Dalam hitungan hari, tahun 2020 sudah ingin berakhir. Banyak kejadian yang tak terduga ditahun ini, ibarat aku berjalan ditengah hutan yang gelap dan mencekam yang sewaktu-waktu dapat membunuhku, namun disatu sisi aku dapat sesuatu yang baru untuk bisa mengembangkan diri, untuk bertahan hidup lalu berjalan keluar dari hutan ini dengan selamat. Tahun dengan kenormalan baru akibat virus yang mematikan ini. Aku sudah punya rencana, membuat rencana hidup untuk menjalani hidup ditahun 2020, seperti awal tahun aku mau pergi ke psikiater, jika sudah sehat mental, aku mencari kerja, dapat kerja, dan hidup monoton seperti biasa, tapi hal itu semua tidak terlaksana akibat virus ini.
Sejauh ini aku masih bisa bertahan, masih diberikan kesehatan mental, sama yang sang pencipta. Namun tetap saja kondisiku tidak bisa dibilang baik, bahkan harus tertatih-tatih untuk hidup, tapi aku bisa bersyukur, hidup lebih baik ketimbang orang lain yang hancur akibat keadaan kahar ini.
Tahun 2020 tidak sepenuhnya buruk, ada pembelajaran dan mendapat hal baru. Seperti contoh hobi baru, selama tahun ini aku mendapatkan hobi baru yaitu membaca, menulis, mendengar podcast, olahraga serta meditasi. Aku mendapatkan hobi baru untuk memperbaiki mentalku, membuatku sibuk untuk melupakan gangguan yang merusak mentalku, sejauh ini setidaknya berhasil.
Aku menambah ilmu baru selama pandemi, belajar daring dari bang raditya dika, menambah skill gratis dari kartu prakerja, selain mengahlikan pikiranku supaya tidak overthinking dan galau, hal ini baik untuk karena mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat.
Selain itu juga, ada hal lain yang belum pernah aku lakukan sebelumnya yaitu psikiater. Aku tidak mempungkiri tahun ini, keadaan kahar ini, menguras mentalku, beberapa kali mentalku jatuh. Dengan pemikiran panjang dan dengan yakin, aku memutuskan untuk psikolog, ternyata itu berguna, mentalku sedikit membaik dan aku juga punya solusi untuk mengatasi ketika mentalku turun.
Masa pandemi ini, banyak sekali yang aku kangenin, seperti nonton bioskop ke toko buku, dan nongkrong sama teman-teman. Mungkin salah satu sebab mentalku jatuh karena sering bertemu sama orangtuaku, penyebab mentalku hancur. Nggak bisa disangkal, pergi keluar rumah bisa membuat manusia sehat mental.
Sejujurnya, aku takut, takut dan cemas dengan keadaan kahar ini, terlebih aku ‘terpaksa’ hidup dengan pemicu perusak mentalku, bahkan aku sempat tidak yakin untuk bisa bertahan hidup, bisa bertahan, tidak bunuh diri. Namun aku mencoba beradaptasi dari situasi ‘kenormalan baru’ ini dan sekuat tenaga menjaga kewarasan untuk tidak bunuh diri. aku tertegun ketika melihat tulisan dari seseorang, kurang lebih kata-katanya seperti ini “situasi ini seperti lari maraton, tidak perlu berlari cepat itu karena stamina akan habis, rileks aja, santai saja supaya tidak habis staminanya, dan bisa sampai tujuan dan bisa digaris finish”.
Seandainya tahun 2020 ini sebagai sosok manusia, aku pasti akan lakukan, mimik marah dan sedikit mengumpat lalu aku akan merangkul dia dan berbicara dengan baik-baik, mencoba beradaptasi dan mulai membiasakan diri dengan dirinya.
Tahun 2020 ini memang sulit terlebih ada pandemi yang membuat dunia porak-poranda, dan memang awalnya sulit sekali tapi lambat-laun semua membaik serta manusia di bumi mampu berpikir panjang dan jernih yah meski hanya sebagian kecil tapi itu cukup. Aku sendiri pun seperti itu, bisa berpikir jernih, bisa sedikit berpikir positif dan melakukan kegiatan positif. Tahun 2020 ini bermakna tahun pembelajaran hidup dan setidaknya tahun ini masih ada harapan.
#tahun2020 #indonesia #steemitindonesia #desember #desember2020 #mentalhealth #mentalissue