak. Sungguh benar-benar ada keteduhan disana.
Andai jika jodohku seperti dia. Bisa bahagia hidupku.
Tapi aku tak mau berandai-andai, ini adalah waktu tidurku. Setelah semalam suntuk bergadang menyelesaikan Kolom berita Serambi inilah saat terbaik untuk tidur. Tak terasa beberapa detik kemudian. Mataku mulai sayu dan terlelap.
"Nak, jika kamu memang tidak mau menikah dengan anak pak Rahman itu, maka kami tidak akan memaksa. Kebahagiaan itu ada padamu nak, kami hanya bisa berdo’a saja” Ujar ibu sambil membelaiku, belaian yang masih sama seperti saat aku kecil.
“ Tapi Bu, anaknya pak Rahman itu kan mapan, baik lagi. Pokoknya saya akan tetap melanjutkan hubungan ini. Ayah sudah kenal baik dengan pak Rahman” Ayah mulai bersuara
“Tapi yah”
“Tidak ada tapi-tapian bu, pilihan ini adalah yang terbaik, aku tidak ingin anakmu ini tidak menikah, umurnya sudah 30 tahun, mau di bawa kemana wajahku ini, lihat pak Mansur, dia sekarang udah gendong cucu, ayah tidak mau tau, pokonya kamu harus menikah dengan anak pak Rahman itu !”
“Sampai hati ayah memaksa aku menikah dengan anak pak Rahman itu” Ujarku sembari menuju ke kamar dengan pipi telah di penuhi air mata.
Bantal telah basah di penuhi oleh air mata. Sebenarnya aku tak tega juga menolak permohonan ayah. Tapi satu hal yang menggebu-gebu membuatku harus menolaknya adalah karna ini masalah masa depan. Baik atau tidaknya rumah tanggaku telak, dan inilah jalan penuntunku menuju surga kelak. Mungkin terlalu susah bagiku untuk mendapatkan pendamping seorang ustadz.
Ketika aku menjelaskan kriteria keinginanku, langsung ayah menampik semua alasanku dengan lantang.
“ Memang benar ustadz itu pekerjaan yang mulia, tapi ustadz itu tidak punya penghasilan yang jelas. Kamu mau kamu dan anakmu makan batu ?” ujar ayah dengan suara meninggi
Lagi-lagi mimpi yang sama. Ketika ayah menyuruhku menikah dengan kenalannya. Mendengar ucapan ayah aku terus memikirkan apakah aku telah berada di jalan yang benar ? menolak keinginan orang tuaku untuk mencari yang lebih baik ? aku tak tau, yang aku tau adalah Allah bersamaku.
Aku sangat tau umurku 30 tahun. Dan sekarang aku akan menjejakan kakiku di negeri sakura. Aku harap bisa mendapatkan jodoh disini. Yang pastinya seorang ustadz.
Sebenarnya aku pergi dari rumah tanpa pamit pada ayah. Adalah sosok ibu yang ingin kebahagian untukku, menyuruh aku pergi untuk mencari yang terbaik, mencari calon pendamping idamanku, yang bisa menuntunku dunia dan akhirat.
"Tunggu cerita part 2 nya di negeri sakura"
relationship is life
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Cerita yg bsgus
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit