Kata globalisasi telah menjadi kata yang sudah sangat menyatu dalam kehidupan sehari-hari bahkan tidak ada orang yang tidak mengenal kata ini. Sebuah peradaban yang bertumpu pada sains dan teknologi, perkembangan teknologi, informatika dan telekomunikasi membuat dunia ini semakin kecil dan seakan-akan telah mengkerut. Kejadian pada suatu belahan dunia yang lain dapat diketahui dengan begitu cepat oleh penduduk yang ada di belahan dunia yang lain. Hanya dengan duduk di depan meja dan komputer seseorang dapat melakukan perjalanan mengelilingi dunia.
Pengaruh globalisasi juga memberikan pengaruh yang sangat besar pada kebudayaan suatu bangsa tidak ada budaya yang tidak terbuka terhadap kebudayaan luar sehingga menyebabkan ciri khas dari suatu kebudayaan menjadi samar dan kabur bahkan antara budaya pribumi dengan budaya luar sudah sangat sulit untuk dibedakan. Memang budaya bersifat dinamis selalu dapat melakukan adaptasi dengan kebudayaan luar sebab jika itu tidak terjadi maka suatu kebudayaan akan hilang dan lenyap di telan zaman.
Globalisasi juga memberikan kesadaran kepada setiap negara untuk menyadari bahwa suatu bangsa tidak akan dapat hidup dan tumbuh sendiri, sehingga terciptalah hubungan dan kerjasama, meskipun kerja sama tersebut dibuat atas dasar saling menguntungkan akan tetapi dalam kerja sama tersebut selalu terjadi persaingan untuk mendapat keuntungan yang lebih besar dan bangsa yang maju selalu keluar sebagai pemenang dikarenakan mereka kuat dalam uang atau modal.
Bangsa indonesia juga tidak ketinggalan untuk melakukan hubungan kerja sama dengan bangsa lain serta turun menjadi peserta dalam kanca ekonomi dan pasar bebas, dimana tujuan dari semua itu untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan bagi penduduk dan rakyat indonesia sendiri. Aceh yang merupakan bagian dari negara indonesia tentu aceh juga turut menjadi peserta dalam pertarungan ekonomi, pasar bebas, hubungan dan kerja sama dengan bangsa lain yang dibungkus dengan kata globalisasi.
Menjadi bagian dari globalisasi, ekonomi dan pasar bebas bukan berarti tidak ada masalah banyak masalah yang timbul dan salah satunya adalah kurangnya sumber daya manusia yang sangat rendah, sehingga menyulitkan untuk bersaing menjadi sangat sulit dilakukan. Di aceh sendiri sangat terasa akan kekurangan sumber daya manusia, hal ini dapat disaksikan semakin hari semakin jauh orang aceh tertinggal dalam segala hal kehidupan, baik itu pendidikan, ekonomi, keadilan dan kemakmuran dan lain sebagainya.
Rendahnya sumber daya manusia membuat kita menjadi korban dari globalisasi itu sendiri, banyak tenaga kerja yang gajinya tidak dibayar, disiksa, dibunuh, diluar negeri. Gaji buruh yang murah dan buruh sendiri tidak menuntut dan berbuat banyak merupakan suatu kenyataan yang terjadi dalam negeri sendiri, ternyata rendahnya sumber daya manusia jangankan menjadi tuan ditempat orang malah kita menjadi kuli atau budak rumah kita sendiri.
Berangkat dari sanalah orang indonesia pada umumnya dan orang aceh pada khususnya harus membuang dan meninggalkan hikayat atau obsesi yang selalu mengatakan bahwa Aceh Nanggroe Meutuwah, Tanoh mulia, pusaka kaya, nenek moyang kita hebat, rakyatnya makmur dimana hikayat tersebut selalu diceritakan bahkan dibuat dalam bentuk syair dan lagu kemudian dinyanyikan. Hikayat itu sudah saatnya ditinggalkan dan dibuang ke tempat sampah. Sebab hikayat tersebutlah yang meninabobokan orang aceh itu sendiri sehingga orang aceh tidak lagi mengetahui masalah yang ada disekitar hidupnya, orang telah tidak lagi peka terhadap keadaannya dan perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
Orang aceh perlu menyadari bahwa pendidikan di aceh masih sangat rendah bahkan jauh tertinggal dengan wilayah-wilayah lain di indonesia, kepatuhan pemerintah dan rakyat terhadap hukum masih sangat rendah.keadilan dan kemakmuran jauh panggang dari api, bukankah orang aceh memberontak karena kesenjangan dan keadilan dalam bidang sosial dan ekonomi. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kekayaan alam indonesia sangat banyak dan melimpah akan tetapi banyak kekayaan alam tersebut tidak menjadi jaminan bahwa rakyat akan hidup makmur apabila kekayaan tersebut tidak dapat dikelola dengan baik. Banyak negara yang tidak memiliki sumber daya alam yang kaya akan tetapi sanggup mencapai kemakmuran hal ini dapat terjadi karena mereka menyadari akan perlunya sumber daya manusianya.
Maka dari itu para generasi kita perlu diberi pencerahan tentang realita kehidupan yang sebenarnya sehingga mereka tidak tertidur dalam sebuah mimpi dan tidak pernah mengetahui masalah apa yang sedang mereka hadapi dilingkungan mereka hidup sekarang. Mengajarkan mereka ilmu untuk meningkatkan sumber daya manusia dan menjelaskan segala realita yang terjadi tentu lebih efektif untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya sekarang dari pada meninabobokan mereka dengan obsesi yang membuat mereka kehilangan kesadaran.
Mereka harus mengetahui dimana mereka tinggal dan hidup serta permasalahan apa yang timbul dan terdapat disana, dengan demikian mereka dapat mencari jawaban dan solusinya dari perubahan tersebut. Perubahan tidak dapat dihindari dan ditahan prosesnya maka dari itu kita tidak bisa kalau hanya diam kita harus melakukan persiapan salah satu cara persiapan tersebut meningkatkan sumber daya manusia, sehingga kita dapat melakukan perubahan, bergumul dengan perubahan tersebut serta hidup dalam perubahan tersebut.
Posted from my blog with SteemPress : https://www.rangkangsekolah.com/memaknai-globalisasi/