Amal Jariyah merupakan sebuah amalan yang terus mengalir pahalanya walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah meninggal dunia. Secara Lughawi, amal jariyah itu bisa diartikan sebagai suatu perbuatan yang terpuji. Sedangkan dalam Syara’, amal jariyah dapat dipahami bahwa amalan yang menghasilkan sesuatu bernilai dan bermanfaat untuk kemaslahatan dan juga bentuk taqarrub kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, atau ilmu bermanfaat, atau anak shalih yang selalu didoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)Dalam hadits tersebut terdapat 3 amalan yang terus menerus mengalir dan tidak terputus pahalanya, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang terus mendoakan ayah ibunya. Amalan jariyah dalam hal ini begitu mudah dilakukan dengan tujuan mendapat ridha-Nya dengan ketentuan keikhlasan penuh yang timbul dari hati nuraninya dan jauh dari sifat ria/sombong dan hal-hal yang dapat meruntuhkan pahala. Sedekah jariyah seperti kita membangun masjid, atau menggali sumur, menulis artikel dan/atau mencetak buku yang bermanfaat bagi pembacanya. [irp posts="744" name="Prosesi Qurban di Lueng Daneun"]
Bisa juga sedekah jariyah itu semacam macam mewakaf sebagian tanah (harta) yang dimanfaatkan dalam ibadah manusia lainnya, memberi ilmu yang bermanfaat (dalam hal ini ilmu syar’i dan mereka terus amalkan), ada juga meninggalkan Anak yang shaleh. Oleh sebab itu, Islam mendorong seseorang memperhatikan pendidikan anak-anak mereka terutama ilmu-ilmu agama, hingga kelak jadi anak yang tumbuh menjadi anak taat beragama dan shaleh. Hadist yang sanadnya dari Abu Hurairah r.a., Nabi SAW bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ : سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
Artinya: Dari Anas r.a. mengatakan, "Rasûlullâh Saw bersabda, Ada 7 hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah meninggal dunia (yaitu): Orang yang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanamkan kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal. (Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr, Diterjemahkan dari al-Fawâid al-Mantsûrah, hlm. 11-15).[Source: almanhaj.or.id]Dan dalam ayat 92 pada surat Ali-Imran, Allah berfirman:
(لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ .﴿آل عمران:٩٢
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (Q.S, Ali-Imran: 92)
Dalam melaksanakan amal jariyah harus disertai keikhlasan tanpa mempromosikan ke orang lain bahwa kita telah melakukan amalan jariyah, apalagi jika sampai hal itu menyakiti perasaan si penerima bantuan bila kita bersedekah. Allah berfirman:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S Al-Baqarah: 262)Adapun keutamaan dari amal jariyah berdasarkan dalil-dalil yang ada dapat disimpulkan bahwa, diantaranya :
- Seseorang yang melakukan shodaqoh atau amal jariyah, maka hal tersebut tidak akan pernah membuat hartanya berkurang, justru hal tersebut akan membukakan pintu rezeki bagi pelakunya.
- Mereka yang melakukan amal jariyah memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT
- Allah SWT melipatgandakan pahala bagi siap saja yang melakukan amal jariyah, dan pahala dari perbuatan tersebut tidak akan pernah terputus meskipun pelakunya telah meninggal dunia.
- Allah SWT akan menghapuskan segala kesalahan dan dosa-dosa bagi pelaku amal jariyah
- Dengan beramal jariyah, maka pintu-pintu keburukan akan tertutup dan pintu-pintu kebaikan akan terbuka dengan lebar.
- Amal jariyah merupakan salah satu tanda syukur atas karunia yang telah diberikan Allah SWT. Selain itu, perbuatan tersebut juga dapat mencerminkan keimanan seorang hamba kepada penciptanya.
- Amal jariah merupakan suatu perbuatan yang dapat membersihkan jiwa seseorang dari sifat kikir, sombong, dan tamak. Karena sifat-sifat tersebut dapat menghantarkan seseorang ke dalam siksa api neraka. [Source: DalamIslam.com]
فَمَن يَّعمَل مِثقَالَ ذَرَّةٍ خَيرًا يَّرَه
Maksudnya: Maka Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (QS. Al- Zalzalah ayat 7)Mari kita ummat Islam beramal jariyah karana jenis amalan ini akan terus menerus mengalir bagaikan air sungai yang mengalir kepada mukmin yang melakukannya ketika masih hidup di dunia ataupun ketika telah meninggal dunia. Dan karenanya, sekali lagi mari kita terus beramal jariyah kapan dan diamanapun saja, dan itulah sejatinya kekayaan kita disisiAllah SWT. Ingat amal jariyah tidak mengenal usia, siapa saja dan apa saja yang bisa kita berikan untuk meraih keridhaan-Nya. Mari Kita Simak Penjelasan Dr. Khalid Basalamah, MA dalam Channel Youtube. Terima Kasih.... Referensi:
Posted from my blog with SteemPress : http://muntadhar.web.id/amal-jariyah/