Akhir semester. Alhamdulillah. Lega tak terkira, apalagi beberapa target berhasil diraih kali ini. Walaupun nilai akhir mahasiwa belum selesai direkap, rasanya 90% beban kerja sudah terangkat. Gitulah kalau kerja dianggap beban, tak kerja pun jadi beban ya kan 😁
Semester ini bisa dikatakan energi habis untuk bimbingan penelitian. Rasanya tak habis-habis bahan yang harus diperiksa satu persatu, konsul berjam-jam berhari-hari setiap ada progress. Lelah, iya. Tapi lelahnya terbayar ketika melihat si mahasiswa antusias ngerjain tugas, sial bertanya, siap dikritik tapi siaga untuk menjawab kritikan ketika yang dikritik dianggap melenceng dari kaidah sebenarnya.
Satu yang paling berkesan dari bimbingan penelitian ini, seolah adanya kesepakatan tak tertulis bahwa kedua pihak - mahasiswa dan pengajar - , keduanya belajar menjadi pendengar yang baik bagi yang lainnya.
Kampus itu layaknya taman bacaan, yang di dalamnya terdapat banyak sekali buku, novel, jurnal dll. Semua tulisan di sana terbagi dalam banyak "genre" tulisan. Ada yang menganggap buku A bagus, buku B kurang, atau menyukai buku C karena mengenal pengarangnya , atau malah karena kenal dan terlalu kenal dengan kelakuannya malah tidak suka dengan buku D. Di kelas pun sama saja. Semuanya unik dengan kepribadian masing-masing, punya kemampuan menerima materi yang berbeda, begitu juga kemampuan berkomunikasi dengan sesama. Maka ketika di awal semester lalu saya dipertemukan dengan 7 mahasiswa/i yang diakhir semester datang membawakan jurnal penelitian masing-masing, saya bersyukur sekali.
A good listener
Semua orang bisa menjadi pendengar yang baik, kalau mereka mau bersabar, bertahan dengan segala ocehan si lawan bicara misalnya, atau ketika ia memang memilih untuk menjadi pendengar.
Familiar dengan scene dimana dosen pembimbing "ngamuk" melihat kerjaan mahasiswanya? Saya hampir terjerumus ke kondisi seperti itu. Dari pertemuan pertama, semuanya sudah terlihat santun, mendengarkan dengan seksama, lalu ketika waktunya tiba untuk menjawab, satu persatu mengutarakan isi hati. Ketika si A tidak bisa menjelaskannya topik penelitiannya, si dosen mulai "panas", si B melirik sekilas ke paper yang sedang dipegang si A, lalu mencoba menjelaskannya dengan bahasa yang lebih sederhana.
Dari mereka, Saya belajar menjadi pendengar yang baik. Dari mendengar, kemudian belajar, banyak sekali.Mereka mendengarkan apapun yang temannya bahas dengan seksama, walaupun bukan dari bidang yang mereka kuasai, walaupun dengan cara penyampaian yang masih acak kadut karena grogi. Kalau Saya jadi mereka, mungkin sudah dari kapan tau sibuk Google ini itu di hp, menyibukkan diri, daripada mendengarkan sesuatu yang bahkan si empunya paper tak bisa menjelaskan.
"Curhatan" tengah malam pun kadang tak bisa dielakkan, ketika ada temuan-temuan baru yang sayang jika harus menunggu besok untuk dibahas. Jadilah, sambil menikmati pertandingan piala dunia, terselip bahasan ilmiah yang sebenarnya tak bisa dipahami lagi setelah pulang kantor. Atau ketika sedang ngopi santai dengan kolega, lalu satu dua dari mereka datang cuma untuk sekedar menanyakan hal sederhana, atau cuma duduk bersama, mendengarkan siapapun yang sedang berbicara (sharing), sesekali menimpali dengan pendapat pribadi.
Hingga penghujung semester, kalau mereka kerap minta maaf mengganggu saya dengan jadwal konsul dan "curhatan" mereka, rasanya tak terkira ketika mereka berterima kasih sudah membimbing. Walaupun sebenarnya kebalik, yang sini yang belajar banyak dari mereka.
Aku suka mendengarkan. Aku belajar hal-hal besar dengan mendengarkan dengan seksama.” – Ernest HemingwayIntinya sebenarnya pengen bilang, belajarlah mendengarkan ketika mahasiswa berbicara, bercerita, ketika mereka mengutarakan pendapat yang mungkin bersinggungan dengan yang kita pahami. Terkadang, seringnya, mereka perlu didengarkan. Bahkan dari mereka, banyak sekali ilmu yang bisa "dicuri".
Terima kasih kalian semua, sudah mewarnai semester ini :)
Posted from my blog with SteemPress : http://www.rahmanovic27.com/2018/07/21/a-good-listener/
Good job Ms,,
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Seringnya susah jadi good listener... Butuh kesabaran ekstra, apalagi kalo udah curhat soal pacar...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Yihuyyy, dosen terkece and fansnya para student😎
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Makin cinta sama Bu Dos 😍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit