Saya tak bosan-bosanya menulis tentang Woyla, karena Woyla layak untuk ditulis sebab. begitu banyak tersimpan filosofi disana, kali ini saya ingin mengangkat tentang heroiknya putra Woyla dalam mewarnai sisi kehidupan bermasayarakat dan sisi sosial lainya.
Kenapa saya sebut heroik. Karena putra Woyla itu suka tantangan dan pantang menyerah dalam menhadapi segala sesuatu dalam kehidupan, persatuan dan kesatuan membuat Putra Woyla disegani dan diperhitungkan dalam perantauan.
Saya teringat cerita kawan-kawan pada tahun 2002 di Asrama Woyla, Rukoh Banda Aceh. Ketika itu ada sedikit persilisihan antara Mahasiswa Woyla dengan Mahasiswa asal Nagan Raya, selisih paham tersebut berujung pada kerusuhan, ratusan Mahasiswa Nagan Raya sepontang menyerang Mahasiswa Woyla.
Karena jumlah Mahasiswa Woyla di Asarama saat itu jauh lebih sedikit dari Mahasiswa Nagan Raya, namun nyali putra Woyla tak pernah ciut, mereka tetap melakukan perlawanan meskipun sejumlah mahasiswa Woyla saat itu terkena pukulan.
Heroiknya dalam cerita itu adalah, meskipun putra Woyla hanya satu dan dua orang yang masih bertahan tetap melawan, tak pernah menyerah. Namun kerusuhan itu berhasil dilerai oleh masayakat Rukoh.
Persatuan Putra-putra Woyla dalam membela sesama patut diapresiasi, sikap heroik dan pantang menyerah merupakan karakteristik orang Woyla yang ditularkan oleh endatu kami terdahulu.
Orang Woyla dikenal peramah dan baik, santun dan dermawan, sebaliknya. Jika diganggu dan terusik. Maka seratus derajat akan lebih berbahaya.
Sikap santun, dermawan dan suka membantu itu dibuktikan oleh Putra Woyla yang kini menjadi publik figur, seperti Amunillah Usman.MM, dia menajadi bapak bagi mahasiswa Aceh Barat kususnya Woyla di banda Aceh, rumahnya adalah istana bagi putra-putri Woyla disana.
Dia sangat dermawan gemar membantu sesama, tidak ada kata penolakan darinya jika kita meminta bantuan sesuatu, sunguh figur yang bersahaja, saya bangga jadi putra Woyla bagian dari mereka yang sukses.
Figur yang lain tak kalah baiknya, yaitu H Ramli.MS, orangnya sangat bersabat, hatinya sangat baik dermawan, gemar menolong. Kesederhanaanya menjadi panutan bagi kami, dia sosok tokoh yang low profil dan sangat fair.
Begitu banyak tokoh Woyla dikenal luas dermawan dan rendah hati, seperti Adami Umar.M.Pd, H M Ali Alfata, Wakil Bupati Aceh Jaya. Abu Yus, bagi putra Woyla yang merantau ke Krueng Sabe, tak pernah lupa dengan sosok yang satu ini, dia menetap di Desa Gunong Mancang Krueng Sabe Aceh Jaya.
Karakter yang sama juga melekat pada putra Woyla lainya, yaitu Ali Murtala, akrap disapa Lem, saat beliou jadi Anggota DPRA beberapa tahun lalu, rumah dinasnya di Banda Aceh tiap detik didatanggi masyarakat Woyla dan ada saja yang dia serahkan oleh-olehnya. Luar biasa.
Kini muncul tokoh muda yang mengikuti figur seniornya, yaitu Mustafa Ali Woyla dan Mustafa Husen Woyla, keduanya sangat populer di dunia maya dan kini keduanya menetap di Banda Aceh.
Terus berjuang kawan, Woyla itu hebat, woyla itu heroik dan putra-putra Woyla itu cerdas.[]