Source
Yang kedua adalah Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani, dari Banten. Dan, kemudian Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Rahimullah, dari Sumatera Barat. Tak main-main, ketiga ulama asal Indonesia tersebut memiliki prestasi luar biasa yang bergema hingga kini.
"Menurut saya, itu suatu kebanggaan yang amat luar biasa. Karena ulama-ulama itu guru kita, yang di sana bukan sembarangan, yang akhirnya menjadi rujukan ilmu. Salah satunya Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani. Artinya ketiga ini mampu menggegerkan orang Indonesia, dari jeniusnya ilmu mereka."
Jadi awalnya kota Mekkah, yang di dalamnya ada Masjidil Haram, itu adalah kota yang terbuka untuk semua mashab. Jadi, apabila shalat subuh, di imami oleh imam yang bermahzab Syafi'i. Maka shalat dzuhurnya di ganti dengan mashab Hambali. Nanti asharnya di ganti imam Hanafi. Magribnya di ganti imam bermahzab Maliki, dan seterusnya.
Oleh karenanya ulama dari berbagai mancanegara di perbolehkan menjadi imam di Masjidil Haram. Itulah awal mula mengapa orang Indonesia di bolehkan menjadi imam di Masjidil Haram.
Nah, intinya ketiga ulama besar ini, tentu saja bukan ulama sembarangan, karena di Mekkah juga banyak ulama yang lain. Tapi karena ketiga ulama ini memiliki, pertama kedalaman ilmu. Mereka juga memiliki kemampuan baca Alqur'an yang bagus, banyak hafal Alqur'annya. Sehingga kemudian bisa jadi imam, karena itu betul-betul orang pilihan.
"Alhamdulillah ya, sepatutnya kita bersyukur dan berbangga hati, karena ada orang Indonesia yang menjadi imam besar di Masjidil Haram. Itu contoh yang luar biasa ya."
Ya, ketiga ulama besar ini, memiliki kemampuan yang tak hanya mumpuni, tapi prestasi yang luar biasa. Dan, yang paling di kenal tidak hanya di Indonesia, tapi di dunia. Adalah Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani, yang di kenal pandai, sehingga banyak melahirkan karya-karya yang terkenal, yang secara mengejutkan masih menjadi banyak rujukan kaum muslim di dunia hingga saat ini.
Jadi, antara kitab-kitab Syaikh Nawawi, itu ada Kasyifatus Saja Syarah, ada Nuruzh Zholam, ada Tanqihul Qoul. Ini boleh di bilang tokoh ulama, ulama hijaz. Hijaz itu wilyah jazirah Arab. Bahkan beliau punya banyak kitab-kitab yang kemudian di pelajari, bukan hanya oleh santri di Indonesia, tapi juga mereka yang dari mancanegara.
Dan mengejutkan, tidak hanya dahsyat mencuri mata dunia, dengan karya dan prestasi mereka. Ketiga ulama Indonesia yang menjadi imam besar di Masjidil Haram itupun menggulirkan warisan ilmu yang luar biasa. Mampu menentukan arah dan pengaruh besar gerakan Islam di Indonesia. Di antaranya Syaikh Amad Khatib Al-Minangkabawi, yang memiliki murid bernama Kiyai Haji. Hasyim Ashari. Yang kemudian hari adalah pendiri Nahdatul Ulama (NU).
Jadi, kisah ketiga ulama ini, harus bisa menjadi motivasi buat kita umad Islam, khususnya anak-anak muda, agar tidak tidak pernah bosan. Dan terus mencoba untuk belajar mengaji, dan mengkaji. Sehingga generasi ulama ini tidak sirna, tidak habis.
Demikianlah kisah ketiga ulama asal Indonesia, yang pernah menjadi imam di Masjidil Haram. Moga-moga menginspirasi, dan bermanfa'at untuk pembaca semua.
Salam Steemian Indonesia 💫
~Keep writing~
Salam Sahabat Inspiratif
Posted from my blog with SteemPress : http://midiagam.epizy.com/2019/08/10/ulama-indonesia-yang-pernah-jadi-imam-besar-masjidil-haram/
Alhamdulillah dpt menjadi ilmu tambahan bagi kita..
salam lebaran sobat..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Syukurlah, semoga bermanfa'at.
Selamat hari raya qurban juga rakan.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit