Walau lahir dan besar di ibukota Jakarta, saya memiliki teman dari berbagai suku dan agama. Apalagi setelah saya memutuskan untuk mengambil studi di Yogyakarta, lingkaran pertemanan saya semakin beragam. Mulai dari ujung pulau Aceh sampai belahan timur Papua yang membuat pertemanan saya menjadi kaya warna, kaya cerita.
Saya menyadari dan mengerti bahwa perbedaan itu bukan menjadikan kami terpisah justru malah saling menyatukan. Perbedaan yang kami miliki justru makin membuat ikatan toleransi kami menjadi kuat.
Misalnya saja dalam acara perayaan keagamaan kami berusaha untuk saling menghargai, menghormati dan sebisa mungkin membantu agar pelaksanaan ibadah mereka tidak terganggu dan berjalan lancar, begitupun sebaliknya.
Saya merasakan menjadi minoritas ketika saya tinggal di Bali dan kebanyakan teman saya beragama Hindu dan Kristiani. Tapi saya bersyukur mereka menerima kehadiran saya dan menghargai kepercayaan yang saya anut. Beberapa kali saya hadir dan melihat prosesi ibadah dan perayaan agama Hindu.
Buat saya hal itu menarik, menandakan bahwa Tuhan itu memang satu dengan berbagai cara untuk dapat dekatNya. Pernah suatu kali ketika bulan ramadhan tiba dan itu menjadi puasa pertama saya berada di lingkungan yang mayoritas berbeda keyakinan dengan saya.
Disitulah saya mengalami sendiri toleransi beragama yang mereka tunjukkan sangat kuat. Begitu pula ketika mereka merayakan ibadah Nyepi, saya pun berusaha untuk menghargai kepercayaan mereka dengan tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Kerukunan beragama seperti inilah yang menjadi warisan leluhur nenek moyang kita.
Ibadah Natal dan Kunci Taong warga Kawanua di Jakarta
Musik kolintang hadir di Ibadah Natal dan Kunci Taon Kerukunan Keluarga Kawanua.
Saya selalu merasa excited menghadiri perayaan keagamaan lain. Buat saya hal tersebut justru menambah wawasan keagamaan saya. Tawaran untuk menghadiri perayaan dan ibadah Natal datang dari seorang teman minggu lalu. Kali ini perayaan natal yang akan saya hadiri sekaligus sebagai acara temu kangen warga Sulawesi Utara khususnya suku Kawanua.
Ibadah Natal dan Kunci Taong yang diadakan hari Sabtu (1/02/2020) ini dilakukan oleh Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) yang berada di Jakarta. KKK sendiri adalah organisasi non profit yang bergerak di bidang sosial dan kemasyarakatan. KKK dibentuk dengan tujuan untuk menjaga tali persaudaraan, melestarikan budaya Minahasa dan mempersatukan Tou Minahasa (Sulawesi Utara) yang telah tersebar dan hidup lama di perantauan, bukan saja di Jakarta tapi juga di berbagai daerah di Indonesia juga di luar negeri.
Kerukunan Keluarga Kawanua sebagai organisasi memiliki kekuatan hukum yang sah yaitu dengan terbitnya SK Menkumham No. AHU-00005901.AH.01.08. Untuk periode 2017-2022 KKK dibawah kepemimpinan bapak Ronnie Franky Sompie.
Acara perayaan Natal dan Kunci Taong yang diadakan setiap tahun ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan. Natal adalah peristiwa iman penuh suka cita bagi umat Kristiani khususnya Tou Minahasa dimanapun berada.
Tarian tradisional Minahasa
Tema "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang" pada perayaan dan ibadah Natal dan Kunci Taong ini sesuai dengan slogan orang Minahasa bahwa 'Torang Samua Basudara". Dengan acara ini diharapkan memberi dampak positif dalam membangun kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya Tou Kawanua menjadi lebih baik dan menciptakan rasa cinta tanah air Indonesia.
Mengusung kearifan lokal, acara perayaan dan ibadah Natal dan Kunci Taong ini mempersembahkan tarian dan lagu-lagu daerah khas Sulawesi Utara. Dibuka dengan penampilan tarian yang terinspirasi oleh tarian Maengket yang dikemas dengan nuansa tradisional dan modern. Selain itu lagu-lagu daerah juga ditampilkan untuk menumbuhkan rasa kebanggaan sebagai Tou Minahasa.
Wakil Ketua KKK, Tommy Winston Watuliu
Ketua KKK, Ronnie F. Sompie
Bendahara panitia, Nova Rumondor
Beberapa lagu baik lagu daerah maupun lagu rohani seperti Jingle Bels dan Joy to the World yang ditampilkan membuat saya ikut juga menyanyikannya. Apalagi irama yang mengiringi mendukung para undangan yang hampir mencapai 4000 orang untuk ikut bernyanyi dan bergoyang. Namun demikian tidak mengurangi kekhusukan perayaan ibadah malam itu.
Ibadah Natal dan Kunci Taong KKK
Acara yang digagas KKK malam itu yang mengangkat kembali akar budaya dalam balutan modern bertujuan memperkenalkan sekaligus mengedukasi budaya Minahasa kepada warga Kawanua yang berdiaspora. Selamat Natal saudara setanah air, semoga damai dan kasih Natal memberkahi kita semua.
Posted from my blog with SteemPress : http://hiqudsstory.com/kerukunan-keluarga-kawanua-dalam-ibadah-natal-dan-kunci-taong/