source
Salam hangat sahabat inspiratif. Senang rasanya bisa berjumpa dan bersua kembali disini, tanpa terasa minggu pertama hampir selesai kita lalui dalam upaya menghalau segala bentuk cobaan dan godaan yang datang silih berganti. Baik godaan yang bersifat lahiriah maupun bathiniah
Salah satu kehebatan dibulan Ramadhan adalah budaya berburu takjil. Tak hanya di Aceh tetapi di mana-mana – berdasarkan liputan Ramadan khas televisi masa kini dan bacaan di internet. Di hampir setiap persimpangan adalah mereka yang menjual menu berbuka dengan harga murah, beragam pilihan dan tentu saja sangat menggiurkan. Namun sekali lagi, saya bukanlah orang yang kepincut dengan aneka takjil itu. Mata saya tidak ngiler dengan menu berbuka aneka warna dan aroma.
Perlukah Berburu Takjil??
Takjil saya, jika pun ingin memakannya nanti adalah kolang-kaling dengan sedikit kacang ijo serta nangka. Kolak mungkin sebutan lain namun bagi kami itu bukanlah kolak, hanya semacam bubur kacang ijo. Jika kolak biasanya terdiri dari pisang, ubi, nangka dan lain-lain yang berjumlah banyak. Kolang-kaling yang dicampur santan untuk dimasak rasanya lebih lezat daripada kolak pada konotasi sebenarnya.
Barangkali pemandangan seperti tidak lagi aneh, karena disamping ditempat-tempat yang sudah ditentukan, para penjuan takjil pun kadang bisa kita temukan dipinggir-pinggir jalan. Namun, bagi keluarga saya dalam keseharian selama bulan Ramadahan cukup mempercakan ibu dalam hal ini, bagi saya berburu takjil untuk berbuka puasa sama saja seperti pemborosan, karena biasanya pada saat sore hari sebahagian orang sibuk memcari dan membeli berbagai penganan berbuka, padahan belum tentu semua itu habis termakan
source
Memang demikianlah takjil puasa keluarga saya yang tidak berlebihan. Jika anda bertanya apakah saya harus berburu takjil sambil ngabuburit? Jawab saya tentu tidak. Saya agak berbeda dengan orang lain yang sambil jalan beli kue ini dan itu, beli air tebu, beli kelapa muda, beli es krim dan lain-lain. Bukan pula karena ingin berhemat tetapi akan mubazir jika tidak memakannya nanti
Berbuka Dengan Menu Seadanya adalah Ciri Orang Beriman dan Beramal Sholeh
Mungkin akan lain lagi cerotanya dalam keluarga anda, atau bahkan yang lainnya. Dimana disaat waktu berbuka hampir tiba semua pada sibuk membeli takjil dan penganan ringan lainnya. Padahal kalau menilik dari anjuran agama, dalam hal berbuka puasa sudah dicontohkan oleh Nabi dan para pengikutnya, dimana kita selalu dianjurkan berbuka puasa dengan alakadar
Ada juga yang sudah terbiasa dengan segelas semangka yang diparut lalu dicampur dengan gula dan sirup berwarna merah. Anda bisa membayangkan bagaimana rasanya. Sekali teguk, perut bisa saja langsung terisi penuh. Seteguk semangka parut, lalu langsung makan nasi setidaknya bisa membuat perut tidak mual. Nah, biasanya lepas tarawih baru makan lebih banyak lagi untuk mengisi kekosongan tersebut dan sekali lagi, nasi adalah pilihannya
source
Setidaknya begitulah yang sering kita lihat dibulan Ramadhan ini, dimana lain orang lain juga ciri dan kebiasaannya. Ada yang cuma berbuka puasa hanya dengan segelas air putih dan beberapa biji kurma dan kue kering, namun ada juga yang berbuka puasa dengan es campur sebagai menu wajib, ada juga dengan nasi, kopi, air es kelapa dan sebagainya
Bicara takjil memang banyak sekali yang harus diburu. Meskipun di Aceh telah banyak sekali orang yang berjualan tiap sore tetapi ciri khas itu masih ada. Di mana, rumah-rumah orang Aceh masih tercium aroma minyak yang sedang menggoreng pisang, atau pun boh rom-rom – menu khas Aceh – yang dimasak pada hari tertentu, misalnya pada hari ke-27 puasa. Tetapi, sekali lagi. Semua adalah tentang selera
Pilihlah Menu Makanan Yang Sesuai Dengan Isi Kantong dan Tubuh Kita
Catatan dari saya cuma sedikit saja, kita boleh berburu takjil di mana-mana. Kita tidak dilarang kok membeli banyak takjil asalkan habis dimakan. Namun yang penting, kita juga harus selalu memperhatikan kondisi kesehatan perut yang mungkin sensitif terhadap makanan tertentu sehingga jangan asal beli. Mi Aceh yang dijual bebas belum tentu cocok untuk perut pemilik sakit lambung karena selain pedas, mi bukanlah nasi yang mudah dicerna.
Takjil terlezat adalah milik kita yang rasa. Saya tidak mengatakan yang ini enak dan yang itu tidak. Semua berpulang pada selera tiap kita, namun yang jauh lebih penting yang perlu kita perhatikan adalah bijaklah dalam memilih semua itu, kalau tidak bukannya nikmat dan pahala yang kita dapatkan, tapi malah dausa yang menanti kita. Terimakasih
Posted from my blog with SteemPress : http://arispranata.epizy.com/2019/05/10/bijaklah-dalam-memilih-menu-berbuka-puasa/
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by aris from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit