Bak ok gata na keumiri/ bak bibi na ulat sutra/ bak mata meugantung unoe/ bak dhoe meutuleh peunawa//
Bak idong meu-ateung/ kheung lage boh pala/ bak su iduk peungaseh/ bak kulet gleh boh langsat muda.
*** Pantun berbahasa Aceh tersebut sepenuhnya berisi pujian terhadap seseorang yang dikagumi atau dicintai. Betapa sempurnanya sang kekasih digambarkan, seolah-olah ia memiliki segala keindahan sehingga cukup patut untuk dilimpahkan kasih sayang.
Seorang lelaki tua kampung kami menyampaikan cuplikan pantun ini pada saya tempo hari. Sambil berbisik ia sampaikan perihal tata cara dulu ia melakukan penaklukkan. "Lembut, indah dan penuh perhitungan, Za!" bisiknya dengan raut bangga bercampur waspada. Saya terkikik mendengar bisikan itu. Lebih geli ketika melihat tatapan matanya yang hati-hati itu.
Pantun tadi hanya sepotong contoh belaka. Salah satu cara ia menutup surat-surat cintanya. Surat cinta, kawan, selalu menarik dan penuh debar. Pujian begini rupa, kata lelaki tua itu, hampir selalu mampu meluluhkan hati gadis mana saja pada masanya.
Seorang pemuda di kala mahsyur budaya surat cinta, mestilah pandai merangkai kata. Bermanis-manis rayuan dalam bentuk aksara. Selain itu, mesti pula ia mahir meracik pantun.
"Semata-mata bumbu untuk menambah lemak di gulai, Za," demikian guna pantun dalam surat diumpamakannya.
Generasi surat cinta adalah mereka yang berliterasi, sastrawi dan akrab dengan kata-kata. Ada semacam anggapan rendahan bagi mereka yang tidak punya keahlian tersebut. Minimal, di kawanan ia harus pandai merayu atau harus mampu menyogok teman-temannya. Kau akan kena ceramah teman-temanmu. Diajarkan seolah-olah orang bodoh yang tidak berdaya di kawananmu. Maka begitulah, kau harus tekun belajar. Sungguh memalukan jika surat cintamu ditulis orang, perasaanmu dijabarkan dengan aksara teman.
Dan tentang pantun itu, sejurus dengan keinginan yang membuat, semesta merestu, para gadis selalu bisa memahami maksud pantun yang dikirimkan lelakinya di jauh. Selalu dikenang-kenang, tergenang-genang di ingatan. Jika bersua, pantun itu akan diminta diucap ulang. Ini bagian romantisnya, kawan.
"Ketika kuulang ucap pantun itu, Za, tak tanggung, gadis yang kucintai itu senang sekali. Sampai-sampai dia berkata rela kunikahi tanpa mahar. Jangan kau kira tanggung saktinya pantun, Za."
Setengah berbisik kutanya, "lalu apakah gadis itu berhasil abang nikahi?"
"Hampir. Tapi ayahnya tidak setuju. Tersiksalah kami. Remuk redam. Akhirnya abang merantau kemari. Jauh membawa luka hati. Bertemu kakakmu sekarang. Lagi dan lagi, Za, dengan pantun abang tundukkan," jelasnya dengan penuh kebanggaan.
Dan bagaimana redaksi pantun penaklukan itu? Baca di awal.
Namun naas, dunia berkembang, kepala generasi kita tercemar tontonan melalui kawat-kawat binal yang direntangkan kemajuan. Budaya pantun tertinggal di bawah tilam-tilam ingatan orang-orang silam. Mantra-mantra sudah dijinakkan oleh ketidakyakinan kemanjuran. Jika sekarang kau kirim pantun ini ke haribaan kekasihmu, kau hanya akan dianggap kuno atau paling dianggap semata gombalan. Tidak lagi kekasihmu melayang, tak tidur malam sebab membaca puji di pantunmu yang kau kirim dengan penuh perasaan. Sudah tak musim sebab membaca pantun ada orang mabuk kepayang. Menyedihkan!
Posted from my blog with SteemPress : https://pengkoisme.com/2018/06/24/hilangnya-generasi-surat-cinta-mundurlah-budaya-bermain-kata/
Dulu sekali generasi saya kami gemar sekali mengoleksi kertas merek Harvest yang ada puisi dan wangi baunya.
Bait puisi pada kertas kadang menjadi inspirasi merangkai kata pada lembar kertas
Hahahahaiii jauh kali flashback nya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Rukok sibak bang Za. Menggoda that postingan nyoe!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Butoi, boeh jok meu karang boeh boeh bie ubee raya, pajan tak duek duek bineg rangkang, ngat long ba apam yang get Raya. Nyan ban rakan , @gulistan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit